Selayaknya hal inilah yang perlu kita ambil pelajaran darinya. Membagi senyuman tulus hanya akan terjadi ketika kita menjalani pekerjaan kita atau aktivitas kita dengan kecintaan dan rasa bahagia. Meskipun suatu profesi terkadang memerlukan daya tahan tinggi terhadap tekanan, hal itu semestinya tidak menghalangi kita untuk mencintai profesi kita dan bahagia dengannya.Â
Jikalau kita bisa melakukannya, maka ketulusan kita akan dapat dirasakan oleh orang lain. Senyuman yang kita berikan kepada atasan atau rekan kerja akan terjadi secara alamiah, dan mereka akan merasakan hal itu sebagai sebuah senyuman tulus dari diri kita. Kecintaan kita akan mengalahkan motif-motif lain.Â
Sehingga segenap kerja keras yang kita berikan, sapaan hangat yang kita tunjukkan, dan seutas senyuman yang kita sampaikan adalah bagian dari rasa cinta yang kita miliki itu.
Siapapun diri kita, apapun profesi kita, apapun status sosial kita, semuanya akan berjalan dengan baik tatkala kita menjalaninya dengan ketulusan hati. Ketulusan hati akan terbangun dengan sendirinya ketika kita menanamkan dan menumbuhkembangkan rasa cinta kita terhadap segala hal di hidup yang kita jalani ini.Â
Bayangkan betapa indahnya jalinan komunikasi yang terbangun antara kita dengan orang-orang sekitar kita tatkala segalanya didasari dengan semangat tulus membagikan kebaikan satu sama lain.
Salam,
Agil S Habib
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H