Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mendesain Kemajuan Pertanian Indonesia untuk Indonesia Negara Maju

10 Mei 2019   07:11 Diperbarui: 10 Mei 2019   07:18 988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses panen di Indonesia sebagian masih dilakukan secara manual (Sumber gambar : https://www.pantau.com)

Kategori pendapatan per kapita penduduk dunia (Sumber : https://www.cnnindonesia.com)
Kategori pendapatan per kapita penduduk dunia (Sumber : https://www.cnnindonesia.com)

Mengutip pernyataan dari ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Muhammad Nawir Messi, "Untuk Indonesia bangkit naik kelas menjadi kelompok negara berpendapatan tinggi, ekonomi Indonesia harus tumbuh 7,5% per tahun."[7]. 

Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ari Mulianta Ginting dalam jurnalnya yang berjudul "Analisis Pengaruh Eksport Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia" sebagaimana yang dirilis melalui http://jurnal.kemendag.go.id, diketahui bahwa ekspor memiliki pengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi suatu bangsa [8]. 

Dengan demikian, untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang pesat sehingga berujung pada peningkatan pendapatan per kapita masyarakat maka ekspor harus dioptimalkan. Komoditas-komoditas yang potensial harus diberdayakan sebaik mungkin sehingga menjadi daya dukung positif bagi perkembangan ekspor Indonesia.

Potensi Eksport Pertanian Indonesia

Data analisis ekspor yang dibuat oleh BPS pada bulan Februari 2019 menunjukkan nilai ekspor Indonesia sebesar US$ 12,56 miliar, dengan kontribusi ekspor nonmigas sebesar US$ 11,45 miliar dan US$ 1,11 miliar untuk ekspor migas. 

Sektor non migas lebih mendominasi ekspor yang mana disana sektor pertanian berkontribusi sebesar US$ 0.23 miliar (2,01%), industri pengolahan US$ 9,42 miliar (82,27%), dan hasil tambang US$ 1,80 miliar (15,72%) [9]. Berdasarkan data ini sektor pertanian hanya berperan sebesar 2,01% saja terhadap ekspor non migas kita pada periode Februari 2019, atau masih tertinggal oleh dua sektor non migas yang lain.

                                                                                   

Data Perkembangan Ekspor Sektor Non Migas Periode 2016 - 2018
Data Perkembangan Ekspor Sektor Non Migas Periode 2016 - 2018

Sumber : Diolah dari data Kementerian Perdagangan [10]
Sumber : Diolah dari data Kementerian Perdagangan [10]

Meskipun ekspor sektor pertanian saat ini masih terbilang kecil, akan tetapi potensi yang dimilikinya cukup menjanjikan. Peluang untuk mengoptimalkan sektor pertanian ini juga masih sangat terbuka lebar, terutama jika melihat tren ekspor sektor pertanian beberapa tahun terakhir yang mana sejak tahun 2016 hingga 2018 mengalami peningkatan sebesar 29,7% [11]. 

Hal ini menandakan bahwa sektor pertanian sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai sektor andalan ekspor. Komoditas pertanian kita sangat beraneka ragam, mulai dari kopi, teh, karet, rempah-rempah, buah-buahan, coklat, kapas, tembakau, dan lain-lain yang punya peluang besar untuk menguasai pasar internasional. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun