Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Planmaker99, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Secuek "American" atau Sepatuh "Vietnamese", Potret Penanganan Covid-19 di Negara "Eks" Perang Vietnam

28 April 2020   11:52 Diperbarui: 28 April 2020   11:53 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Disiplin Melawan Covid-19 | Sumber gambar : pikiranrakyat.com

Amerika Serikat (AS) sejauh ini masih menjadi negara dengan kasus terinfeksi COVID-19 tertinggi di dunia. Lebih dari 1 juta orang terinfeksi virus ini dengan lebih dari 50 ribu diantaranya meninggal dunia. 

Bisa dibilang AS merupakan negara yang paling merasakan dampak dari pandemi ini. Ekonomi begitu terpuruk dan angka penangguran melonjak demikian pesat. 

Tak ayal hal ini pun memaksa pemerintah AS untuk mengupayakan langkah pelonggaran kebijakan pembatasan kontak sosial yang beberapa waktu terakhir diberlakukan. Meskpun upaya ini sebenarnya masih memicu perdebatan mengingat kasus yang terjadi masih begitu tinggi.

AS memang "bermasalah" dengan kebijakan lockdown. Mereka sangat bergantung dengan keterbukaan dalam menjalankan roda perekonomiannya. 

Demikian juga para warganya, tidak terbiasa hidup terkungkung dan dibatasi. Biarpun berlaku kebijakan lockdown atau physical distancing, para "American" (orang-orang Amerika) justru terkesan acuh dan cuek terhadap kebijakan tersebut. Seperti yang baru-baru ini diberitakan, ribuan orang Amerika memadati pantai California untuk berjemur menikmati musim panas. 

Padahal sampai saat ini pandemi COVID-19 di AS masih belum menampakkan tanda-tanda bakal mereda. Seperti tidak ada ketakutan samasekali dalam diri mereka. 

Mungkin karena sehari-hari mereka terbiasa dengan kehidupan bebas ala Amerika sehingga hal itu membuat mereka acuh terhadap potensi bahaya yang ditimbulkan dari aktivitas berkumpul di pantai itu.

Situasi bertolak belakang dengan AS justru terjadi di Vietnam. Negara "bekas musuh" AS selama periode perang beberapa puluh tahun lalu itu justru menjadi salah satu negara yang berhasil meredam pandemi COVID-19 di negaranya. 

Sejauh ini "hanya" ada 268 kasus terinfeksi COVID-19 dengan 224 pasien dinyatakan sembuh dan 44 orang saja yang masih dirawat. Angka kematian? Nol. 

Keberhasilan Vietnam meredam amukan COVID-19 tidak bisa dilepaskan dari peran warganya. Para "Vietnamese" (bangsa Vietnam) yang begitu disiplin menaati peraturan jaga jarak sosial (social distancing).

Kita Indonesia

Jumlah korban terinfeksi COVID-19 di Indonesia per pagi ini (28/04) sudah mencapai 9.096 kasus terkonfirmasi. Berbeda jauh memang jumlahnya dengan kasus di AS dan juga Vietnam. 

Namun dalam hal ini kita akan berkiblat kemana terkait upaya mengakhiri pandemi ini. Apakah akan menyepelekan dan terkesan cuek seperti halnya warga AS, atau disiplin menjalani aturan sebagaimana yang dilakukan orang-orang Vietnam. 

Konsekuensi dari kedua sikap ini jelas. Yang pertama, jumlah korban mencapai jutaan dan puluhan ribu kematian. Sedangkan yang lain nihil angka kematian. Kedisiplinan membuat kita tetap hidup.

Hingga saat ini di Indonesia masih paling bermasalah dengan aspek kedisiplinan ini. Selama periode Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sudah cukup banyak pelanggar yang mendapatkan teguran. 

Mulai dari tidak memakai masker hingga aktivitas berkumpul dalam jumlah besar. Kalau boleh dibilang, ada beberapa hal yang melatarbelakangi hal ini terjadi misalnya kondisi sosial ekonomi dan juga budaya. 

Tidak bisa dipungkiri bahwa aspek ekonomi seringkali menjadi pemicu pelanggaran. "Menerobos" lintas batas wilayah PSBB karena tempat kerja berada disana, dan mau tidak mau harus dilakukan mengingat roda ekonomi harus tetap berjalan.

Namun selain alasan tersebut sebenarnya lebih banyak alasan yang "mirip" dengan yang terjadi di AS. Lebih cenderung cuek dan meremehkan. Hal-hal semacam inilah yang mesti diperhatikan. 

Bagaimana supaya setiap orang lebih peduli terhadap kesehatan dirinya dan juga orang lain. Apalagi COVID-19 sudah "berdomisili" di Indonesia sudah cukup lama. 

Apakah kita akan biarpan ia terus bersantai disini ataukah ingin segera kita usir? Eksekusinya tergantung sikap kita sebagai orang Indonesia. Menjadi cuek seperti "American" atau bersikap disiplin seperti "Vietnamese". Pilihannya ada di tangan kita.

Salam hangat,
Agil S Habib 

Refferensi: [1]; [2]; [3]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun