Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Planmaker & Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Kiat Atasi Rasa Canggung sebagai "Newbie" di Tempat Kerja Baru

3 Oktober 2020   10:53 Diperbarui: 3 Oktober 2020   12:00 910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi membaur dengan rekan kerja baru | Sumber gambar: www.linovhr.com

"Kecanggungan berada ditempat baru adalah hal biasa. Tugas kita adalah mencoba untuk membaur dengan lingkungan baru tersebut dan menjalin relasi yang baik melalui beragam cara. Jalan mundur bukanlah pilihan para 'newbie' ketika sudah memutuskan langkah."

Pernah gak sih di antara kita merasakan pengalaman menapakkan kaki pertama kali di lingkungan yang benar-benar baru sebagai seorang "newbie" atau pendatang baru dan merasa terasing karenanya? 

Terlebih di suatu tempat kerja yang baru di mana yang dikenal mungkin hanyalah orang HRD atau user yang pernah mewawancarai kita saja. Sedangkan selebihnya adalah orang-orang baru yang wajahnya belum familiar untuk dikenali.

Canggung, kikuk, sungkan, dan segan adalah sesuatu yang lumrah terjadi bagi orang baru di lingkungan yang baru. Terkadang hal itu justru menekan keberadaan pribadi kita yang sesungguhnya. Yang biasa ceria dan "heboh" akan terlihat seperti pemalu, yang biasanya percaya diri dan berani mungkin akan tampak penuh keraguan bahkan terkesan penakut. Sebagai upaya adaptasi dan mengenal lingkungan baru hal-hal semacam itu cukup bisa dimaklumi.

Setiap orang butuh waktu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya serta menghindari penilaian diluar batas dari orang lain. Namun bagi sebagian orang berada dalam situasi semacam itu tidak cukup memberikan rasa nyaman. 

Mereka berharap bisa secepat mungkin membaur, menghilangkan rasa canggung, dan kembali bisa bersosialisasi seperti di tempat-tempat lain yang sudah familiar dengannya.

Dalam beberapa kesempatan terutama ketika pertama kali memasuki lingkungan tempat kerja baru situasi semacam ini pernah saya alami. Menyambung pembicaraan hanya pada beberapa orang tertentu saja. 

Sekadar "say hello" pada setiap orang yang dijumpai sebagai bentuk penghormatan mungkin sudah biasa. Namun untuk membicarakan banyak hal dengan mereka sepertinya tidak akan langsung "in". 

Untuk menghilangkan kesan kikuk dan canggung tersebut sehingga mempercepat upaya kita dalam beradaptasi dengan lingkungan baru barangkali beberapa hal berikut bisa kita lakukan.

Mengenalkan Diri Kita dengan Rendah Hati kepada Orang Lain
Mengenalkan diri kepada orang lain merupakan tahap pertama untuk membuka suatu hubungan. Dalam hal pekerjaan hal ini penting untuk dilakukan agar orang lain mengetahui di mana posisi kita. Namun yang perlu diingat bahwa setiap berada di lingkungan baru kita akan benar-benar awam dengan karakter atau kepribadian orang-orang yang ada di sana.

Kita tidak bisa serta merta mengenalkan diri sebagai pribadi yang unggul dalam bidang ini dan itu. Justru lebih baik semua "label" pangkat, prestasi, latar belakang, atau apapun yang berpotensi menciptakan kesan angkuh di mata orang lain harus diminimalkan. Lebih baik kita mengenalkan diri sebagai "orang biasa" yang sekarang berada di tempat baru dan ingin bekerja sama dengan semua orang yang ada disana dengan baik.

Melakukan Obrolan atau Diskusi tidak Sebatas Pekerjaan Saja tapi Juga tidak Terlalu Pribadi
Jangan pernah segan untuk memulai pembicaraan. Sekadar obrolan ringan atau pertanyaan "awalan" tentang situasi kerja yang ada disana barangkali sudah cukup untuk dibahas. Harapannya adalah ada sebuah pembicaraan yang mungkin bisa menjadi celah koneksi lanjutan dalam proses adaptasi selanjutnya. 

Misalnya melalui suatu obrolah ringan kita menjadi tahu hobi orang lain yang ternyata sama dengan kita sehingga jikalau ada kesempatan bisa bersama-sama melakukan hobi itu. Karena biasanya keterikatan emosi seseorang itu terjadi justru karena aspek lain di luar pekerjaan seperti kegiatan olah raga, musik, nongkrong, dan lain sebagainya.

Mencari Sosok "Jembatan Penghubung" Komunikasi dengan Orang-orang Baru
Ketika ada seseorang yang berkenan untuk menjadi fasilitator kita dalam mengenal lingkungan baru  maka itulah kesempatan besar bagi kita untuk semakin memperluas koneksi ke rekan-rekan yang lain. 

Dalam hal ini di suatu tempat kerja baru biasanya kita orang baru akan diajak untuk berkeliling dan mengenal orang-orang yang berperan dalam setiap fungsi tugasnya masing-masing. Tujuannya adalah agar kita masuk lebih dalam di lingkungan baru tersebut sehingga membuat kita lebih cepat dalam beradaptasi.

Sosok penghubung ini tidaklah selalu satu orang saja. Untuk konteks tempat kerja yang memiliki beberapa unit divisi biasanya akan memiliki sekelompok orang tertentu. 

Dari suatu kelompok yang ada itulah kemungkinan akan ada satu pribadi yang cukup "klik" dengan diri kita. Mereka inilah yang perlu kita kenal dengan lebih baik sehingga menjadi fasilitator yang baik pula dalam upaya kita mengenal lingkungan kerja baru tersebut.

Menjadi Pendengar yang Baik bagi Orang-orang di Sekitar
Umumnya orang-orang lama tidak menyukai pendatang baru yang banyak tingkah, gaya, dan suka berlagak bak kesatria  paling cakap dan pintar. Sebagai orang baru yang mungkin tidak memiliki cukup amunisi untuk diperbincangkan maka opsinya adalah dengan menjadi pendengar yang baik.

Sesekali menimpali untuk menunjukkan bahwa kita pun antusias mendengarkan kata-kata orang tersebut. Keterampilan untuk mendengarkan cukup berperan di sini. 

Bukan pura-pura menjadi pendengar yang baik, akan tetapi memang kita ingin mengapresiasi setiap perkataan yang orang lain sampaikan kepada kita atau melalui kita. Tidak sedikit orang-orang lama yang suka berkeluh kesah atas kondisinya terhadap orang-orang baru. 

Entah niatnya karena ingin curhat atau karena hal lain seharusnya itu tidak menjadi masalah. kita tidak perlu mempermasalahkan maksud orang lain bercerita ke kita. Kita hanya perlu mendengarkannya saja.

Hindari Berkoar Tentang Tempat Terdahulu sebagai Pembanding
Beberapa orang suka sekali membanding-bandingkan kondisinya yang sekarang dengan yang dahulu. Termasuk bagi seorang pekerja yang berpindah ke tempat baru tidak jarang masih menceritakan sisi keunggulan tempat kerjanya yang lama dan membandingkannya dengan tempatnya yang saat ini. Biasanya hal itu dilakukan kala ada obrolan atau diskusi dengan orang lain yang membahas perihal situasi kerja.

Hanya saja kita mungkin kelepasan untuk mengontrol setiap kata sehingga terlontar pernyataan yang mengesankan bahwa tempat kerja kita yang dulu adalah lebih baik. Padahal sikap semacam itu bisa menjadi bumerang tersendiri bagi kita terutama dalam menciptakan kesan penilaian yang kurang baik dari orang lain. Apalagi mengingat status kita sebagai orang baru yang semestinya berusaha untuk mengenal dan mencintai tempat yang baru dan move on dari situasi yang lama. Bukan sebaliknya.

Kemampuan beradaptasi dengan lingkungan yang baru merupakan salah satu kemampuan penting yang diperlukan agar seseorang bisa mengakeselerasi performa kerjanya. Terkadang hambatan kerja seseorang itu muncul bukan dari aspek teknis semata, melainkan juga dari aspek non teknis. 

Ketika kita sudah merasa nyaman dengan lingkungan yang baru maka efek positifnya akan menular pada cara kita menjalani pekerjaan didalamnya. Dan untuk memulai semuanya terlebih dahulu kita harus melepaskan setiap kecanggunggan dan kekikukan yang kita alami.

Salam hangat,

Agil S Habib

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun