Zakat fitrah hendaknya bukan lagi senilah 2.5 kg beras, melainkan lebih besar dari itu. Mengapa? Agar lebih banyak yang terjangkau olehnya dan sama-sama bisa menikmati kegembiaraan Ramadan.Â
Ramadan adalah saat dimana si kaya dan si miskin tertawa bersama menyambut kehadiran bulan nan suci. Bagaimana mungkin si miskin bisa bergembira jikalau mereka masih dirisaukan oleh urusan ekonomi?Â
Disinilah mereka yang diberi kemampuan lebih secara ekonomi untuk mengulurkan tangannya kepada mereka yang kekurangan. Harapannya adalah semua ikut bersuka cita menyambut Ramadan yang hanya satu bulan ini.
Bukan lagi sekadar berhasil menuntaskan ibadah puasa sebulan penuh, atau menunaikan tarawih tanpa kurang satu hari pun, atau bisa mengkhatam Al-Qur'an, atau menjalankan Sholat Tahajud, akan tetapi Ibadah Ramadan kali ini harus meningkatkan kualitas kesabaran kita melewati masa-masa sulit terkait situasi ekonomi dan menguatkan ikatan persaudaraan serta rasa saling membantu di segala lapisan masyarakat.Â
Ukhwah Islamiyah kita benar-benar diasah, dan mungkin lebih rumit dari sebelumnya. Mengapa? Disatu sisi kita juga butuh untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan keluarga kita sendiri. Sedangkan disisi lain kita harus bisa memberikan bantuan kepada orang lain yang juga membutuhkannya.
COVID-19 memang telah membuat Ramadan kali ini terasa berbeda dengan segala imbas yang ditimbulkannya. Namun kita tidak boleh pupus harapan bahwa Ramadan kali ini akan berlalu begitu saja.Â
Justru Ramadan di tengah pandemi COVID-19 mengharuskan kita untuk memaknai Ramadan lebih dalam daripada sebelumnya. Jikalau selama ini harapan kita tentang Ramadan hanya sebatas pada ibadah yang sifatnya pribadi saja, maka kali ini kita harus berorientasi lebih jauh dengan melihat ibadah Ramadan dan kontribusinya terhadap perbaikan kualitas hidup umat seacara keseluruhan.Â
Dengan kata lain, ibadah puasa kita juga harus berekontribusi bagi orang lain. Ramadan adalah bulan pelatihan, dan inilah saatnya melatih kepedulian terhadap orang lain lebih dari biasanya.
COVID-19 mungkin sedang mengingatkan kita tentang pentingnya kepedulian terhadap sesama. Disaat ada saudara-saudara kita yang kehilangan senyuman akibat COVID-19, kita yang diberi kecukupan perlu mawas diri untuk memberikan sumbangsih yang kita mampu.Â
Dengan demikian harapan atas Ramadan kali ini adalah agar kita semua berkembang menjadi pribadi yang memiliki kepekaan sosial lebih tinggi dari sebelumnya. Ramadan kali ini akan menjadi titik balik bagi kita yang biasanya "berhura-hura" dalam menikmati sajian berbuka menjadi lebih "biasa".Â
Memilih berbagi ketimbang hanya menikmatinya seorang diri. Inilah Ramadan kita kali ini, Ramadan 2020 yang memang terasa berbeda. Tapi inilah Ramadan dengan kadar pelatihan tingkat lanjut yang membawa kita menjadi manusia berkualitas level selanjutnya.