Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Artis "Nyambi" Jasa Prostitusi dan Kualitas Karier Profesi yang Dipertanyakan

14 Juli 2020   07:08 Diperbarui: 14 Juli 2020   07:18 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika pesona artis tersebut tidak terlalu mencolok dalam dunia peran atau panggung musik dan sejenisnya, justru hal itu membuatnya "populer" dalam artis penjajah prostitusi. Begitu juga sebaliknya. 

Meskipun hal ini tidak serta merta bisa dipukul rata, akan tetapi setidaknya publik melihat bahwa para artis yang menjajakan "nafsu sesaat" itu cenderung mereka yang tidak memiliki sepak terjang karir cemerlang. Minimal pada periode ketika sang artis masuk dalam lingkaran setan prositutsi. 

Hanya saja prostitusi artis itu sendiri tidak menutup kemungkinan menjadi jalan pintas lain untuk menaikkan pamornya ke hadapan publik. Terkenal lewat sensasi dan mengeksploitasi rasa penasaran publik terhadap dirinya.

Sensasi itu diharapkan mampu mengangkat popularitasnya yang sebelumnya tidak begitu baik di mata publik. Jalan pintas itu diharapkan mampu membuat publik penasaran sehingga menyedot atensi beberapa pihak agar berkenan mempergunakan jasanya. Dan ini sekali lagi menjadi bukti bahwa mereka tidak meniti karir profesinya berdasarkan kualitas yang terkait langsung dengannya. 

Andaikan mereka terus mengasah keterampilannya baik itu sebagai pemain film, penyanyi, ataupun beberapa profesi keartisan sejenis lainnya maka bukan tidak mungkin pencapaian karir mereka sedikit demi sedikit akan terangkat. 

Seharusnya mereka bisa belajar dari para senior artis terdahulu yang harus jatuh bangun untuk meniti karirnya. Mereka bahkan rela tinggal di rumah kontrakan dan maka ala kadarnya demi tetap bisa bertahan dalam kerasnya dunia yang mereka arungi. 

Sayangnya, tidak sedikit dari artis masa kini yang cenderung ingin meraih hasil instan dari usahanya. Maunya langsung bergaya hidup mewah padahal baru seumur jagung terjun dalam profesi keartisan. Lebih-lebih tidak sedikit juga yang gaya hidupnya melebihi kemampuan finansial yang mereka miliki. 

Tak ayal hal ini menjadi pendorong mereka untuk menempuh jalan lain guna tetap menunjang gaya hidup yang seperti itu. Pada akhirnya, fokus mereka berkurang dan cenderung hilang dalam menjalani profesi utamanya. Tidak mengherankan apabila kemudian mereka hanya sekadar menjadi artis penebar sensasi tanpa adanya kualitas yang mumpuni.

Salam hangat,

Agil S Habib 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun