Novel Laut Bercerita ini berlatar tahun 1991 hingga 2008. Tahun 1991-1998 menghadirkan era Orde Baru yang meliputi perjalanan para aktivis saat itu untuk menegakkan keadilan bagi pemerintah. Kemudian, antara tahun 1998 dan 2008, mengisahkan perjuangan keluarga aktivis untuk menuntut pemerintah atas penyelidikan penghilangan paksa terhadap anggota keluarga mereka.
Suasana
Latar suasana dalam novel in yaitu menegangakan, mencekam, memilukan, mengharukan, menakutkan, menyedihkan, penyangkalan, romantis, dan hangatnya keluarga.
- Alur
Alur dalam cerita ini termasuk dalam alur campuran karena alur dalam novel ini disajijkan secara tidak berurutan, namun saling berhubungan. Di dalam novel ini juga menampilkan latar waktu dan tempat yang berbeda di setiap bab nya, sehingga terkesan menampilkan cerita yang teepotong-potong. Biru Laut menceritakan kisahnya antara masa kini dan masa lalu, tidak hanya tentang perggerakan menuntut keadilan dan menentang rezim pemerintah pada saat itu, tetapi juga kisah persahabatan dan hangatnya keluarga serta kisah romansa  yang juga di paparkan sehingga membuat alur dalam novel ini terlihat lebih menarik.
- Sudut Pandang
Dalam novel Laut Bercerita ini diambil dua sudut pandang, yaitu Biru Laut sebagai aktivis yang dibunuh secara kejam dan Asmara Jati, adik Biru Laut yang mencari keadilan untuk kakaknya. Kedua sudut pandang tersebut menggunakan sudut pandang orang pertama. Hal ini terlihat dari penggunaan kata "aku" oleh pengarang untuk menggambarkan perasaan tokoh utama.Â
Dari sudut pandang Biru Laut, pembaca diajak merasakan penderitaan dan kebrutalan yang dialami para aktivis di era Orde Baru. Sementara itu, dari sudut pandang Asmara Jati, pembaca diajak untuk merasakan bagaimana rasanya menjadi sebuah keluarga yang kehilangan saudara/anak dengan ketidak adilan dan tidak jelasan nasib, sehingga tidak pernah kembali lagi hingga saat ini.
- Amanat
1. Jangan pernah takut melawan ketidakadilan, meski berkali-kali harus menerima kekerasan dan siksaan.
2. Jangan pernah menyerah memperjuangkan sesuatu yang layak diperjuangkan.
3. Jangan mudah percaya pada orang, sekalipun itu temanmu sendiri, karena bisa jadi orang terdekatmu menjadi musuhmu.
4. Menghadapi kenyataan yang menyakitkan adalah hal yang sulit untuk dilakukan, namun harus dihadapi dan diterima dengan lapang dada, karena dibalik kenyataan yang menyakitkan pasti ada pelajaran yang bisa dipetik.
- Biografi penulis
LEILA S. CHUDORIÂ