Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Planmaker99, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jurus Jitu Bangkitkan Antusiasme

16 April 2019   11:43 Diperbarui: 16 April 2019   11:47 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memiliki hasrat yang tinggi dan menggebu dalam menyikapi segala sesuatu merupakan cara yang luar biasa untuk hidup. Semangat yang berkobar-kobar seolah tidak ingin meninggalkan hari ini atau ketidaksabaran menanti hadirnya hari esok sehingga bisa bersua kembali dengan hal-hal yang memikat hati.

 Seorang anak kecil yang menantikan hari pertamanya masuk Taman Kanak-kanak begitu sumringah hari-harinya sehingga ia terus-menerus membicarakan hal itu kepada orang tua atau teman-temannya. 

Hari pertama sekolah berlalu, tapi ia begitu merindukan untuk datang kembali esok hari ke sekolah. Seorang yang tengah kasmaran terlihat begitu giat bertanya apa saja tentang sang pujaan hati. 

Hari-hari perjumpaan terasa begitu singkat, hingga ia terus menanti dan mengharapkan momen perjumpaan selanjutnya. 

Ketika seseorang begitu bergairah menjalani waktu demi waktunya hingga ia tidak merasakan kebosanan dan kejenuhan, maka ia telah menemukan bagian dari antusiasme. 

Ketika seseorang begitu responsif dan bersemangat dalam mendiskusikan sesuatu, pada saat itulah ia menemukan antusiasme. 

Pada saat kebosanan hilang, rasa jenuh menjauh, dan waktu seperti berlalu dengan begitu cepat itu berarti kita tengah berada pada zona antusiasme. 

Antusiasme adalah kunci penting mengerek produktivitas seseorang, juga merupakan pilar penting dalam rangka membangun relasi atau hubungan dengan sesama. Permasalahannya, tidak setiap orang memiliki antusiasme tinggi dalam menjalani hari-hari di kehidupannya.

Melihat orang-orang di sekitar kita berjalan lunglai, tidak bergairah, kehilangan semangat, dan hampir selalu mengeluhkan semua kondisinya bisa jadi merupakan salah satu momen yang paling ingin kita lewatkan.

 Siapa yang senang melihat wajah murung orang lain? Siapa yang dengan nyaman mendengarkan keluh kesah orang lain?

 Memang kita harus memiliki empati terhadap hal-hal yang bagi orang lain merupakan sebuah ketidaknyamanan. Akan tetapi menjadi saksi terhadap hal-hal yang dipenuhi pesimisme pastilah sangat menjemukan.  

Lebih baik tidak bertemu dengan siapapun daripada harus bertemu dengan orang-orang berwajah murung, lesu, dan tidak bersemangat. 

Suasana yang dibawa orang-orang seperti ini jauh dari kata "hidup".  Jika kita ingin menghidupkan suasana, membangkitkan antusiasme, dan menumbuhkan hasrat untuk hidup yang lebih hidup maka kita harus memahami tiga jurus jitu membangkitkan antusiasme berikut. 

Sebuah jurus yang diberikan oleh David J. Schwartz didalam bukunya The Magic of Thinking Big. Resep ini harus dipadukan dan digabungkan sehingga mampu memberikan impact luar biasa bagi peningkatan antusiasme didalam diri setiap orang.

1) Menggali Lebih Dalam

Sebuah ungkapan, "Tak kenal maka tak sayang." ternyata tidak hanya berlaku dalam konteks menjalin relasi dengan sesama manusia. Ungkapan ini juga berlaku bagi kita yang ingin membangun hasrat terhadap sesuatu hal, baik itu hasrat terhadap profesi, terhadap pekerjaan, terhadap pengetahuan, dan lain sebagainya.

 Sewaktu masih menjadi siswa sekolah menengah dahulu, penulis menganggap bahwa mata pelajaran Matematika adalah salah satu materi pelajaran yang paling sulit dimengerti. 

Bahkan mungkin sebagian besar siswa mengakui dan merasakan situasi serupa. Sebuah kondisi yang pada akhirnya membuat Matematika dianggap sebagai mata pelajaran "mengerikan" dan guru-guru pengajarnya dipandang sebagai guru killer.  Padahal anggapan itu sebenarnya sangat jauh dari kebenaran. 

Bukan karena mata pelajarannya yang sulit, atau bukan karena gurunya yang galak. Akan tetapi ketiadaan minat dari dalam diri kitalah yang membuat semuanya seolah terlihat begitu "menakutkan". Kita tidak memiliki antusiasme untuk belajar matematika. Kita tidak memiliki hasrat untuk mempelajari lebih tentangnya.

Terbukti, setelah melalui sebuah momen yang mengahruskan penulis untuk berinteraksi lebih dalam dengan Matematika entah mengapa dengan sendirinya rasa antusias itu muncul. Ketertarikan terhadap pelajaran ini seakan hidup. Sungguh jauh berbeda dibandingkan sebelumnya. 

Niatan untuk menggali dan mempelajari lebih jauh dengan intensitas "kebersamaan" yang lebih lama ternyata berdampak besar membangkitkan hasrat terhadap pelajaran Matematika.  

Seperti dua orang yang semakin sering berkomunikasi dan saling mengenal lebih jauh, ada rasa indah yang seperti tumbuh dengan sendirinya.

Mungkin kita bosan menjalani rutinitas harian pekerjaan, barangkali kita jenuh melakukan aktivitas yang itu-itu saja, semua itu bisa diobati apabila kita bersedia untuk memberikan effort lebih guna menggali dan mencari lebih dalam tentang pekerjaan atau akvitias tersebut. 

Bisa jadi terdapat sisi lain yang belum pernah kita temui sebelumnya, yang membuat kita tertantang untuk menapakinya lebih jauh. 

Seorang pakar tidak cukup mengetahui sekadar permukaannya saja, sehingga ia akan terus mencari hingga detail terkecil. Hal itu menjadi keasyikan dan tantangan tersendiri. Mereka yang memiliki effort untuk menggali lebih dalam akan mendapatkan hal-hal yang lebih luar biasa daripada yang terlihat saat ini.

2) Bertindak Penuh Semangat dalam Segala Hal

Seorang aktor terlihat begitu memukau memerankan karakter dalam sebuah film. Mereka dengan kepribadian pendiam dapat seketika berubah menjadi sosok yang menakutkan. 

Heath Ledger, sang pemeran Joker dalam trilogi kedua Batman, The Dark Knight, adalah salah satu orang paling luar biasa dalam membawakan karakter tokoh maniak kejahatan seperti Joker.

 Mengapa dia bisa dengan begitu luar biasanya memerankan sosok yang tidak terlalu sukses diemban oleh orang-orang sebelum dirinya? Karena Heath Ledger begitu menjiwai perannya.

 Ia membawa "semangat" Joker kedalam dirinya sehingga seakan-akan dirinya adalah Joker yang sesungguhnya, bukan sekadar tokoh khayalan. Bertindak penuh semangat dengan aksi setengah hati akan terlihat sangat jauh berbeda. 

Heath Ledger memenagi Oscar berkat aksi memukaunya sebagai Joker. Semua kalangan mengakui karakter Joker yang begitu hidup di tangan Heath Ledger. 

Sebuah pencapaian bersejarah karena untuk pertama kalinya karakter dari film superhero berhasil memenangi piala Oscar. Luar biasa.

Heath Ledger yang begitu bersemangat mengemban perannya menularkan semangat besar bagi kesuksesan film The Dark Knight itu sendiri. Film ini pernah dilabeli sebagai film yang lebih dari sekadar film superhero, karena memang film tersebut adalah sebuah karya yang luar biasa. 

Semangat yang ditunjukkan akan mampu menular kepada orang-orang disekitarnya. Jika kita ingin memupuk antusiasme dalam komunitas kita maka salah satu cara yang bisa kita lakukan adalah dengan membawa serta menghidupkan semangat menggebu disana.

 Semangat itu ditampakkan melalui sikap kita, melalui ketulusan senyum kita, melalui pancaran wajah, dan melalui gerak langkah kita membaur dengan siapapun. Ketika semangat itu terpancarkan dan ditangkap oleh orang-orang sekitar, maka antusiasme disana akan hidup.

3) Menebarkan Berita Baik dan Positif

Jadilah pembawa berita baik, bukan sebaliknya. Seringkali pemberitaan di media masa cenderung menginformasikan hal-hal buruk, kontraproduktif, dan negatif. 

Bahkan ada segmen khusus berita kriminal yang bisa dikatakan seluruh kontennya memberikan situasi yang serba bermasalah, negatif, dan penuh keburukan. Jarang atau bisa dikatakan sangat sedikit pemberitaan menyampaikan perihal prestasi atau capaian hal-hal baik. 

Entah karena memang jumlah peristiwa yang terjadi kebanyakan adalah negatif atau karena memang konten negatif lebih menarik untuk diperbincangkan dibandingkan konten positif. 

Bahkan sebuah survei menunjukkan bahwa rata-rata 30% informasi yang kita terima setiap harinya adalah informasi negatif. Bisa dibayangkan betapa besar input yang kita terima terkait kondisi ini.

Pemberitaan yang negatif cenderung melemahkan semangat, menjatuhkan keyakinan, dan menurunkan antusiasme.  Seseorang pun lebih senang menerima pemberitaan positif daripada sebaliknya. Kita lebih senang mendapatkan kabar gembira daripada berita buruk. 

Menjadi pertanyaan kita bersama adalah, mengapa kita harus menyampaikan berita negatif sedangkan kita sebenarnya bisa menyampaikan berita yang positif? 

Bisa jadi hal ini karena kita sudah terlalu terbiasa bahwa yang perlu diprioritaskan adalah memberikan informasi terkait hal-hal bermasalah. Sedangkan hal-hal baik dan positif dianggap kewajaran serta tidak perlu diperbincangkan. 

Anggapan inilah yang membuat kita terkesan lebih menghargai berita negatif dibandingkan berita positif. Yang positif itu harus, maka tidak perlu dibahas. Lain halnya dengan hal negatif, perlu diperbincangkan karena menguak sisi kekurangan dan punya potensi untuk diperbaiki. 

Paradigma kita sudah mengarahkan tindakan kita bahwa yang baik-baik biarkan saja, concern saja pada yang buruk dan perlu perbaikan. Padahal anggapan seperti ini justru semakin melemahkan seseorang untuk berkembang.

Menjadi pribadi yang senantiasa berfikir positif, melihat dari sudut pandang positif, dan hanya memperbincangkan hal-hal positif lebih mungkin bangkit antusiasmenya daripada mereka yang berlaku sebaliknya. Dengan sesuatu yang positif kita akan melihat harapan dan peluang. Putus satu tumbuh seribu. 

Banyak jalan menuju Roma. Sehingga sebuah kegagalan tidak akan disikapi sebagai keterpurukan, namun justru sebagai peluang belajar untuk tumbuh menjadi lebih baik lagi.

Ketiga jurus ini harus kita asah sesering mungkin agar supaya terpatri secara otomatis pada perilaku dan sikap kita sehari-hari. Layaknya seorang ahli beladiri, ia mesti mengasah setiap jurusnya dari waktu ke waktu hingga ia mahir dan tanpa perlu komando lagi dalam melakukannya. 

Ketika antusiasme telah menjadi bagian diri kita yang bekerja secara otomatis, maka energi kita seakan tidak pernah habis dalam berjuang menuju target-target yang ditentukan. 

Kreativitas kita tidak akan mati selama antusiasme tetap terjaga. Kondisi inilah yang sangat kita perlukan agar mampu eksis dan tumbuh menjadi pribadi yang luar biasa.

Salam hangat,

Agil S Habib

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun