Ketika pesona artis tersebut tidak terlalu mencolok dalam dunia peran atau panggung musik dan sejenisnya, justru hal itu membuatnya "populer" dalam artis penjajah prostitusi. Begitu juga sebaliknya.Â
Meskipun hal ini tidak serta merta bisa dipukul rata, akan tetapi setidaknya publik melihat bahwa para artis yang menjajakan "nafsu sesaat" itu cenderung mereka yang tidak memiliki sepak terjang karir cemerlang. Minimal pada periode ketika sang artis masuk dalam lingkaran setan prositutsi.Â
Hanya saja prostitusi artis itu sendiri tidak menutup kemungkinan menjadi jalan pintas lain untuk menaikkan pamornya ke hadapan publik. Terkenal lewat sensasi dan mengeksploitasi rasa penasaran publik terhadap dirinya.
Sensasi itu diharapkan mampu mengangkat popularitasnya yang sebelumnya tidak begitu baik di mata publik. Jalan pintas itu diharapkan mampu membuat publik penasaran sehingga menyedot atensi beberapa pihak agar berkenan mempergunakan jasanya. Dan ini sekali lagi menjadi bukti bahwa mereka tidak meniti karir profesinya berdasarkan kualitas yang terkait langsung dengannya.Â
Andaikan mereka terus mengasah keterampilannya baik itu sebagai pemain film, penyanyi, ataupun beberapa profesi keartisan sejenis lainnya maka bukan tidak mungkin pencapaian karir mereka sedikit demi sedikit akan terangkat.Â
Seharusnya mereka bisa belajar dari para senior artis terdahulu yang harus jatuh bangun untuk meniti karirnya. Mereka bahkan rela tinggal di rumah kontrakan dan maka ala kadarnya demi tetap bisa bertahan dalam kerasnya dunia yang mereka arungi.Â
Sayangnya, tidak sedikit dari artis masa kini yang cenderung ingin meraih hasil instan dari usahanya. Maunya langsung bergaya hidup mewah padahal baru seumur jagung terjun dalam profesi keartisan. Lebih-lebih tidak sedikit juga yang gaya hidupnya melebihi kemampuan finansial yang mereka miliki.Â
Tak ayal hal ini menjadi pendorong mereka untuk menempuh jalan lain guna tetap menunjang gaya hidup yang seperti itu. Pada akhirnya, fokus mereka berkurang dan cenderung hilang dalam menjalani profesi utamanya. Tidak mengherankan apabila kemudian mereka hanya sekadar menjadi artis penebar sensasi tanpa adanya kualitas yang mumpuni.
Salam hangat,
Agil S HabibÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H