Mohon tunggu...
Agiesta Nuria Listyawati
Agiesta Nuria Listyawati Mohon Tunggu... Lainnya - SISWA KELAS 12 SMAN 3 KABUPATEN TANGERANG

Hobi nonton film dan anime

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Menganalisis Sebuah Karya Novel Leila S. Chudori Berjudul "Laut Bercerita"

5 Februari 2023   15:25 Diperbarui: 5 Februari 2023   15:31 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Identitas Buku

Judul: Laut Bercerita

Penulis Buku: Leila S. Chudori

Penerbit: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)

Tahun Terbit: 2017

Cetakan ke-1, Oktober 2017

Cetakan ke-54, Januari 2023

Dicetak oleh PT Grafika Mardi Yuana, Bogor.

Jumlah Halaman: 379

Harga Buku: Rp 115.000 (untuk pulau Jawa)

ISBN: 978-602-424-694-5

SINOPSIS

Buku tersebut bercerita tentang tokoh dan aktivis Biru Laut yang terpaksa menghilang pada tahun 1998, dan adik Biru Laut, Asmarajati, yang mencari jejak kakaknya di tengah kebingungan nasib. Dalam novel ini, penulis tidak hanya mengangkat persoalan perjuangan dan siksaan yang dialami para aktivis, tetapi juga menggambarkan persahabatan antar aktivis, kehangatan keluarga, romansa antar aktivis, dan hubungan antar aktivis atau pengkhianatan dalam kelompok.

Unsur intrinsik

  • Tema

Tema yang diangkat novel Laut Bercerita adalah tentang perjuangan para aktivis di era Orde Baru melawan ketidakadilan pemerintah terhadap rakyat. Novel ini mengikuti perjuangan para aktivis, kekerasan dan kebrutalan yang mereka alami saat mereka mencoba melawan pemerintah melawan ketidakadilan rezim yang keji, ketidakpastian yang dialami keluarga korban saat mereka mencari keluarga mereka, dan sekelompok Penyiksaan dan pengkhianatan dan orang yang marah karena cinta yang tak pernah pudar.

  • Tokoh dan Penokohan

1. Biru Laut - Dia adalah seorang aktivis, yang sedang bekuliah di Universitas Gajah Mada jurusan Sastra Inggris. Dia tidak banyak bicara tetapi kritis terhadap masalah sosial di sekitarnya. Dia juga digambarkan keras kepala tentang apa yang dia yakini benar, tidak pernah menyerah mencari keadilan. Biru Laut suka menulis, apalagi mengekspresikan dirinya melalui tulisan.

2. Asmara Jati (Adik Biru Laut) - Dia sangat menyukai sains. Dia digambarkan sebagai orang yang pragmatis dibandingkan dengan kakaknya yang idealis. Ia juga sosok yang cerdas, dewasa, mandiri, tegas dan taktis.

3. Arya Wibisana (Bapak Laut dan Asmara) - Ia digambarkan sebagai orang yang penyayang, lembut dan pemberani.

4. Ibu Laut & Asmara - Karakter ibu digambarkan sebagai pribadi yang pekerja keras, lemah lembut dan perhatian.

5. Anjani (kekasih Biru Laut) - Dia sosok percaya diri dan antusias. Ketika dia memutuskan untuk terlibat, dia akan sepenuhnya terlibat dalam apa pun dan siapa pun yang dia cintai dan percayai.

6. Kinan (Aktivis Mahasiswa/Sahabat Biru Laut) - Dia digambarkan sebagai pemikir praktis yang jenius dalam memecahkan berbagai masalah.

7. Daniel (aktivis mahasiswa dan teman Biru Laut) - digambarkan sebagai sosok yang, kritis, manja dan suka mengeluh.

8. Sunu (aktivis mahasiswa/teman Biru Laut) – Dia sosok yang bijaksana, perhatian dan pendiam.

9. Alex (aktivis mahasiswa/sahabat Biru Laut) – Dia sosok yang baik hati, sopan dan sensitif. Dia memiliki suara yang menyenangkan dan bakat untuk fotografi.

10. Naratama (Aktivis Mahasiswa/Sahabat Biru Laut) - Dia pintar, suka mengkritik, mencela dan menertawakan.

11. Bram (Aktivis Mahasiswa/Sahabat Biru Laut) – Dia digambarkan santun, berani, semangat.

12. Mas Gala/Sang Penyair - Gusti seorang yang puitis dan bijaksana (aktivis mahasiswa/sahabat Biru Laut) - pengkhianat

13. Aswin - Dia digambarkan sebagai sosok yang peduli terhadap hak asasi manusia, rasional dan spiritual.

14. Intel - Para Intel sangat amat keji dan kejam.

  • Latar

Latar dibagi menjadi tiga bagian yaitu Tempat, waktu dan suasana

Tempat

Lokasi dalam novel ini berlatar beberapa daerah di Jawa Tengah yaitu Solo dan Yogyakarta (Seyegan), Jawa Timur (Desa Blangguan dan Terminal Bungurasih), Jakarta (Ciputat, Pula Seribu, Tanah Kusir, Istana Negara) dan New York.

Waktu

Novel Laut Bercerita ini berlatar tahun 1991 hingga 2008. Tahun 1991-1998 menghadirkan era Orde Baru yang meliputi perjalanan para aktivis saat itu untuk menegakkan keadilan bagi pemerintah. Kemudian, antara tahun 1998 dan 2008, mengisahkan perjuangan keluarga aktivis untuk menuntut pemerintah atas penyelidikan penghilangan paksa terhadap anggota keluarga mereka.

Suasana

Latar suasana dalam novel in yaitu menegangakan, mencekam, memilukan, mengharukan, menakutkan, menyedihkan, penyangkalan, romantis, dan hangatnya keluarga.

  • Alur

Alur dalam cerita ini termasuk dalam alur campuran karena alur dalam novel ini disajijkan secara tidak berurutan, namun saling berhubungan. Di dalam novel ini juga menampilkan latar waktu dan tempat yang berbeda di setiap bab nya, sehingga terkesan menampilkan cerita yang teepotong-potong. Biru Laut menceritakan kisahnya antara masa kini dan masa lalu, tidak hanya tentang perggerakan menuntut keadilan dan menentang rezim pemerintah pada saat itu, tetapi juga kisah persahabatan dan hangatnya keluarga serta kisah romansa  yang juga di paparkan sehingga membuat alur dalam novel ini terlihat lebih menarik.

  • Sudut Pandang

Dalam novel Laut Bercerita ini diambil dua sudut pandang, yaitu Biru Laut sebagai aktivis yang dibunuh secara kejam dan Asmara Jati, adik Biru Laut yang mencari keadilan untuk kakaknya. Kedua sudut pandang tersebut menggunakan sudut pandang orang pertama. Hal ini terlihat dari penggunaan kata "aku" oleh pengarang untuk menggambarkan perasaan tokoh utama. 

Dari sudut pandang Biru Laut, pembaca diajak merasakan penderitaan dan kebrutalan yang dialami para aktivis di era Orde Baru. Sementara itu, dari sudut pandang Asmara Jati, pembaca diajak untuk merasakan bagaimana rasanya menjadi sebuah keluarga yang kehilangan saudara/anak dengan ketidak adilan dan tidak jelasan nasib, sehingga tidak pernah kembali lagi hingga saat ini.

  • Amanat

1. Jangan pernah takut melawan ketidakadilan, meski berkali-kali harus menerima kekerasan dan siksaan.

2. Jangan pernah menyerah memperjuangkan sesuatu yang layak diperjuangkan.

3. Jangan mudah percaya pada orang, sekalipun itu temanmu sendiri, karena bisa jadi orang terdekatmu menjadi musuhmu.

4. Menghadapi kenyataan yang menyakitkan adalah hal yang sulit untuk dilakukan, namun harus dihadapi dan diterima dengan lapang dada, karena dibalik kenyataan yang menyakitkan pasti ada pelajaran yang bisa dipetik.

  • Biografi penulis

LEILA S. CHUDORI 

Leila Salikha Chudori lahir di Jakarta 12 Desember 1962 dan menempuh pendidikan di Trent University, Kanada. Karya awal Leila dipublikasi di berbagai media mulai dia berusia 12 tahun.

Tahun 1989, Leila melahirkan kumpulan cerpen malam terakhir yang diterjemahkan kedalam bahasa Jerman Die Letzte Nacht (Horlemman Verlag). Kumpulan cerpen 9 dari Nadira diterbitkan 2009  (Kepustakaan Populer Gramedia) dan mendapatkan Penghargaan Sastra dan Badan Bahasa.

Tahun 2012 Leila menghasilkan novel pulang, yang kini sudah diterjamahkan kedalam bahasa Inggris, Prancis, Belanda, Jerman, dan Italia. Novel ini memenangkan Prosa terbaik Khatulistiwa Literary Award 2013 dan dinyatakan sebagai satu dari “75 Notable Translation of  2016” oleh World Literature Today.

Leila adalah penggagas dan penulis skenario drama televesi berjudul Dunia Tanpa Koma dan penulis skenario penulis film pendek Drupadi (keduanya diproduksi Sinermart)

Leila menetap di Jakarta bersama putrinya, juga seorang penulis, Rain Chudori Soerjoatmodjo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun