Karakter, kebiasaan, budaya, dan tindakan kita pada dasarnya bermula dari pola pikir (mindset) yang kita miliki. Mindset memiliki pengaruh sedemikian kuat bagi kehidupan seseorang yang berdampak pada cara pandangnya, sikapnya, dan langkah-langkah yang ia ambil dalam menyikapi segala bentuk dinamika hidup.Â
Mindset yang salah akan membawa pemiliknya pada arah yang salah, begitu pun berlaku juga sebaliknya. Sehingga memiliki mindset yang tepat sangatlah dibutuhkan oleh setiap orang dalam menunjang eksistensi hidupnya pada masa-masa mendatang.
Terdapat dua kecenderungan utama yang melekat dalam segenap aktivitas kita. Pertama, kita memiliki kecenderungan untuk membutuhkan atau menginginkan sesuatu.Â
Ada banyak hal yang kita perlukan seperti makan, minum, memiliki tempat tinggal, mendapatkan rasa nyaman, dan lain sebagainya. Secara teknis, kebutuhan yang melekat pada diri kita ini yaitu seperti digambarkan oleh piramida Maslow.Â
Abraham Maslow dalam piramidanya membagi kebutuhan manusia kedalam beberapa tingkatan. (1) Kebutuhan fisiologis, (2) kebutuhan akan rasa aman, (3) kebutuhan aspek sosial, (4) kebutuhan akan penghargaan, dan (5) kebutuhan untuk melakukan aktualisasi diri. Keberadaan beberapa jenis kebutuhan ini cenderung menjadikan kita sosok user yang fokus pada upaya pemenuhan diri.
- Selalu menginginkan layanan yang terbaik
- Egois
- Senang membanding-bandingkan
- Tidak mau rugi
- Pilih-pilih
Dengan kata lain, karakteristik dari user ini adalah senantiasa mementingkan dirinya sendiri. All about me. User ingin selalu mendapatkan yang terbaik untuk dirinya sendiri, yang paling baik kualitasnya, paling murah harganya, dan seterusnya. Pemikiran ini adalah sah-sah saja bagi seorang user yang memang menganggap dirinya laksana raja.
Hal kedua yang melekat dalam aktivitas kita adalah kecenderungan untuk memberi, melayani, atau mendukung sesuatu kepada orang lain. Namun disisi lain kecenderungan ini juga dibarengi oleh adanya keinginan untuk mendapatkan hal lain yang berharga seperti keuntungan finansial, kepuasan batin, atau nilai pahala atas suatu langkah kebajikan.Â
Kecenderungan kedua berupa keinginan untuk memberi, berbagi, atau mendukung orang lain ini erat kaitannya dengan kecenderungan untuk membutuhkan sesuatu.Â
Jika pada kecenderungan pertama kita menyebutnya user, maka untuk kecenderungan kedua ini kita bisa menyebutnya maker. Kita mengkreasi sesuatu hal untuk mendukung orang lain, melayani mereka, atau memberikan sesuatu yang orang lain perlukan.Â
Sebagaimana halnya user yang befikir ala konsumen, maka maker juga memiliki gaya berfikir ala produsen. Prinsip-prinsip yang dianut oleh maker ini ada tiga poin utama, yaitu :
- Quality
- Cost
- Delivery