Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Salahkah Meyakini Covid-19 Sebagai Bagian dari Konspirasi?

24 September 2020   13:51 Diperbarui: 24 September 2020   13:54 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
COVID-19 adalah Kebohongan? | Sumber gambar : kompas.com

Keyakinan terhadap isu adanya konspirasi terkait terjadinya pandemi COVID-19 dipercaya menjadi salah satu sebab tingginya angka pelanggaran disiplin terhadap protokol kesehatan. 

Membandelnya sebagian masyarakat yang masih enggan mengenakan masker, berkerumun dengan banyak orang, serta menganggap remeh ancaman bahaya COVID-19 bisa jadi imbas dari kepercayaan bahwa pandemi ini merupakan bagian dari rekayasa sekelompok orang tertentu. 

Sesuatu yang kemudian harus dibayar mahal dengan terus bertambahnya angka penularan dan membuat bangsa ini terus berkecamuk dengan masalah yang justru terus meluas ke berbagai aspek kehidupan lainnya. 

Kesehatan tidak lagi menjadi satu-satunya hal yang terkena imbas dari pandemi COVID-19, melainkan juga ekonomi, sosial budaya, bahkan hingga politik turut merasakannya. Seruan untuk melawan COVID-19 secara bersama-sama seperti mendapat perlawanan dari dalam seiring tidak patuhnya semua orang untuk mengikuti anjuran atas perlindungan terhadap dirinya sendiri.

Bagaimanapun situasi semacam ini tidak akan terus berlanjut di waktu-waktu mendatang apabila pangkal masalahnya belum tuntas. Sebagian orang cenderung meyakini bahwa konspirasi turut berperan dalam menciptakan pandemi ini sehingga mereka merasa perlu melakukan perlawanan terhadap hal itu. 

Sayangnya upaya perlawanan tersebut justru dilakukan dengan cara yang tidak tepat yaitu melalui penentangan terhadap protokol kesehatan atau mengabaikan hal-hal yang menjadi sebab musebab penularan. Untuk itu penting kiranya untuk meluruskan situasi dan pemahaman yang ada itu sehingga publik menyadari bahwa meyakini keberadaan konspirasi bukan berarti mengabaikan protokol kesehatan yang semestinya ditaati.

Mengenai pemahaman tentang konspirasi COVID-19 sendiri, sebetulnya kita perlu memperjelas terkait tudingan mengapa hal itu membuat mereka mengabaikan protokol kesehatan. Salah satunya mungkin mereka beranggapan bahwa COVID-19 itu sebenarnya tidak ada atau sesuatu yang dibuat-buat keberadaannya. 

Hal itu hanyalah sebuah permainan media yang merekayasa informasi sehingga menciptakan kepanikan masal. Bagi orang-orang yang meyakini hal ini maka mengabaikan protokol kesehatan adalah sebuah tindakan perlawanan untuk membuat media yang dituding sebagai biang kerok konspirasi itu menjadi kecele dan tidak lagi menebar propaganda serupa. 

Namun sayangnya keyakinan seperti ini terbukti salah. Justru banyak orang yang terinfeksi COVID-19 setelah dirinya memiliki keyakinan semacam ini hingga kemudian memberanikan diri menempuh langkah nekad abai terhadap perlindungan dirinya.

Keyakinan terhadap keberadaan konspirasi yang bermain dibalik pandemi ini mungkin tidak sepenuhnya salah juga. Dalam artian bahwa bukan COVID-19 yang konspirasi, melainkan asal muasal kemunculan COVID-19 sendiri itulah yang berpotensi sebagai suatu konspirasi. Karena sejauh ini belum bisa dibuktikan secara pasti dari mana sebenarnya virus ini berasal. 

Ada yang menyebutnya dari hewan kelelawar, trenggiling, bahkan ada yang mengatakan bahwa itu merupakan hasil rekayasa laboratorium di suatu tempat tertentu. Salah seorang dokter yang melarikan diri dari China mengatakan situasi tersebut. Sehingga tidak mengherankan jika ada tudingan konspirasi dibalik kemunculan COVID-19 tersebut.

Apabila pemahamannya adalah konspirasi terjadi pada sisi sebab musebab kemunculan COVID-19 maka hal itu seharusnya tidak menjadi alasan bagi seseorang untuk melanggar protokol kesehatan. Karena COVID-19 tetap ada biarpun kita meyakini penyebabnya sebagai sebuah konspirasi atau tidak. Mungkin kita tertarik untuk mencari tahu lebih jauh perihal konspirasi keberadaan COVID-19 itu. Tidak masalah. Hanya saja dengan tetap berlaku disiplin terhadap protokol kesehatan. Toh tidak ada ruginya untuk tetap menerapkan social distancing dalam kehidupan kita.

Salam hangat,
Agil S Habib

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun