Seiring hilangnya nyawa bocah 5 tahun pasti harus ada sosok yang bertanggung jawab karenanya. NF sudah pasti harus menjadi orang pertama yang menanggung akibatnya. Lantas siapa lagi? Kalau boleh dibilang konten-konten youtube saat ini sudah beredar demikian bebas.Â
Segala jenis tontonan bisa diakses tanpa batas dimanapun dan kapanpun. Kalau dahulu orang tua bisa lebih mudah memantau tontonan putra-putrinya via televisi, maka kini menjadi lebih rumit. Smartphone yang sudah menjadi "sahabat karib" semua orang memungkinkan siapapun menikmati sajiannya dimanapun ia berada.Â
Bagi seorang tertutup seperti NF, ini adalah "surga" untuk mengeksplorasi obsesinya. Tantangan yang jauh lebih sulit adalah bukan perkara gampang menebak isi hari pribadi macam NF. Ia terlihat baik diluar tapi memiliki pemikiran yang berbahaya, hasrat yang hitam kelam. Kita harus berbuat sesuatu terkait hal ini.
Pendidikan spiritual, etika, moral, akhlak, dan sejenisnya tetap memiliki peran penting dalam mencegah "lahirnya" sosok-sosok seperti NF ini.Â
Langkah preventif yang harus diperhatikan setiap orang tua adalah terkait bagaimana mereka bisa menjadi sahabat karib buah hatinya sehingga mereka terbuka atas segala hal.Â
Terkadang kita acuh dengan kehidupan anak-anak kita, terlebih mencari tahu tontonannya. Namun hal ini perlu dilakukan untuk mencegah hal-hal tidak diinginkan terjadi. Orang tua harus bisa "mengetahui" lebih jauh tentang seperti apa jati diri anaknya.
Salam hangat,
Agil S Habib
Refferensi :Â [1]; [2]; [3]; [4]; [5]; [6]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H