Kita tidak bisa serta merta mengenalkan diri sebagai pribadi yang unggul dalam bidang ini dan itu. Justru lebih baik semua "label" pangkat, prestasi, latar belakang, atau apapun yang berpotensi menciptakan kesan angkuh di mata orang lain harus diminimalkan. Lebih baik kita mengenalkan diri sebagai "orang biasa" yang sekarang berada di tempat baru dan ingin bekerja sama dengan semua orang yang ada disana dengan baik.
Melakukan Obrolan atau Diskusi tidak Sebatas Pekerjaan Saja tapi Juga tidak Terlalu Pribadi
Jangan pernah segan untuk memulai pembicaraan. Sekadar obrolan ringan atau pertanyaan "awalan" tentang situasi kerja yang ada disana barangkali sudah cukup untuk dibahas. Harapannya adalah ada sebuah pembicaraan yang mungkin bisa menjadi celah koneksi lanjutan dalam proses adaptasi selanjutnya.Â
Misalnya melalui suatu obrolah ringan kita menjadi tahu hobi orang lain yang ternyata sama dengan kita sehingga jikalau ada kesempatan bisa bersama-sama melakukan hobi itu. Karena biasanya keterikatan emosi seseorang itu terjadi justru karena aspek lain di luar pekerjaan seperti kegiatan olah raga, musik, nongkrong, dan lain sebagainya.
Mencari Sosok "Jembatan Penghubung" Komunikasi dengan Orang-orang Baru
Ketika ada seseorang yang berkenan untuk menjadi fasilitator kita dalam mengenal lingkungan baru  maka itulah kesempatan besar bagi kita untuk semakin memperluas koneksi ke rekan-rekan yang lain.Â
Dalam hal ini di suatu tempat kerja baru biasanya kita orang baru akan diajak untuk berkeliling dan mengenal orang-orang yang berperan dalam setiap fungsi tugasnya masing-masing. Tujuannya adalah agar kita masuk lebih dalam di lingkungan baru tersebut sehingga membuat kita lebih cepat dalam beradaptasi.
Sosok penghubung ini tidaklah selalu satu orang saja. Untuk konteks tempat kerja yang memiliki beberapa unit divisi biasanya akan memiliki sekelompok orang tertentu.Â
Dari suatu kelompok yang ada itulah kemungkinan akan ada satu pribadi yang cukup "klik" dengan diri kita. Mereka inilah yang perlu kita kenal dengan lebih baik sehingga menjadi fasilitator yang baik pula dalam upaya kita mengenal lingkungan kerja baru tersebut.
Menjadi Pendengar yang Baik bagi Orang-orang di Sekitar
Umumnya orang-orang lama tidak menyukai pendatang baru yang banyak tingkah, gaya, dan suka berlagak bak kesatria  paling cakap dan pintar. Sebagai orang baru yang mungkin tidak memiliki cukup amunisi untuk diperbincangkan maka opsinya adalah dengan menjadi pendengar yang baik.
Sesekali menimpali untuk menunjukkan bahwa kita pun antusias mendengarkan kata-kata orang tersebut. Keterampilan untuk mendengarkan cukup berperan di sini.Â
Bukan pura-pura menjadi pendengar yang baik, akan tetapi memang kita ingin mengapresiasi setiap perkataan yang orang lain sampaikan kepada kita atau melalui kita. Tidak sedikit orang-orang lama yang suka berkeluh kesah atas kondisinya terhadap orang-orang baru.Â
Entah niatnya karena ingin curhat atau karena hal lain seharusnya itu tidak menjadi masalah. kita tidak perlu mempermasalahkan maksud orang lain bercerita ke kita. Kita hanya perlu mendengarkannya saja.