Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Planmaker99, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

30 Hari Mencari Kerja

4 November 2020   10:34 Diperbarui: 4 November 2020   16:31 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Para Pencari Kerja | Sumber gambar : tribunnews.com/ careerlink.com

Terkadang kita begitu terpaku untuk bekerja di perusahaan yang namanya familiar di telinga. Sebuah perusahaan yang mungkin produk-produknya sering muncul di televisi atau media sehingga ketika ditanya sanak saudara untuk menjawabnya lebih mudah dicerna dan  tidak memicu pertanyaan, "Perusahaan apa itu?"

Ketika seseorang ditanya bekerja dimana dan menjawab bekerja di Toyota misalnya, maka mereka yang diberi tahu akan langsung paham dan terarah pikirannya pada produk-produk mobil Toyota seperti Avanza, Alphard, dan sebagainya. Rasanya juga akan lebih memuaskan kala bersua teman saat reuni.

Ketika ada yang menanyakan lebih jauh dan awam sekali dengan pekerjaan yang kita miliki sepertinya hal itu terkesan sebagai sebuah "kegagalan kecil" yang ingin kita sembunyikan. Berbeda halnya dengan mereka yang bekerja di tempat yang lebih punya nama.

Di satu sisi memiliki keinginan untuk bisa bekerja di perusahaan ternama merupakan sebuah ambisi yang baik. Itu artinya ada visi besar yang ingin diraih.

Meskipun begitu hal ini juga menghadirkan sisi lain yang "menjebak" seseorang sehingga terus-menerus menunggu dan mencari pekerjaan hingga memperoleh yang sesuai selera.

Akibatnya pekerjaan pun baru didapat berbulan-bulan kemudian. Apabila ingin mendapatkan pekerjaan dalam waktu yang lebih cepat maka opsinya adalah dengan menyingkirkan gengsi terhadap nama-nama perusahaan yang ingin dimasuki dan bersikap lebih terbuka terhadap tempat kerja lain meskipun popularitasnya tidak terlalu beken.

Tapi yang mesti dipahami bahwa hal ini bukanlah merupakan upaya "jual murah" terhadap prospek karir kita dimasa depan.

2. Pasang Tarif Standar

Hampir setiap orang berharap mendapatkan gaji atau penghasilan yang tinggi di tempat kerjanya. Bahkan sejak memulai kerja untuk pertama kali.

Sebenarnya hal ini sah-sah saja dilakukan selama kita meyakini betul dan bisa membuktikan bahwa ada value berharga yang bisa didedikasikan untuk tempat kerja kita nanti.

Pada dasarnya mematok besaran gaji itu tidaklah sembarangan dilakukan. Kita harus mampu mengukur nilai kebutuhan kita dan juga nilai kelayakan diri kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun