Mohon tunggu...
Agil NurFaizal
Agil NurFaizal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa aktif

Saya sedang mengerjakan tugas dari Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Infalsi Berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

26 Januari 2022   15:16 Diperbarui: 26 Januari 2022   15:20 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pemerintah Indonesia sampai saat ini masih harus mencari solusi untuk menghadapi berbagai macam masalah yang dalam bentuk bidang politik, ekonomi, maupun social budaya.Namun, Indonesia mempunyai masalah yang cukup sulit untuk diselesaikan, masalah itu adalah bagaimana cara pemerintah Indonesia  mengatasi masalah inflasi yang terjadi di Indonesia.

Oleh karena itu dibutuhkan kerjasama dan koordinasi antara pemerintah Indonesia dan Bank Indonesia sebagai bank sentral sangat diperlukan agar dapat menangani inflasi yang terjadi di Indonesia agar ddapat menstabilkan angka inflasi dengan tempo waktu secepat cepatnya. 

Untuk pencapaian pertumbuhan perekonomian yang stabil dan berkelanjutan, Bank sentral sebagai otoritas moneter akan menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter untuk mencapai kestabilan nilai rupiah, baik itu dengan menetapkan suku bunga, mempengaruhi jumlah uang beredar, dan lain sebagainya.

Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, yang dikarenakan turnun atau naiknya suatu barang pada tingkat harga  di pasaran secara terus menerus, hal ini dapat diartikan tingkatan harga yang beredar di pasaran jika dianggap tinggi belum tentu menunjukkan terjadinya inflasi. 

Inflasi terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, faktor faktor yang dapat menyebabkan terjadinya inflasi yaitu, 1) Meningkaktnya tingkat konsumsi di masyarakat, 2) kelebihan likuiditas di pasar yang memicu konsumsi, 3) adanya ketidaklanccaran distribusi barang, 4)Banyaknya uang yang beredar di masyarakat.

Inflasi merupakan salah satu masalah ekonomi yang sulit untuk diatasi secara tuntas, hal ini dikarenakan inflasi dapat terjadi sewaktu waktu. Bahkan usaha yang dilakukan oleh pemerintah biasanya hanya sebatas mengurangi atau mengendalikan inflasi tersebut agar tetap stabil. 

Inflasi dibagi menjadi 4 berdasarkan besarnya tingkat inflasinya, yang pertama yaitu inflasi tingkat rendah yang angka inflasinya kurang dari 10% per tahun, yang kedua menengah dengan angka inflasi antara 10% - 30% per tahun, yang ketiga inflasi berat dengan angka inflasi 30% - 100% per tahun, dan yang terakhir adalah Hyperinflation yang dimana angka inflasinya melebihi 100% per tahun.

Inflasi yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor: 

1) Inflasi diakibatan meningkatya permintaan barang atau jasa yang dibutuhkan oleh masyaraka, dan produsen kurang mampu untuk menghasilkan barang atau jasa yang sedang dibutuhkan oleh masyarakat pada waktu tersebut. 

2) Inflasi terjadi akibat adanya desakan biaya produksi, hal ini disebabkan karena naiknya harga bahan mentah atau bahan baku yang digunakan sebagai bahan produksi barang atau jasa,

3) Inflasi juga dapat terjadi akibat banyaknya uang yang beredar di masyarakat,

4) adanya kekacauan ekonomi dan politik juga dapat menyebabkan terjadinya inflasi.

Dari terjadinya peristiwa inflasi muncul dampak negative dan positif dari terjadinya inflasi. Dampak negative dari inflasi yaitu dapat menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat terutama bagi mereka yang memiliki penghasilan tetap, memburuknya distribusi pendapatan, mendorong naiknya tingkat suku bunga, dan mendorong tingkat spekulatif. Sedangkan dampak positifnya yaitu, pengusaha atau produsen mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi dari pada biaya produksi yang dikeluarkan.

Sebagai langkah mengatasi inflasi, Pemerintahan Indonesia menunjuk Bank Indonesia sebgai Bank Sentral di Indonesia. Bank Sentral mengeluarkan kebijakan moneter yang bertujuan untuk mengurangi inflasi yang terjaddi di Indonesia., Kebijakan moneter sendiri juga diatur dalam Undang Undang No. 3 Tahun 2004. 

Kebijakan moneter yang ditetapakn oleh Bank Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kestabilan nilai rupiah di Indonesia. Kestabilan nilai rupiah yang dimaksud merupakan kestabilan harga-harga barang dan jasa (yang tercermin dari inflasi) yang ada di Indonesia, serta kestabilan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. 

Untuk menjaga kestabilan serta tingkat inflasi tersebut agar tetap rendah, Bank Indonesia menggunakan beberapa instrumen dari kebijakan moneter yang sudah ditetapkan. 

Kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia untuk mengatasi inflasi ada beberapa  kebijakan anatara lain yaitu, kebijakan pasar terbuka, kebijakan diskonto, kebijakan cadangan kas, kebijakan kredit selektif, sanering, menarik atau memusnahkan uang lama yang masih beredar, dan yang terakhir membatasi pencetakan uang baru.

Pertumbuhan ekonomi merupakan sebuah kondisi dimana meningkatnya pendapatan masyarakat. Hal itu terjadi dikarenakan terjadinya peningkattan produksi barang dan jasa. 

Terjadinya peningkatan pendapatan tersebut tidak dapat dikaitkan dengan tingkat pertumbuhan jumlah penduduk, hal tersebut dapat dilihat dari segi output yang ikut meningkat, segi berkembangnya teknologi dan munculnya inovasi inovasi baru di bidang sosial. 

Pertumbuhan Ekonomi juga dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan perekonomian negara dalam jangka waktu tertentu untuk menuju kondisi ekonomi yang lebih baik dari tahun taun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi mempunyai ciri khas dengan adanya kenaikan kapasitas produksi yang diwujudkan melalui meningkatnya tingkat  pendapatan nasional.

Ada beberapa faktor yang mendukung terjadinya pertumbuhan ekonomi, faktor faktor tersebut  ada 5 yaitu ,

1) Faktor Sumber Daya Manusia, Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat atau lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauh mana sumber daya manusianya mampu memanfaatkan kompetensi yang dipunyai sehingga mampu mempercepat proses pembangunan. 

2) Faktor Sumber Daya Alam, Sebagian besar negara negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alamnya yang cukup melimpah dalam melaksanakan proses pembangunan negaranya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. 

3) Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), dengan perkembangan IPTEK yang semakin pesat, hal ini sangat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan masih menggunakan tenaga manusia digantikan oleh tenaga mesin canggih yang dapat mempercepat kinerja dan menghasilkan kualitas yang lebih bagus, kualitas dan kuantitas merupakan serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berujung pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian. 

4) Faktor Budaya, Faktor budaya ini dapat mempunyai dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang sedang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan ekonomi yang sedang dilakukan. 

5) Sumber Daya Modal, Sumber daya modal dibutuhkan oleh manusia untuk mengolah Sumber Daya Alam  dan meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan dan teknlogi (IPTEK). Sumber daya modal dapat berupa barang, modal sangat penting bagi keberlangsungan perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.

Pada tahun 2010 hingga tahun 2017 indeks harga konsumen berfluktuasi. Sedangkan pada tahun 2010 hingga tahun 2011 adanya peningkatan indeks harga konsumen, hal itu berlangsung hingga tahun 2012, dan pada sisi yang lain ada terjadi penurunan pada indeks harga konsumen. Pada tahun 2013 hingga 2014 terjadi peningkatan indeks harga konsumen dan terjadi sedikit penurunan kembali pada tahun 2015. 

Pernah terjadi penurunan inflasi secara drastis, hal itu terjadi pada tahun 2016, dan pada tahun 2017 kembali terjadi peningkatan inflasi. Pada tahun 2010 hingga tahun 2014 mengalami penurunan pada Gross Domestik Bruto. Selama tahun 2014 hingga tahun 2017 terus mengalami kenaikan dan penurunan.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa inflasi cenderung tidak memiliki pengaruh terhadap perkembangan produk domestic bruto di Indonesia, meskipun dari tahun ke tahun inflasi tetap terjadi dan mengalami kenaikan maupun penurunan angka inflasi, akan tetap ipada produk domestic bruto masih mengalami penurunan presentasi tetapi secara stabil, dan dapat dilihat bahwa inflasi yang terjadi di Indonesia, dapat dikatakan tidak memiliki pengaruh sama sekali dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun