Mohon tunggu...
Agi Bufori
Agi Bufori Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Gabut

Aku adalah mahasiswa biasa, memiliki kesadaran historis primordial atas relasi tuhan-manusia-alam, berjiwa optimis transendental sebagai upaya untuk mengatasi problem didepan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ciri-ciri Seni Rupa islam: Keindahan yang Berpadu dengan Makna Spiritual

1 Juli 2024   11:21 Diperbarui: 1 Juli 2024   11:21 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Sebuah karya seni merupakan ekspresi pengalaman manusia atau alam semesta pada tahun ketika alam semesta diciptakan oleh Allah SWT yang menciptakan keindahan dari keindahan Allah sendiri, alam semesta itu indah dan dicintai. Dengan kata lain, keindahan dalam bentuk suatu karya seni merupakan suatu konsep yang menunjuk pada hakikat hidup manusia dan kepada Allah SWT sebagai pencipta kehidupan tersebut.

Dengan demikian keindahan selalu mengacu pada , dan nilai kehidupan yang diwarnai oleh konsep manusia dan ketuhanan menyebar di kalangan masyarakat, dan nilai menjadi kandungan yang dapat mewarnai bentuknya. Nilai-nilai dan isi yang terkandung dalam karya seni membentuk karya seni menjadi berbagai bentuk. Karya seni Islam sendiri mempunyai muatan yang mewarnai wujud karya seni itu sendiri.

Seni rupa Islam meliputi segala aspek visual yang bersumber dari peradaban Islam di wilayah-wilayah di seluruh dunia yang pernah dikuasai oleh Islam. Seni rupa Islam muncul ketika Islam mulai berjaya hingga masa keemasan Islam. 

Keindahan seni rupa dalam Islam terlihat pada ciri-ciri yang berkembang dalam sejarah seni rupa dan seni rupa pada umumnya. Tempat berkembangnya seni menjadi keindahan budaya masyarakat dan berkembangnya keindahan serta nilai kehidupan sebagai kekayaan jiwa. Hal ini terlihat melalui pemahaman dasar tentang sejarah dan perkembangan seni rupa Islam.

Pertama, seni rupa Islam berlandaskan agama Islam dengan sumber Al-Qur'an dan Hadits, sehingga seni rupa yang bernapaskan Islam selalu berlandaskan pada ajaran Islam. Hal ini yang dinyatakan dalam surat Al-Baqarah ayat 208:

"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara menyeluruh, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu."

Kedua, seni rupa Islam tidak mempunyai gaya seni tunggal, namun cenderung menampilkan gaya seni yang beragam (pluralistik). Hal ini didasarkan pada cara pandang Islam yang toleran terhadap agama dan keyakinan lain. Muamalah atau bentuk kehidupan manusia, bekerja sama dengan orang-orang yang berbeda etnis untuk membangun peradaban manusia.

Dengan demikian, muncullah corak seni Islam yang pluralistik sebagai wujud keberagaman antar suku yang berbeda, disesuaikan dengan konsep Islam yang dapat mencakup seluruh aspek kehidupan sosial manusia. Karena Islam memberikan kesempatan untuk mengembangkan nilai-nilai seni yang sesuai dengan kaidah nilai kemanusiaan, untuk menjadi pribadi yang beradab dan tidak tergoda oleh hawa nafsu manusia atau penyembahan berhala untuk berbuat selain dari Allah.

Ketiga, seni rupa Islam memperlihatkan kekuatan dalam seni hias (seni ornamen) karena pandangan Islam tradisi menggambar perwujudan mahluk hidup dalam bentuk realistis tidak begitu populer. 

Ciri dalam seni hias Islam pada umumnya ialah penggunaan motif-motif geometris, karena seni Islam mempunyai tradisi ilmu pengetahuan di masa kejayaannya. Banyak para alim ulama besar yang menguasai ilmu pengetahuan mulai dari fisika, kimia, matematika, kedokteran, sastra dan seni. Mereka kemudian memberikan kontribusi di dalam perkembangan seni rupa yang mempunyai kekhasan sebagai seni hias.

Keempat, seni Islam berdasarkan patronase penguasa (khalifah, sultan, kaisar, raja, presiden, atau perdana menteri). Perkembangan seni Islam disebabkan oleh kesadaran para pemimpin terhadap perkembangan peradaban Islam secara keseluruhan. Seni Islam merupakan ekspresi kemampuan pemimpin dalam menjalankan tugasnya sebagai khalifah. Sebab, seni dengan keindahan yang luar biasa memberikan dampak positif terhadap nilai-nilai keagamaan seseorang.

 Khalifah - Dengan kata lain, kita dapat mengatakan bahwa setiap orang adalah pemimpinnya sendiri - setiap orang bertanggung jawab atas segala sesuatu dan apa misinya di dunia ini. Demikian pula, seniman (dalam hal ini seniman visual) bertanggung jawab secara moral atas karya yang mereka ciptakan. 

Oleh karena itu, para seniman sadar betul bahwa dalam karyanya yang diungkapkannya adalah ketertarikan dan sikapnya terhadap apa yang diwakili oleh karyanya. Agar suatu karya seni menjadi indah dan unggul, setidak-tidaknya senimannya harus mempunyai sikap dan akhlak yang baik, sepadan dengan karya yang diciptakannya.

Istilah seni rupa Islam meliputi gaya Mesir, gaya Suriah, gaya India, gaya Indonesia, dan lain-lain, dimana setiap gaya seni Islam mencerminkan konteks seni tradisional masing-masing daerah. Karena Islam toleran terhadap tradisi budaya lokal; karena seni Islam tidak hanya menekankan pada bentuk, tetapi tidak menekankan pada pemujaan pada bentuk sebagai tuhan selain Allah.

Misalnya masjid gaya India berbeda dengan masjid gaya Afrika Utara, berbeda dengan gaya Indonesia dan dan seterusnya. Memberikan corak dan keindahan dalam seni menjadikan kehidupan sebagai realitas sosial yang mewakili kebenaran agama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun