Mohon tunggu...
Agid Satrio
Agid Satrio Mohon Tunggu... Penulis - --

Neuron Abu2

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

15 Jam di Jalur Salabintana, Pendakian ke Gunung Gede yang Mengajarkanku Arti "Melawan Diri Sendiri"

29 Juli 2018   08:07 Diperbarui: 1 Agustus 2018   15:37 1188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada sebuah momen yang bagiku sangat dilema ketika waktu sudah menunjukan pukul 10 malam, di situ kami memutuskan break seperti biasa namun disitu seolah tim sudah benar-benar putus asa. 

Rasa ngantuk ini bertambah dikarenakan menghirup karbondioksida yang dikeluarkan oleh pohon dan bertarung merebutkan oksigen dengan pohon-pohon disana. 

Kami disitu bahkan belum sampai ke pos 2 yaitu ciletik dan logistik makanan siap makan pun tinggal sedikit begitu juga dengan persediaan air, kami bahkan sempat berpikir memutuskan untuk mendirikan tenda di pos 2 nanti dan melanjutkan perjalanan pagi harinya ke surya kencana, sudah tidak ada lagi bayang-bayang untuk mencapai summit atau puncak dari gunung gede sekedar untuk melihat sunrise, kami berpikir lebih baik beristirahat untuk memejamkan mata ini terlebih dahulu sehingga stamina ini bisa kembali lagi pulih.

Di saat ini pula temanku ada yang benar-benar drop fisiknya, kedinginan dan kelelahan membuat ia diam membisu dan membuat rombongan kami berpikir bagaimana melanjutkan perjalanan jika salah satu dari kami sudah ada yang tidak kuat lagi untuk menopang beban dan melanjutkan perlajanan ini. Inilah titik terberat bagiku dalam pendakian kali ini, rombonganku pun diuji dalam hal kekompakan bagaimana menangani situasi sesulit ini dimana rasa semangat sudah hilang dan rasa lelah begitu besar seakan alam menyuruh kami untuk selesai disini. 

Namun apakah kami menyerah dengan situasi seperti ini ? "TIDAK" itulah Jawabannya kami yakin inilah esensi disaat mendaki sebuah gunung, disaat kondisi fisik dan jiwa kamu sudah sangat lelah namun kamu harus tetap berjalan sampai kamu benar-benar menyelesaikannya itu semua. Karena kalau tidak kamu benar-benar tidak akan tahu bahwa kamu bisa melewati itu semua, di saat kamu sedang down atau menghadapi masalah yang begitu besar maka yang harus diperlukan hanya tenang dan yakin bahwa kamu bisa melewati itu semua dengan tetap berjalan perlahan bersama semangat yang masih ada dalam dirimu. 

Itulah yang rombongan kami lakukan disaat situasi seperti itu terjadi, saling menyemangati satu sama lain untuk bangkit berdiri dari empuknya tanah di gunung gede dan kembali mengangkat beratnya beban carrier kami, kami kembali berdoa. 

Di situ akhirnya kami kembali menggerakan langkah kaki ini untuk berjalan melanjutkan ke pos 2 ciletik dan tidak disadari ternyata dari tempat istirahat terakhir kami jarak ke pos 2 ciletik begitu dekat bahkan hanya butuh waktu sekitar 15 menit saja disitulah kami akhirnya percaya bahwa menyerah adalah hal yang paling buruk dalam kehidupan, jika tadi kita berhenti dan tidak melanjutkan perjalanan aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada kami, ancaman di hutan begitu besar entah dari cuaca, hewan, dan lainnya berbeda dengan ketika kami sampai di pos 2. 

Kami bertemu kembali dengan rombongan yang bersama dengan kami di saat pergi dari stasiun bogor dan camp di pos panthera, rasa senang begitu kurasakan setelah melihat mereka juga sedang beristirahat sambil menghangatkan tubuh dengan indomie-indomie dan kopi. Kami pun memutuskan untuk beristirahat.

Di pos 2 ciletik ini cukup besar luasnya dan kondisi tanahnya landai dan juga ada yang menanjak jadi tidak terlalu besar namun cukup untuk menampung 30 orang untuk berisirahat, disini juga ada sumber mata air yang tidak begitu jauh dari pos. Di perkirakan jarak dari pos ke surya kencana sekitar 2,5 km lagi dengan estimasi waktu tempuh sekitar 3 jam.

"Ngopi dulu sini ngopi angetin tubuh, indomie juga ada ini jam 11 kita nanti jalan lagi" itulah kalimat yang kudengar dari salah satu rombongan lain yang menawari kami kopi dan indomie kami pun langsung gabung dan menikmatinya bersama. Teman ku yang sudah drop fisiknya memutuskan untuk tidur terlebih dahulu. 

Setelah makan tiba-tiba tubuhku seolah terserang hipotermia awal, bergetar dan menggigil itulah yang kurasa. Kucoba keluarkan sebatang rokok dari sakuku, mencoba untuk menghangatkan tubuh ini ditengah dinginnya malam. "Sialll" ternyata rokok inipun tak mampu menghangatkan tubuh ini entah memang tidak bisa atau aku yang tidak terbiasa berada di situasi ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun