Akan terasa aneh apabila mal dibuka tetapi masjid ditutup. Akan terasa aneh jikalau orang-orang dibebaskan menonton bioskop dan menikmati hibuarn di mal tapi dibatasi menunaikan aktivitas ibadah didalam masjid. Pemerintah boleh berdalih bahwa perekonomian penting untuk diprioritaskan, hanya saja mereka juga mesti memiliki kepekaan terhadap situasi sosial yang berkembang di masyarakat.Â
Apabila "new normal" siap diterapkan pada tempat seperti mal, maka hal itu juga harus diberlakukan juga pada aspek yang lain. Mengedepankan argumentasi "pilot project" juga kurang tepat apabila rumah ibadah dinomorduakan. Mengapa mal dulu yang dibuka? Mengapa bukan masjid atau rumah ibadah yang dibuka?
Salam hangat,
Agil S HabibÂ
Refferensi :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H