Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pandemi Covid-19 di Indonesia Berakhir April 2020, dengan Syarat...

20 Maret 2020   08:11 Diperbarui: 20 Maret 2020   11:12 18881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Setop coronavirus | Sumber gambar : www.kompas.com

Dengan jumlah penduduk Indonesia yang jauh lebih besar dari Korsel sudah barang tentu effort ekstra harus kita lakukan. Memperbanyak alat uji virus corona serta memberdayakan lembaga-lembaga lain yang sekiranya mampu membantu melakukan tes coronavirus pada masyarakat serta membantu menganalisis hasil tes tersebut. 

Mungkin ada banyak keterbatasan yang kita miliki, tapi hal itu seharusnya tidak membuat kita menyerah terhadap keadaan. Ingat disruptive mindset yang senantiasa mengedepankan ide dan menolak keterbatasan. Optimalkan kreativitas. Saya kira kita mampu untuk itu.

Setop coronavirus | Sumber gambar : www.kompas.com
Setop coronavirus | Sumber gambar : www.kompas.com
Kunci kedua, memberikan informasi secara terbuka dan transparan kepada publik terkait coronavirus. Korea Selatan bahkan sampai men-share lokasi GPS terkait keberadaan orang-orang yang terinfeksi coronavirus. Dengan demikian warga yang lain akan menjaga diri untuk tidak mendekati lokasi tersebut. 

Meski tidak secara tepat sama menerapkan kebijakan ini, setidaknya pemerintah turut memberikan gambaran yang lebih rinci kepada masyarakat terkait titik-titik mana saja yang mesti diwaspadai. 

Sejauh ini pemerintah hanya memberikan instruksi untuk menjauh dari tempat-tempat pusat keramaian yang berpotensi besar menjadi sarang penularan. Akan tetapi masih belum menginformasikan secara lebih detail di kawasan mana saja kewaspadaan itu perlu ditingkatkan.

Transparansi informasi perihal persebaran virus corona sebenarnya tidak bisa berdiri sendiri. Ia perlu ditunjang oleh sumber data yang valid dan bisa dipertanggungjawabkan. 

Dengan kata lain kita harus menguatkan terlebih dahulu fungsi pengujian dan pendeteksian orang-orang yang terinfeksi coronavirus. Apabila informasi yang tersebar simpang siur, maka hal itu tidak akan membuat cara kedua ini berjalan dengan sebagaimana mestinya.

Dan kunci ketiga terkait penanganan kasus coronavirus di Korsel adalah menerapkan social distancing, Korsel tidak menerapkan kebijakan lockdown sebagaimana juga pemerintah Indonesia. 

Lockdown memang bukan satu-satunya cara untuk memotong pertumbuhan kasus. Korsel menutup sekolah-sekolah dan kantor-kantor, serta melarang pertemuan dalam jumlah besar di ruang publik. Indonesia juga menerapkan kebijakan bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah. Mirip. 

Beberapa gedung juga menyiapkan alat pengecek suhu dan petugas berpakaian pelindung yang dengan setia mengingatkan warga agar mencuci tangan mereka. Di Indonesia tidak jauh berbeda, meski mungkin belum sebagus di sana. 

Melalui penerapan kebijakan ini Korsel berhasil menekan laju coronavirus sehingga setidaknya menelan korban lebih kecil dibandingkan negara-negara seperti China, Iran, atau Italia. Dari ketiga syarat ini manakah yang sudah dilakukan oleh pemerintah Indonesia? Dan bagaimana kualitas pelaksanaannya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun