Kembali seorang artis terlibat dalam jaringan bisnis prostitusi pasca tertangkapnya seorang berinisial HH tengah berkencan dengan pelanggan di sebuah hotel berbintang.Â
HH ditengarai merupakan salah seorang artis pemain FTV yang cukup terkenal. HH terhubung dengan pelanggannya setelah dipertemukan oleh mucikari yang mengaku mengenal banyak artis.Â
Kasus ini sepertinya mengulang kembali peristiwa beberapa waktu lalu ketika beberapa nama artis tertangkap basah tengah melakukan transaksi prostitusi. Masih segar dalam ingatan ketika Vanesha Angel membuat heboh publik dengan kasus yang menjeratnya waktu itu. Kini HH "mengikuti" jalan serupa.
Seorang artis yang diidentikkan dengan kemewahan dalam hidupnya ternyata masih memiliki pekerjaan "sampingan" sebagai penjajah prostitusi. Mereka "nyambi" pekerjaan haram tersebut dengan tarif yang cukup wah dan menyasar kalangan lelaki hidung belang berkantong tebal.Â
Apakah profesi utama mereka sebagai seorang artis tidak mampu mencukupi kebutuhan hidup mereka? Apakah profesi sebagai artis sekadar sebagai "batu loncatan" untuk menaikkan harga dalam dunia hitam prostitusi?Â
Tapi satu hal yang sangat diragukan dari para artis yang memiliki pekerjaan sampingan semacam ini adalah tentang kualitas karir dari sang artis itu sendiri.Â
Apabila ia seorang seorang artis dalam seni peran, kemungkinan kualitas aktingnya biasa-biasa saja. Sekadar bermodal tampang tapi minim kualitas dalam memainkan sebuah peran. Jikalau ia seorang penyanyi, maka karir menyanyinya sebatas mengisi acara "pinggiran" dan kurang mendapatkan respon antusias dari publik untuk menghargai karya-karyanya.Â
Bisa jadi mereka hanya menjual sensasi di luar "habitat asli" sebagai artis. Karena semestinya yang paling dibicarakan dari artis adalah tentang sepak terjangnya menjalani karir. Tentang bagaimana mereka menciptakan karya-karya hebat dalam karir profesinya. Bukan malah sesuatu diluar itu.
Bukankah kebanyakan artis papan atas cenderung sering melahirkan kontroversi? Sepertinya memang begitu. Namun mereka membarenginya dengan hasil karya yang hebat dan dicintai para penggemarnya. Sehingga tidak terlalu timpang antara kualitas pencapaian dalam karir dengan kontroversi yang mereka lahirkan. Terlepas kontroversi tersebut mereka sengaja atau tidak.Â
Sedangkan di sisi lain para artis yang terlibat dalam dunia prostitusi ini jarang sekali terdengar namanya dalam belantika dunia artis tanah air. Apakah mereka sosok-sosok yang sering menjadi pemeran utama dalam sebuah film, atau telah melahirkan album-album dengan angka penjualan fantastis. Jangan-jangan sebagian dari mereka sekadar menjadi artis figuran yang sesekali saja muncul ke hadapan publik.
Seperinya ada korelasi kuat antara artis pelaku prostitusi dengan perjalanan karir "sejati" mereka sebagai artis. Sayangnya korelasi itu menunjukkan hal yang berkebalikan.Â
Ketika pesona artis tersebut tidak terlalu mencolok dalam dunia peran atau panggung musik dan sejenisnya, justru hal itu membuatnya "populer" dalam artis penjajah prostitusi. Begitu juga sebaliknya.Â
Meskipun hal ini tidak serta merta bisa dipukul rata, akan tetapi setidaknya publik melihat bahwa para artis yang menjajakan "nafsu sesaat" itu cenderung mereka yang tidak memiliki sepak terjang karir cemerlang. Minimal pada periode ketika sang artis masuk dalam lingkaran setan prositutsi.Â
Hanya saja prostitusi artis itu sendiri tidak menutup kemungkinan menjadi jalan pintas lain untuk menaikkan pamornya ke hadapan publik. Terkenal lewat sensasi dan mengeksploitasi rasa penasaran publik terhadap dirinya.
Sensasi itu diharapkan mampu mengangkat popularitasnya yang sebelumnya tidak begitu baik di mata publik. Jalan pintas itu diharapkan mampu membuat publik penasaran sehingga menyedot atensi beberapa pihak agar berkenan mempergunakan jasanya. Dan ini sekali lagi menjadi bukti bahwa mereka tidak meniti karir profesinya berdasarkan kualitas yang terkait langsung dengannya.Â
Andaikan mereka terus mengasah keterampilannya baik itu sebagai pemain film, penyanyi, ataupun beberapa profesi keartisan sejenis lainnya maka bukan tidak mungkin pencapaian karir mereka sedikit demi sedikit akan terangkat.Â
Seharusnya mereka bisa belajar dari para senior artis terdahulu yang harus jatuh bangun untuk meniti karirnya. Mereka bahkan rela tinggal di rumah kontrakan dan maka ala kadarnya demi tetap bisa bertahan dalam kerasnya dunia yang mereka arungi.Â
Sayangnya, tidak sedikit dari artis masa kini yang cenderung ingin meraih hasil instan dari usahanya. Maunya langsung bergaya hidup mewah padahal baru seumur jagung terjun dalam profesi keartisan. Lebih-lebih tidak sedikit juga yang gaya hidupnya melebihi kemampuan finansial yang mereka miliki.Â
Tak ayal hal ini menjadi pendorong mereka untuk menempuh jalan lain guna tetap menunjang gaya hidup yang seperti itu. Pada akhirnya, fokus mereka berkurang dan cenderung hilang dalam menjalani profesi utamanya. Tidak mengherankan apabila kemudian mereka hanya sekadar menjadi artis penebar sensasi tanpa adanya kualitas yang mumpuni.
Salam hangat,
Agil S HabibÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H