Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Planmaker & Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Daun Jati dan Daun Pisang sebagai Alternatif Pembungkus Daging Kurban

30 Juli 2019   07:50 Diperbarui: 1 Agustus 2019   06:01 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga Dusun Kauman, Desa Salaman, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menggunakan daun jati untuk membungkus daging kurban pada hari raya Idul Adha 1438H, Jumat (1/9/2017).(KOMPAS.com/Ika Fitriana)

Sebentar lagi umat muslim akan berjumpa kembali dengan salah satu momen paling bersejarah, momen yang mengisahkan tentang ketaatan seorang hamba kepada Tuhannya. Sebuah peristiwa yang menggambarkan tingginya iman seorang manusia yang mampu mengalahkan besarnya kecintaan terhadap apapun. Nabi Ibrahim AS yang menerima perintah untuk menyembelih putra tercintanya, Nabi Ismail AS, menerima dengan penuh keikhlasan apa yang dititahkan Sang Pencipta kepadanya.

Wujud nyata ketaatan ini Allah SWT abadikan dalam ritual ibadah yang disebut kurban. Ibadah yang hingga saat ini terus diperingati umat Islam seluruh dunia setiap tanggal 10 Dzhulhijjah.

Saat kita mengingat tentang ibadah haji, kita merayakan hari raya Idhul Adha. Menjelang peringatan momen ini, masyarakat di negara kita khususnya para peternak ramai menjajakan kambing peliharaannya, sapi, atau kerbau untuk dijual sebagai hewan kurban. 

Masjid-masjid ramai menerima kiriman hewan kurban untuk disembelih saat tanggal 10 hingga 13 Dzulhijjah nanti.  Orang-orang yang diberi kemampuan finansial cukup ada yang menyisihkan untuk membeli kambing, sebagian yang lain membeli sapi. 

Namun bagi mereka yang hidupnya serba pas-pasan juga tetap memiliki kesempatan yang sama untuk ikut menikmati daging kurban. Bagaimanapun juga, hari raya Idul Adha atau biasa kita kenal dengan lebaran kurban adalah momen untuk berbagi kebahagiaan kepada semua orang. 

Saat itulah orang-orang yang biasanya hanya menyantap makanan ala kadarnya bisa merasakan hidangan mewah seperti daging. Bahkan dalam beberapa kesempatan ada yang mengadakan acara bagi-bagi daging kurban dengan atrian yang cukup panjang.

Di balik fenomena lebaran kurban ini, ada satu hal yang tidak bisa dikesampingkan, yaitu persebaran kantong plastik yang dipakai untuk membungkus daging kurban sebelum dibagikan kepada masyarakat. 

Sehingga dalam perayaan Idhul Adha ini selain menyimpan kebahagiaan juga menimbulkan kekhawatiran terkait menumpuknya sampah plastik yang mengganggu lingkungan. 

Seiring semakin galaknya perhatian publik terhadap aspek lingkungan, wacana-wacana untuk mengurangi penggunaan kantong plastik pun terus mengemuka. 

Bahkan terkait dengan urusan kurban ini gencar digaungkan agar tidak dilakukan pembagian daging kurban menggunakan kantong plastik. 

Hal ini sebenarnya selaras dengan semangat dari Islam itu sendiri yang mempunyai konsep untuk mencintai alam sekitar sebagai sesama makhluk Allah SWT.

Lalu apa yang harus dilakukan untuk menyikapi hal ini terkait pembagian daging kurban agar tidak menggunakan kantong plastik? 

Pernahkah kita bertanya tentang bagaimana orang-orang terdahulu merayakan dan membagi daging kurban saat Idul Adha? Perlu kita ingat bahwa lebaran kurban sudah ada sejak sebelum kantong plastik beredar di masyarakat. 

Dahulu, untuk membagi-bagi makanan masyarakat kita cukup dengan mempergunakan daun-daunan seperti daun pisang, daun jati, dan sebagainya. 

Saat ada acara selamatan rumahan, makanan dibagi dan dibungkus dengan daun pisang. Saat ada acara nikahan, tamu-tamu yang datang dibekali makanan berbungkus daun jati. Tidak mungkinkah cara serupa dilakukan untuk membagi-bagi daging kurban? 

Mungkin ada argumentasi yang menyatakan kalau dahulu lebih mudah untuk mendapatkan daun-daunan itu, kondisinya jauh berbeda dibandingkan sekarang. Terlebih di kota-kota besar yang mana daun-daunan merupakan barang langka.

Seyogianya, lebaran kurban bukan semata merupakan momen untuk menyantap hidangan mewah berupa daging sapi ataupun kambing. Momen itu juga merupakan kesempatan bagi kita untuk menunjukkan arti kepedulian terhadap kondisi lingkungan kita. Mungkin ada opsi daging kurban dibagikan dalam kondisi masak dengan porsi sejumlah saat ia dibagikan dalam kondisi mentah. 

Hal ini selain memudahkan para penerima yang dirumahnya memiliki keterbatasan, juga menjadi opsi mengurangi penggunaan kantong plastik karena pembagian makanan bisa langsung melalui wadah makanan dari si penerima kurban. Memang harus diakui hal ini tidak sepenuhnya bisa dipukul rata pelaksanaannya. 

Namun setidaknya kita memiliki alternatif cara berbagi dengan risiko yang lebih kecil terhadap kondisi lingkungan sekitar. Tentu ada opsi-opsi lain yang mungkin bisa ditawarkan agar momentum lebaran kurban benar-benar menjadi momen berbbagi kebahagiaan kepada semua makhluk.

Salam hangat,
Agil S Habib

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun