Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Investasi Bodong MeMiles dan Pentingnya Literasi Finansial

11 Januari 2020   11:26 Diperbarui: 12 Januari 2020   20:04 930
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdasarkan hasil pemeriksaan, dua tersangka yang diamankan yaitu KTM (54) dan FS (52) pernah melakukan penipuan yang sama di tahun 2015. Sehingga bisa dikatakan KTM dan FS adalah "pemain lama" yang tidak kunjung jera untuk melakukan "proyek" penipuan berkedok investasi bodong. 

Yang membuat MeMiles cukup ampuh dalam menarik minat orang-orang adalah terkait klaim kerja sama yang mereka lakukan dengan Google Indonesia.

Dengan mengusung aplikasi berbasis periklanan dan mencatut nama Google Adsense didalamnya, maka hal ini menjadi formula yang cukup ampuh untuk "membius" minat para korban agar berinvestasi di MeMiles.

Beberapa nama artis yang ikut tercatut namanya pada invstasi ini menyatakan bahwa mereka juga merupakan bagian dari korban. Hanya saja pihak "pengelola" MeMiles memanfaatkan nama para artis tersebut sebagai bagian dari promosi mereka untuk menjaring korban dalam jumlah yang lebih banyak lagi. 

Padahal sang artis sendiri belum tentu memberikan persetujuannya terhadap hal ini. Publik yang mudah percaya dan terinspirasi oleh langkah yang ditempuh para public figure pada akhirnya ikut mengekor dan turut serta menjadi korban penipuan lainnya.

Pelajaran Berharga

Investasi bodong MeMiles menjadikan artis sebagai pancingan | Sumber gambar : indopolitika.com
Investasi bodong MeMiles menjadikan artis sebagai pancingan | Sumber gambar : indopolitika.com
Dengan begitu banyaknya anggota yang tergabung dalam investasi bodong MeMiles, hal ini mengindikasikan bahwa masih cukup banyak di antara kita yang tegiur oleh janji-janji manis investasi dengan kompensasi melebihi batas wajar.

Padahal dalam kasus-kasus terdahulu sudah sering diberitakan perihal investasi yang memberikan imbal hasil diluar nalar cenderung merupakan investasi bodong.

Selain itu, literasi finansial khususnya terkait investasi masih terbilang rendah sehingga mudah terjebak dalam bujuk rayu investasi bodong.

Situasi ini bisa dibilang memiliki kemiripan dengan kasus gagalnya Jiwasraya yang melakukan salah langkah dalam proses investasi perusahaan hingga berakibat jatuhnya nilai aset yang mereka miliki. 

Sebagaimana sudah banyak diberitakan bahwa manajemen Jiwasraya telah menanamkan modal investasi untuk instrumen yang penuh risiko. Janji imbal hasil investasi Jiwasraya yang sebesar 9-13 persen per-tahun sedangkan BI Rate hanya sekitar 5 persen membuat pihak Jiwasraya kelabakan mencari sumber perputaran investasi yang memungkinkan janji tersebut terlaksana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun