Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Demi Kredibilitas, Belva (Mungkin) Harus Memutus Kemitraan Ruang Guru dan Kartu Prakerja

22 April 2020   14:50 Diperbarui: 22 April 2020   14:53 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adamas Belva Syah Devara (Ruang Guru) | Sumber gambar : www.indozone.id / Instagram Belva Devara

Adamas Belva Syah Devara (Belva Devara) memang sudah menyatakan mundur dari jabatannya sebagai Staf Khusus (stafsus) Presiden Bidang Teknologi, dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun sudah mengabulkan permohonan pengunduran diri itu. Namun, bukan berarti keputusan tersebut lantas mengakhiri semua persoalan. 

Belva Devara masih akan terus menyisakan polemik di hadapan publik jikalau perusahaan rintisan (startup) miliknya, Ruang Guru, masih terus menjalankan proyek dari pemerintah terkait program Kartu Prakerja. Sebuah proyek mewah di tengah pandemi COVID-19 yang menelan dana cukup fantastis, sekitar Rp 5.6 triliun. 

Seorang praktisi pendidikan, Indra Charismiadji, menyatakan Belva semestinya turut undur diri dari proyek pelatihan online program Kartu Prakerja. 

Bukan sebatas melepas jabatan sebagai stafsus. Apabila hanya melepas Rp 50 juta tapi tetap mengiyakan yang Rp 5.6 triliun, maka pengunduran diri tersebut  samasekali tidak memiliki nilai yang luar biasa.

Ruang Guru merupakan startup yang tengah menanjak belakangan ini. Terutama selama masa pandemi yang mendorong orang-orang untuk beraktivitas dari rumah. 

Profil pendirinya tak ayal turut terangkat karenanya. Terlebih startup tersebut tinggal selangkah lagi menjadi perusahaan Unicorn atau bervaluasi mencapai US$ 1 miliar. Kredibilitas perusahaan semacam ini sangatlah penting untuk dijaga. Karena bukan tidak mungkin hal itu akan turut mempengaruhi penilaian para investor yang menjadi penyokong utama perkembangan sebuah startup. 

Jikalau kemudian muncul anggapan bahwa sumber proyek besar Ruang Guru justru berasal dari "permainan orang dalam", maka hal itu akan membentuk stigma negatif platform aplikasi tersebut di tengah masyarakat. 

Perusahaan yang bergerak di sektor pendidikan hendaknya memberikan contoh pendidikan yang baik bagi orang banyak. Bukan semata pendidikan eksakta, tetapi juga non eksakta atau pendidikan karakter. 

Demi kredibilitas Ruang Guru, mungkin Belva Devara perlu memutus kerja sama yang perusahaannya jalin dengan pemerintah terkait program Kartu Prakerja. Pertanyaannya, bersediakah Belva membiarkan pundi-pundi besar uang melayang begitu saja dari hadapannya?

Hal ini akan menjadi ujian besar terkait kredibilitas seorang Belva Devara dan juga perusahaan yang digawanginya. Pilihan yang berat. Apalagi penunjukan Ruang Guru sebenarnya masih memicu polemik terkait transparansi yang penuh tanda tanya. 

Seolah terjadi begitu tiba-tiba, Ruang Guru "ujug-ujug" ditunjuk menjadi mitra program pelatihan Kartu Prakerja. Wajar apabila banyak yang mempertanyakan sesuatu dibalik semua ini. Benarkah ada permainan politis di balik penunjukan Ruang Guru?

Evaluasi Urgensi Kartu Prakerja di Tengah Pandemi COVID-19

Di tengah pandemi COVID-19 yang terus melanda, pemerintah beranggapan bahwa Kartu Prakerja akan banyak menolong masyarakat melepaskan diri dari jerat kesulitan ekonomi. 

Meskipun hipotesis itu masih harus diuji lebih lanjut. Benarkah dugaan tersebut akan berlaku demikian atau malah hanya buang-buang anggaran semata. Mengingat saat ini saja banyak operasional perusahaan yang terkendala dan terpaksa harus merumahkan sebagian karyawannya. Jikalau para "alumnus" Kartu Prakerja kemudian sudah menyelesaikan programnya, lantas mereka akan bekerja dimana? 

Anggota Ombudsman RI, Ahmad Alamsyah Saragih, mengkritik program Kartu Prakerja di tengah pandemi COVID-19 sebagai sesuatu yang tidak rasional. Menurutnya, masyarakat lebih butuh uang tunai ketimbang program pelatihan.

Pemerintah beberapa waktu lalu sudah menyatakan perlunya memangkas anggaran tak penting untuk dialokasikan dalam upaya penanggulangan pandemi COVID-19. 

Dengan kata lain, apabila Kartu Prakerja dirasa kurang tepat untuk dijalankan saat ini maka sepatutnya juga program tersebut dievaluasi. Anggaran dialihkan untuk penanganan yang lebih efektif. 

Dalam situasi darurat seperti sekarang, semua kebijakan haruslah berlaku efektif dan efisien. Rakyat butuh kebijakan yang memiliki efek secara langsung dan dirasakan manfaatnya sesegera mungkin. 

Jangan berkutat pada prosesi pengunduran diri Belva Devara. Ada sesuatu yang lebih besar dibanding itu yang memerlukan perhatian kita. Nasib warga negara selama pandemi COVID-19.

Salam hangat,
Agil S Habib 

Refferensi: [1]; [2]; [3]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun