Bisakah kalian menceritakan secara mendetail karakter dan kepribadian yang ada pada diri masing-masing? Kebanyakan orang begitu lancar dan fasih ketika diminta untuk menceritakan karakter dan kepribadian orang lain tetapi tersendat-sendat ketika diminta menceritakan tentang dirinya sendiri. Hal ini merupakan suatu pertanda bahwa sebagian dari kita belum memahami sepenuhnya siapa diri kita yang sebenarnya. Padahal mengenali diri sendiri merupakan kunci penting untuk menuju capaian besar dalam hidup seseorang.
Untuk mengenal kepribadian yang kita miliki, untuk memahami karakteristik diri kita, dan untuk mengetahui segala hal tentang diri kita biasanya yang kita lakukan adalah merenung dan mengambil waktu untuk sendiri. Karena dalam kesempatan itu kita bisa sepenuhnya berdialog dengan diri kita. Hal inilah yang dilakukan oleh orang-orang hebat sebelum menuju capaian besarnya.
Pada saat kesempatan untuk mengenal lebih dalam siapa diri kita itu datang, banyak yang bingung harus memulai dari mana. Disini rekan-rekan bisa mencoba beberapa hal :
1. Memilih Sosok Panutan
Kita memulai tindakan kita dengan mencontoh kondisi terdahulu. Anak kecil belajar berbicara dengan diajarai oleh orang tuanya. Siswa sekolah belajar membaca dan menulis dengan pengajaran atau contoh yang diberikan gurunya. Bahkan sikap dan perilaku kita lebih banyak terbentuk karena kondisi lingkungan yang membombardir kita dengan contoh-contoh, terlepas itu contoh yang baik ataupun buruk. Sehingga kualitas dari siapa yang memberi contoh memiliki peranan penting bagi diri kita. Kualitas sosok panutan begitu penting terkait akan kemana hidup seseorang diarahkan.
Dalam hal ini, memilih sosok panutan terbaik tentu ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi. Hal-hal apa yang membuat kita kagum dan dianggap baik ketika kita bisa menjadi selayaknya tokoh panutan tersebut. Sebagian orang memilih tokoh panutannya dari masa lalu, seperti pahlawan nasional, ilmuwan hebat, ataupun pengusaha sukses.
 Sebagian yang lainnya ada yang mengidolakan tokoh-tokoh fiksi yang pernah mereka tonton di layar kaca, yang mereka baca di komik, atau melalui media lain. Tetapi ada juga yang memilih sosok panutannya dari orang-orang sekitar baik itu orang tua, guru, kerabat, ataupun tokoh masyarakat didaerahnya. Siapapun yang dijadikan panutan, selama ia menjadi refferensi yang baik untuk diri kita maka sah-sah saja.
2. Menentukan Aspek Kepribadian dan Karakter yang Ingin Diteladani
Pada dasarnya kekaguman diri kita kepada seseorang tidak terlepas dari kepribadian maupun karakter yang melekat pada dirinya. Seperti misalnya kita mengagumi seorang guru karena beliau adalah sosok yang sabar, bersahaja, dan santun. Kekhasan yang dimiliki oleh seseorang bisa menjadi sumber kekaguman yang menjadikannya ingin diteladani dan ditiru karena hal itu dianggap sebagai sesuatu yang baik.
Setiap sosok hebat yang kita kagumi tentunya memiliki kepribadian dan karakter yang luar biasa. Namun tidak setiap orang memiliki karakteristik yang sama secara keseluruhan. Ada sosok-sosok hebat yang begitu terkenal dengan keadilannya, sebagian yang lain dikenal karena kejujurannya, ada yang dikenal karena ketegasannya, dan masih banyak lagi yang lain. Kita tidak harus selalu terfokus pada satu sosok saja. Apabila kita menganggap bahwa ada sosok lain yang juga bisa kita tiru kepribadian dan karakter positifnya, maka itu lebih baik.Â
Para pribadi hebat mungkin tidak semuanya memiliki semua jenis kepribadian dan karakter hebat didalam dirinya, mungkin mereka luar biasa dalam beberapa hal tapi tidak untuk hal yang lain. Sangat sedikit sosok panutan yang bisa dijadikan pribadi ideal dalam keseluruhan dirinya. Oleh karena itu kita tidak seharusnya berhenti pada satu sosok saja. Kita bisa mencontoh kepribadian dan karakter hebat dari banyak sosok hebat diluar sana.
3. Melakukan Komparasi antara Sosok Panutan dengan Diri Kita
Kita bisa melihat hal-hal hebat didalam diri tokoh-tokoh yang kita kagumi dan hormati. Kita bisa mengambil keteladanan dari kepribadian dan karakteristik hebat para sosok panutan. Setelah melakukan hal itu lantas apa gunanya bagi diri kita? Melakukan komparasi terkait apa yang ada didalam diri para tokoh tadi dengan diri kita.Â
Apakah kita sudah memiliki sebagian atau keseluruhan dari kepribadian dan karakter hebat tersebut? Hal ini tidak berarti bahwa kita harus mengubah diri kita sebagaimana tokoh yang kita kagumi. Kita tidak perlu menjadi orang lain agar bisa menjadi pribadi hebat seperti mereka. Cukup bagi kita memeriksa kekurangan diri kita dan kemudian memperbaikinya.
Sosok panutan yang ingin kita teladani barangkali merupakan pribadi yang sabar dan tenang dalam mengambil keputusan, apakah hal itu sudah ada pada diri kita? Jika ternyata kita merupakan pribadi yang seringkali kalut dan terburu-buru dalam mengambil keputusan maka disini ada sesuatu yang bisa kita ambil pelajaran.Â
Apa dan bagaimana sebaiknya kita bersikap agar supaya kita bisa menjadi pribadi yang lebih tenang dan sabar dalam memutuskan sesuatu. Apa kiranya yang perlu dilakukan sehingga sikap tenang itu dapat kita miliki. Hal-hal seperti inilah yang harus sering kita perhatikan dalam rangka meneladani sosok panutan kita.
4. Memberikan Aspek Tambahan yang Menjadikan Diri Kita Spesial
Sebagaimana sudah saya utarakan sebelumnya bahwa seringkali kepribadian hebat seseorang itu hanya terhadap beberapa aspek saja. Sangat jarang sosok-sosok hebat yang memiliki segala macam kerpibadian dan karakter hebat didalam dirinya. Semakin banyak karakter hebat didalam diri seseorang, maka ia akan menjadi lebih luar biasa.Â
Salah seorang yang luar biasa ini adalah Nabi Muhammad SAW, tokoh sepanjang zaman, yang oleh Michel Heart dianggap sebagai manusia urutan nomor satu sebagai sosok paling berpengaruh dan paling luar biasa sepanjang sejarah. Kepribadian dan karakter Beliau sangatlah luar biasa. Beliau adalah suri tauladan bagi segenap umat manusia.
Memang tidak mudah untuk menjadi pribadi seperti beliau. Akan tetapi dengan mengadopsi kepribadian dan karakter hebat yang beliau miliki maka kita akan memiliki nilai lebih sebagai pribadi. Barangkali menjadi sesempurna pribadi Nabi Muhammad sangat sulit. Namun kita bisa meneladani pribadi hebat sosok lain seperti ayah kita, ibu kita, guru kita. Dengan catatan bahwa kita harus menambahkan aspek lain terkait kepribadian dan karakter hebat yang mereka miliki.
5. Meyakinkan Diri Bahwa Kita Akan Menjadi Pribadi Luar Biasa
Banyak orang yang ragu akan dirinya sendiri. Banyak dari kita yang tidak yakin bahwa dirinya bisa menjadi sosok yang sehabat atau bahkan lebih daripada tokoh-tokoh panutannya. Hanya saja kita terlalu rendah diri untuk memandang bahwa kita sebenarnya memiliki segala macam potensi yang dapat mendukung kita menjadi pribadi yang luar biasa.
Meneladani kepribadian dan karakter hebat sosok-sosok panutan dan kemudian memberikan tambahan kepribadian dan karakter hebat lain adalah sebuah cara untuk menjadikan kita pribadi yang setara atau bahkan lebih baik dari sosok panutan kita. Namun hal ini bukan menjadikan diri kita over confident sehingga memandang yang lain tidak lebih baik dari kita. Justru pribadi hebat adalah mereka yang bersikap laksana padi. Makin berisi makin menunduk. Bukan sebaliknya.
Menjadi pribadi hebat itu dengan terus belajar dan meneladani sosok-sosok luar biasa diluar sana. Mengadopsi hal-hal hebat yang mereka miliki. Memberikan upgrade lebih terhadap apa yang sudah kita miliki. Kemudian yakin dan percaya bahwa diri kita adalah pribadi hebat selanjutnya yang akan memimpin perubahan serta melanjutkan tongkat estafet dari para tokoh yang kita kagumi.
Salam,
Agil S Habib
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H