Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Planmaker99, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Mengasah Kemampuan Deduksi ala Sherlock Holmes dengan Menulis

27 Maret 2019   07:59 Diperbarui: 22 April 2021   16:00 1936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kemampuan Deduksi Bisa Diasah dengan Menulis (Ilustrasi gambar : www.adventurouskate.com)

Mendengar nama Sherlock Holmes yang pertama kali terlintas dibenak kita adalah tentang sesosok manusia yang memiliki kemampuan analisis runut, mendalam, logis, dan luar biasa. 

Sebuah petunjuk kecil bisa dikembangkan dan ditelusuri hingga menemukan muaranya. Ibarat sebuah gambar besar, Sherlock Holmes dapat melihatnya secara utuh hanya melalui beberapa kepingan saja. 

Seseorang bisa diketahui profesinya hanya dengan memperhatikan penampilan atau dengan melihat kebiasaannya saja. Seorang detektif bisa mengetahui pelaku kriminalitas hanya berdasar petunjuk sederhana. 

Kemampuan untuk merunut suatu peristiwa dan menganalisanya secara jeli sehingga diperoleh suatu kesimpulan akhir tepat inilah yang disebut dengan kemampuan deduksi. Sherlock Holmes barangkali adalah tokoh fiksi yang paling fenomenal mempopulerkan kemampuan ini.

Kemampuan deduksi sebenarnya tidak hanya sebatas digunakan oleh para detektif atau aparat penegak hukum saja. Setiap orang dengan segala jenis profesi pun bisa memanfaatkan kemampuan ini untuk menunjang kepentingannya masing-masing. Bagaimanapun juga, tidak satu orangpun yang terlepas dari masalah. 

Sedangkan menyelesaikan suatu masalah harus dilakukan mulai dari akarnya agar supaya masalah tersebut tidak berulang lagi di kemudian hari. Para pengambil kebijakan harus tahu akar masalah kemiskinan agar mereka bisa menanggulangi permasalahan kemiskinan.

Seorang petani harus memahami akar masalah mengapa mereka gagal panen supaya dapat mengambil tindakan yang tepat untuk menanggulanginya, seorang ahli bangunan harus mengetahui akar masalah terkait robohnya suatu konstruksi agar supaya peristiwa serupa dapat dihindari.

Bahkan seorang ibu harus bisa melihat akar masalah mengapa pengeluaran suatu keluarga dari waktu ke waktu terus meningkat. Sekali lagi, kemampuan deduksi begitu penting dalam menunjang aktivitas-aktivitas yang kita lakukan. 

Permasalahannya adalah apakah kita pernah benar-benar mengasah kemampuan deduksi yang kita miliki atau tidak. Kemampuan deduksi dari beberapa orang mungkin terlihat seperti warisan DNA atau bakat istimewa. 

Akan tetapi kemampuan ini sebenarnya bisa dipelajari dan diasah hingga menjadi luar biasa. Kita bisa melatih kemampuan deduksi melalui latihan secara intensif.

Jika rekan-rekan pernah membaca novel atau menonton film Sherlock Holmes, mungkin kita akan terpana melihat kemampuan Shelock Holmes dalam menebak sesuatu hanya berdasar petunjuk-petunjuk kecil. 

Barangkali kita tidak percaya apakah kemampuan seperti itu benar-benar ada atau sekadar khayalan semata. Butuh waktu tidak sebentar untuk mengasah kemampuan deduksi ini. 

Intensitas yang tinggi dalam berhubungan dengan bidang tertentu umumnya menjadikan seseorang tahu banyak dan memahami detail jauh lebih banyak tentang bidang itu. 

Seorang teknisi mesin dapat menebak sumber kerusakan sebuah mesin dengan melihat ciri-ciri kerusakan yang terjadi kemudian menghubungkannya dengan pengetahuan yang ia miliki tentang mesin. 

Setiap pola yang ia pahami dari pengalaman panjangnya sebagai teknisi juga berperan serta dalam proses analisa. Hingga pada akhirnya teknisi tersebut mengetahui titik pangkal masalah dari kerusakan mesin tadi. 

Kondisi ini sama halnya dengan yang dilakukan oleh Sherlock Holmes untuk mengetahui siapa pelaku kriminal sesungguhnya melalui beberapa petunjuk yang ia temukan dan kemudian merangkainya secara logis setiap petunjuk tersebut dengan pengetahuan yang ia miliki. 

Satu hal yang penting dimiliki dalam rangka mengoptimalkan kemampuan deduksi ini adalah kemampuan untuk menginventarisir data, informasi, atau pengetahuan tertentu ke dalam sistem memori. Sherlock Holmes menggunakan istilah mind palace sebagai tempat ia menata secara rapi segala jenis informasi yang terkait dengan bidang profesinya. 

Data, informasi, dan pengetahuan yang tersimpan didalam sistem memori itulah yang pada saat melakukan analisa dijadikan sebagai dasar pertimbangan untuk menarik benang merah suatu persoalan. Dan, kesimpulan akhir yang luar biasa pun diperoleh.

Menulis Deduksi

Bagaimana kemampuan deduksi ini bisa kita pelajari? Metode seperti apa yang bisa kita pergunakan untuk mengasahnya? Sebenarnya ada cukup banyak cara untuk mengasah kemampuan deduksi ini. 

Misalnya dengan mengerjakan soal-soal deduksi yang bisa dengan mudah kita temukan di internet, atau menonton film-film detektif dengan ikut serta melakukan analisa, dan lain sebagainya. 

Kemampuan deduksi akan semakin terasah seiring kita menjumpai beberapa jenis persolan yang berbeda-beda. Dengan makin seringnya kita bertemu ragam masalah, maka pengetahuan kita juga pertambah. 

Pengetahuan adalah pilar penting dalam proses deduksi. Namun ada satu hal yang lebih simple dalam rangka mengasah kemampuan deduksi yang kita miliki. Menulis. Iya, menulis adalah sarana yang luar biasa untuk melatih kemampuan kita menganalisa, menggali informasi, mengembangkan pengetahuan, dan menyimpulkan sesuatu. 

Terutama tulisan-tulisan dengan genre analisa seperti opini, kritik, atau narasi runut. Hampir setiap jenis tulisan, baik fiksi ataupun non fiksi menuntut penalaran yang baik. 

Tulisan opini menuntut kita untuk mencarai referensi data yang valid, dan sumber pengetahuan yang benar-benar bisa dipertanggungjawabkan sehingga opini tersebut layak disampaikan. Begitu halnya dengan kritik, ia harus disampaikan atas dasar-dasar yang logis dan masuk akal. 

Menulis cerita fiksi seperti novel bernarasi panjang membutuhkan imajinasi tinggi serta menciptakan berbagai jenis skenario cerita. Sangat banyak impact dari menulis yang ternyata berkorelasi positif dengan kemampuan deduksi. 

Terus menulis dari waktu ke waktu akan memberi kita secercah pemahaman baru, wawasan baru, dan kemampuan merangkai peristiwa satu dengan peristiwa yang lain. 

Menulis tentang suatu bidang tertentu membuat kita memahami dan mengetahui lebih banyak tentang seluk beluk bidang tersebut. Ketika kita menggeluti suatu bidang, sangat mungkin kita merasakan ketidaknyamanan serta ketidakpuasan terhadap bidang itu. 

Mungkin ada sistem yang tidak sesuatu, atau pola kerja yang tidak optimal, atau hal-hal yang dilakukan secara serampangan. Umumnya kondisi-kondisi tersebut membuat kita berfikir untuk mencari cara merubah atau memperbaikinya. 

Disanalah kita nanti akan menggali dan mencari tahu lebih jauh hal-hal yang ingin kita perbaiki itu. Apabila hal ini dituangkan kedalam sebuah tulisan, maka kita akan semakin terasah dalam merangkai detail peristiwa dan juga informasi yang ada. 

Seiring waktu kita melakukannya, maka kemampuan kita dalam menganalisa akan semakin meningkat. Mari kita kembangkan kemampuan deduksi kita melalui setiap tulisan yang kita tuangkan.

Salam hangat,
Agil S Habib

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun