Mohon tunggu...
Agid Satrio
Agid Satrio Mohon Tunggu... Penulis - --

Neuron Abu2

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

15 Jam di Jalur Salabintana, Pendakian ke Gunung Gede yang Mengajarkanku Arti "Melawan Diri Sendiri"

29 Juli 2018   08:07 Diperbarui: 1 Agustus 2018   15:37 1188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kami pun memulai pendakian menuju puncak gede via jalur salabintana, sukabumi. Langkah kaki sedikit demi sedikit mulai bergerak menyusuri jalan bebatuan di awal trek pendakian, punggung seolah berubah menjadi besi yang begitu kuat menopang beban carrier yang sudah kami kemas. Semangat begitu beremosi sehingga membakar seluruh tubuh yang memaksa otak untuk memerintahkan seluruh anggota tubuhku untuk tetap fit selama perjalanan.

Tawa dan canda menghiasi di awal perjalanan pendakian ini, trek bebatuan seolah menyambut dengan senang sepatu-sepatu kami, karena jalur pendakian salabintana ini jarang dipilih oleh orang-orang untuk mendaki ke puncak gede maka jalur disini sangat terasa alaminya. 

Suasana hutan tropis dan suara-suara sambutan burung-burung yang memanjakan telinga kami. Kami diberitahukan oleh ranger disana bahwa jalur salabintana ini berjarak 11 km dengan estimasi waktu tempuh sekitar 10 jam dari pos panthera ke alun-alun surya kencana tempat dimana kami akan camp disana.

1 jam telah berlalu menunjukan pukul 13.30 siang, kami memutuskan untuk beristirahat sembari menikmati udara sejuk yang berbanding jauh dengan udara di kota. Terasa di situ kaki ini sudah mulai tegang padahal baru saja 200 m kami berjalan namun kaki ini seolah kaget dengan  suasana saat mendaki. 

Setelah itu kami mulai melanjutkan perjalanan menuju ke pos 1,di situ salah satu dari rombongan ku mulai terlihat lelah beberapa, wajar dari 8 orang rombonganku hanya 2 orang yang sudah berpengalaman mendaki gunung sisanya belum pernah sakalipun termasuk diriku. Snack-snack dan roti cemilan mulai keluar sedikit demi sedikit dari carrier kami untuk mengisi energi yang sudah hilang. Sungguh luar biasa ciptaan dari tuhan ini, jiwa ku terasa sangat tenang selama 2 jam awal pendakian ini menyaksikan dengan mataku langsung betapa luar biasanya suasana hutan yang begitu hijau dengan akar-akar yang tak beraturan tumbuhnya, telinga  seolah dimanjakan dengan suara dari angin yang menghembus dedaunan pohon dan kompaknya sautan burung-burung yang tak pernah kudengar di kota.

Hidung ini seolah memberi pesan kepada paru-paruku bahwa "hei paru-paru, sungguh banggalah kau hari ini karena aku akan selalu mengirimkan udara yang begitu segar dari gunung ini ke dirimu supaya kau bisa membersihkan sedikit zat-zat jahat yang berada padamu hasil dari polusi di kota dan hasil pembakaran tembakau yang dilakukan oleh orang yang menguasai tubuh kita ini".

Perjalanan kembali dilakukan dan langkah kaki ini mulai tak kuhitung langkahnya, dari 11 km jarak untuk sampai ke surya kencana mungkin sudah 2 km lebih rombonganku berjalan. Memang trek pendakian melalui Salabintana ini bisa dibilang long trip karena selain jaraknya yang panjang jalur di sini di awal-awal sedikit menanjak dan landai seolah kita memutar untuk sampai ke puncak, berbeda dengan jalur gunung putri yang dikenal dari awal trek sudah menanjak terus sampai puncak. 

Suasana di awal trek pun sudah dihapit oleh jurang dari sisi kanan dan juga kiri kami, jadi kami membentuk formasi ketika berjalan yaitu berbaris satu per satu. Perjalanan pun kembali kami lakukan tak terasa kita melihat plang yang bertuliskan bahwa surya kencana berjarak 8 km lagi, benar-benar waktu yang sudah kami tempuh selama 3 jam ternyata kami baru berjalan 3 km bisa dibilang 1 km mempunyai estimasi waktu perjalanan selama 1 jam, "hehe". 

dok.pribadi
dok.pribadi
Tepat jam 3 sore kami kembali meluruskan kaki dan badan ini untuk beristirahat dan juga melakukan sholat. Logistik makanan  dan minuman pun juga kembali memasuki lambung kami untuk memberikan stamina. Jujur bagiku baru berjalan sejauh ini saja rasa lapar dan haus begitu besar seolah setiap kami berenti, lambung kami berteriak " hey tolong berikan kami asupan secepatnya" kami pun tak bisa menahan rasa lapar dan haus ini.

Perjalanan pun kembali dilakukan sampai matahari mulai memutuskan untuk beristirahat dan bergatian dengan bulan. Kegelapan sudah mulai menyelimuti langit dan cahaya pun sudah mulai hilang, yang tadinya suasana hutan begitu indah dengan hijaunya daun-daun pepohonan semua itu sirna ketika bulan mulai bekerja, gelap gulita kurasakan bersama temanku tak ada cahaya sama sekali. 

Rasa takut dalam diriku pun mulai muncul karena 20 tahun aku hidup belum pernah aku berada dalam suasana gelap gulita di dalam hutan yang tidak mengetahui apa yang akan terjadi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun