Masalahnya, bukan perkara mudah untuk mendapatkan jumlah viewer yang banyak. Butuh suatu konten yang unik, kreatif, menarik, dan istimewa sehingga menarik minat orang untuk menyaksikan.Â
Tidak mengherankan banyak dari youtuber yang melakukan aksi tidak biasa demi menghasilkan suatu konten yang enak ditonton. Bahkan beberapa youtuber ternama rela menyiapkan tim pendukung secara khusus agar bisa membantu penyiapan konten secara maksimal.
Dengan persaingan konten yang begitu luar biasa, tidak jarang ada pihak-pihak tertentu yang ingin mengambil "jalan pintas" menghasilkan karya berkualitas tanpa harus berkeringat. Yaitu dengan melakukan plagiasi konten. Agar tidak menaruh kecurigaan, biasanya konten diambil dari youtuber luar negeri kemudian di-translate menggunakan bahasa Indonesia.Â
Apabila dalam pembuatan konten semacam ini tetap menyertakan kreator aslinya maka mungkin tidak jadi soal. Yang menjadi masalah adalah ketika mereka mengklaim karya miliki orang lain sebagai karya pribadinya. Inilah bentuk plagiasi yang menihilkan kreativitas orang lain demi keuntungan diri sendiri.
Calon Sarjana harus belajar dengan baik tentang bagaimana mengapresiasi karya orang lain, biarpun mungkin itu adalah karya milik orang dari negara lain. Semakin besar jumlah subscriber suatu channel youtube, maka ia akan semakin menarik minat orang lain untuk memperhatikan.Â
Seandainya subscriber Calon Sarjana hanya 100 ribu, barangkali JTonYouTube tidak akan "repot-repot" melakukan protes. Calon Sarjana dengan jumlah subscriber yang luar biasa banyak itu ternyata tidak melihat dirinya sendiri dengan percaya diri, sehingga mereka sampai harus mengambil karya orang lain.
Jika masalah ini tidak segera diselesaikan, maka bersiap-siaplah Calon Sarjana untuk "gagal" menjadi Sarjana dan mesti rela untuk di Drop Out dari "perguruan" bernama youtube.
Salam hangat,
Agil S Habib
Refferensi :