Inilah  alasan penting mengapa nilai-nilai spiritualitas perlu dilibatkan dalam kriteria merekrut calon pekerja baru. Organisasi yang sehat tanpa kecurangan, produktif, dan harmonis hanya akan tercipta apabila orang-orang yang terlibat didalamnya memahami nilai-nilai mulia ini.Â
Barangkali yang menjadi tantangan selanjutnya adalah terkait metode atau tools apa yang dipakai untuk mengukur aspek ini sehingga lebih mudah diimplementasikan dalam praktik. Bukan sebatas teori diatas kertas saja. Mengingat sebenarnya nilai manfaat dari spiritualitas sangatlah luar biasa dan layak apabila hal itu menjadi bagian yang harus dimiliki oleh pa
ra pencari kerja. Sehingga bukan semata tentang keterampilan teknis atau kemampuan psikologis yang diperhatikan, aspek spiritual juga menjadi bagian yang tidak kalah pentingnya.
Lalu darimana memulainya? Seharusnya hal itu dimulai dari lembaga pendidikan yang menjadi kawah candradimuka bagi para calon pekerja baru itu.Â
Mereka tidak cukup digembleng untuk urusan teknis dan psikis, atau diajari berorganisasi dan komunikasi tidaklah cukup sementara nilai-nilai mulia spiritual terabaikan.Â
Mengingat pengajaran spiritualitas terkesan masih menjadi sesuatu yang terpisah dengan kegiatan sehari-hari, bisa jadi darisanalah start awalnya.Â
Semua harus dipadukan  dan diterjemahkan dalam kontkes yang lebih luas. Segala aktivitas ritual kita sebenarnya memiliki sisi training yang apabila diresapi prosesnya niscaya akan memberikan pengaruh besar terhadap perubahan perilaku orang-orangnya.Â
Oleh karena itu setiap orang yang beragama diajarkan untuk khusyuk dalam beribadah. Bukan semata agar ibadahnya diterima, tetapi juga agar memberikan manfaat dengan meresapnya nilai-nilai pengajaran spiritual itu tadi ke dalam relung hati terdalam.
Salam hangat,
Agil S Habib
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H