Akan tetapi masuk kerja disaat hari libur umumnya membuat berlaku upah lembur. Tak ayal ada kebijakan-kebijakan lain seperti tukar hari atau bahkan libur bergantian untuk menyiasati kondisi ini.
Ternyata, sebuah kebijakan libur saja tidak sesederhana yang dikira. Ada konsekuensi dan dampak yang ditimbulkan karenanya. Hal ini tentu mesti diperhitungkan secara matang oleh pemerintah dan juga oleh pihak-pihak yang berkepentingan langsung terhadap kebijakan ini. Salah satunya sektor industri dan aspek operasionalnya.
Bahkan kita para pekerja juga mesti turut berhitung agar jangan sampai liburan malah membuat kita "kebablasan" dalam mengelola finansial pribadi dan keluarga.Â
Salah arah dalam menyikapi hari libur tambahan mungkin akan membuat kita "bangkrut" dan terjerat hutang. Apalagi jika gaya hidup kita samasekali tak terkendali.
Ada sisi positif dan mungkin juga ada sisi negatif dari liburan atau tambahan hari libur ini. Tinggal sekarang bagaimana kita mampu bersikap secara bijak terhadap kondisi ini. Semestinya liburan mampu kita optimalkan untuk sesuatu yang meningkatkan kualitas pribadi kita.
Bukan malah justru untuk berleha-leha. Merencanakan segala sesuatunya dengan baik untuk beberapa waktu mendatang adalah langkah yang perlu diambil. Sehingga kita akan mengambil tindakan yang tepat sejak saat ini dan menghindari penyesalan di kemudian hari.
Salam hangat,
Agil S Habib
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H