Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Benarkah Mobil Listrik Bebas Polusi?

6 Agustus 2019   07:03 Diperbarui: 9 Agustus 2019   09:47 1857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada istilah green economy atau konsep ekonomi yang menjunjung tinggi kepedulian lingkungan. Barangkali hal inilah yang dimanfaatkan sebagai media pemasaran kendaraan listrik untuk mempromosikan produk-produknya. 

Atas nama mengurangi polusi, atas nama melindungi lingkungan, dan atas nama masa depan bumi maka mengemas sebuah produk menjadi ramah lingkungan diharapkan mampu menarik minat calon pembeli.

Seiring waktu, seiring perkembangan zaman, dan seiring revolusi industri yang terus bergulir mau tidak mau lingkungan akan menjadi bagian yang terus termajinalkan. Lingkungan akan menjadi opsi untuk dikorbankan. 

Terbukti dengan pertumbuhan jumlah perumahan yang terus meningkat berbanding lurus dengan pengurangan luas lahan. Perkembangan industri yang terus terjadi membuat hutan-hutan dikorbankan. 

Mobil listrik menangkal polusi? | Ilustrasi gambar : https://akurat.co
Mobil listrik menangkal polusi? | Ilustrasi gambar : https://akurat.co
Kebakaran atau "pembakaran" hutan terjadi tidak saja karena efek pemanasa global, akan tetapi juga karena ulah tangan manusia yang ingin memuaskan hasratnya terhadap uang. 

Melihat kondisi ini, maka berharap kondisi lingkungan akan semakin membaik sepertinya sangat kecil. Kita hanya sedikit menghambat "laju" kerusakan lingkungan di sekitar kita, atau bisa jadi sebenarnya kita hanya sebatas menyamarkan kerusakan yang terjadi. 

Seperti halnya, penggunaan kendaraan listrik sepertinya membuat penggunanya tidak menghasilkan gas emisi, namun sebenarnya emisi atau pencemaran lingkungan itu hanya dipindahkan ke tempat yang lain.

Apapun upaya yang dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan patut untuk diapresiasi. 

Namun kita semestinya belajar pada sebuah wilayah dengan kualitas udara terbaik di dunia, salah satunya di Pulau Giliyang, Sumenep, Madura. Kualitas udara di sana sangat baik karena tanaman hijau yang masih tersebar merata. 

Hal inilah yang perlu kita contoh, melakukan penghijauan sebanyak mungkin. Menghadirkan sebanyak mungkin sumber oksigen. 

Kota Surabaya yang digalakkan penghijauannya oleh Bu Risma kini merasakan efek positif dari keberadaan pepohonan di jantung kota. Penghijauan adalah sebuah cara yang baik untuk mengurangi permasalahan polusi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun