Sahabat Abu Bakar lantas melakukan apa yang biasanya dilakukan Rasullullah, yaitu membawakan makan kepada si buta miskin di pasar. Beliau menyuapi orang itu sebagaimana yang baginda nabi lakukan. Namun, saat suapan pertama dilakukan, si buta miskin itu berkata ,"Kamu bukan orang yang biasa menyuapiku."
Tapi sahabat Abu Bakar mencoba meyakinkan, "Tidak. Aku adalah orang yang biasanya."Â
Si miskin kemudian memberikan penjelasan bahwa orang yang biasa menyuapinya itu senantiasa mengunyah lembut makanannya terlebih dahulu sebelum disuapkan kepada dirinya. Sontak saat itu Sahabat Abu Bakar tersungkur menangis mendengarnya.Â
Baginda nabi adalah sosok pemimpin yang meskipun dihina sedemikian rupa malah justru berlaku demikian mulia. Beliau tidak mengeluh apalagi mengemis agar tidak dihina. Integritas akhlak beliaulah yang kemudian memberikan bukti nyata atas seperti apa pemimpin itu seharusnya bersikap.Â
Tidak bisakah kita meniru beliau? Mungkin untuk melakukan yang sama persis dengan hal itu akan cukup berat. Namun setidak-tidaknya kita harus memiliki keberanian diri untuk menghadapi setiap hinaan dari orang lain. Terlebih hinaan itu berasal dari mereka yang semestinya dilayani oleh seorang pemimpin.
Salam hangat,
Agil S Habib
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H