Â
2. Keterbatasan Budaya: Teori Kohlberg dianggap lebih relevan untuk budaya Barat yang menekankan individualisme dan otonomi, dan mungkin kurang aplikatif untuk budaya yang lebih mengutamakan kolektivisme atau hierarki sosial.
3. Perkembangan Moral yang Lebih Fleksibel: Kritik lain mengungkapkan bahwa perkembangan moral mungkin tidak selalu mengikuti urutan tahap yang kaku, dan individu bisa saja menunjukkan pola pemikiran yang lebih kompleks atau lebih sederhana tergantung pada situasi atau pengalaman mereka.
Kesimpulan
Teori Perkembangan Moral Lawrence Kohlberg memberikan wawasan yang mendalam tentang bagaimana pemikiran moral berkembang sepanjang kehidupan. Melalui enam tahap yang terbagi dalam tiga tingkat, teori ini menggambarkan bagaimana individu bergerak dari pemikiran moral yang egosentris dan berfokus pada hukuman menuju pemikiran moral yang lebih abstrak dan berorientasi pada prinsip universal keadilan. Meskipun teori ini telah mendapat kritik, khususnya terkait dengan bias gender dan kultur, kontribusinya dalam memahami perkembangan moral tetap sangat penting dalam psikologi perkembangan dan pendidikan moral.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H