Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ketika Malas Menjadi Inspirasi di Era Digital

13 Maret 2019   07:34 Diperbarui: 13 Maret 2019   20:25 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kemalasan melakukan sesuatu mungkin adalah kesempatan untuk melahirkan kreativitas (Ilustrasi gambar : analynsalamanca.files.wordpress.com)

Apabila setiap orang memilih untuk tetap beraktivitas sendiri dalam membeli kebutuhan akan makanan maupun jajanan, mungkin sistem pelayanan delivery order tidak akan menemukan market share-nya.

Kata orang, kemalasan tidak akan memberikan manfaat apapun bagi hidup seseorang. Namun sebuah kemalasan ternyata tidak sepenuhnya sia-sia keberadaannya. 

Sebuah kemalasan yang dialami oleh seseorang bisa menjadi sebuah inspirasi bagi orang lain atau dirinya sendiri untuk membuat sebuah kreasi baru yang memberikan solusi terhadap kemalasan itu. 

Barangkali tidak banyak yang mengakui bahwa sebenarnya sebuah kemalasan telah menghadirkan peluang baru terhadap berkembangnya sebuah zaman. 

Otak manusia telah didesain untuk melakukan proses-proses secara efisien, termasuk ia akan terus mencari cara agar bagaimana sebisa mungkin seseorang tidak perlu terlalu banyak bergerak tapi tetap dapat memenuhi semua kebutuhan seperti biasa. 

Seperti halnya kita sedari dulu hingga sekarang masih sering membeli makanan di warung atau rumah makan. Perbedaannya adalah dulu kita bersedia untuk pergi sendiri membelinya, tapi sekarang ada fasilitas yang lebih memanjakan kita melalui sistem pesan antar.

Zaman akan terus berkembang, era akan terus berganti, dan peradaban akan terus menemukan hal-hal baru yang semakin hari semakin mengefisienkan setiap prosesi aktivitas manusia sedari sejak bangun tidur hingga tidur lagi. 

Permasalahannya sekarang adalah apakah kita hanya bisa menunggu dan menjadi objek atas pergeseran zaman itu atau kita bisa menjadi salah satu pelaku yang berkontribusi terhadapnya. 

Hadirnya perasaan malas melakukan suatu aktivitas barangkali merupakan sebuah pertanda bahwa kita harus mencoba hal baru yang lebih memberikan kita rasa nyaman serta lebih memudahkan diri kita dalam melakukan aktivitas itu. Bukannya justru kita ikut larut dalam kemalasan dan keengganan untuk bertindak.

Salam hangat,
Agil S Habib  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun