Anak-anak dengan attachment yang aman cenderung lebih mampu mengelola emosi mereka, lebih percaya diri dalam menjalin hubungan sosial, dan lebih mampu menghadapi stres atau tantangan. Sebaliknya, anak-anak dengan attachment yang tidak aman, terutama yang cemas-ambivalen atau menghindar, mungkin mengalami kesulitan dalam hubungan interpersonal dan lebih rentan terhadap masalah kecemasan atau depresi.
2. Kepercayaan Diri dan Kemampuan Menghadapi Tantangan
  Anak yang memiliki attachment yang aman merasa lebih diterima dan dihargai, yang memberikan mereka dasar yang kuat untuk mengembangkan kepercayaan diri. Mereka lebih cenderung untuk berusaha dan mengambil risiko karena mereka merasa bahwa mereka dapat mengandalkan dukungan dari orang tua atau pengasuh mereka.
3. Keterampilan Sosial dan Moralitas
  Pengalaman attachment yang aman juga membantu anak-anak untuk mengembangkan keterampilan sosial yang sehat dan nilai-nilai moral yang kuat. Mereka lebih cenderung untuk bersikap empatik, menghargai orang lain, dan membentuk hubungan yang positif.
 Kesimpulan
Teori attachment yang dikemukakan oleh John Bowlby dan Mary Ainsworth memberikan pandangan yang sangat penting mengenai bagaimana hubungan pertama yang terbentuk antara anak dan pengasuh memengaruhi perkembangan sosial dan emosional sepanjang hidup. Attachment yang aman menciptakan dasar yang kuat bagi perkembangan psikologis yang sehat, sedangkan attachment yang tidak aman dapat berisiko menyebabkan masalah emosional dan sosial di kemudian hari. Pemahaman tentang teori attachment ini dapat membantu para profesional dalam bidang psikologi, pendidikan, dan pengasuhan untuk mendukung anak-anak dalam mengembangkan hubungan yang sehat dan aman dengan pengasuh mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H