Jahe memiliki kandungan senyawa kimia, yakni gingerol, shogaol, singeron, farnesene, caprylic acid, aspartic, capsaicin, cineole, curcurmin, linolenic acid, kandungan oleoresin serta mengandung hingga 4% minyak atsiri yang di dalamnya ada beberapa unsur alami, contohnya methyl hepteone, citral, borneol, geraniol, linaloo, cineol, acetates, zingiberence, serta chavicol. Curcumin serta gingerol  yang bagus untuk mencegah radikal bebas sehingga bisa meningkatkan sistem imunitas tubuh.Â
Arista et al (2020) menyatakan, "Jahe mempunyai khasiat antivirus yang baik serta bisa dipakai guna mengobati gangguan pernapasan yang menjadi salah satu gejala dari infeksi SARS-Cov-2." Maka dari itu, jahe dapat digunakan untuk salah satu cara mencegah serta mengurangi risiko terpaparnya virus COVID-19 dengan cara mengonsumsi olahan jahe yang diolah menjadi minuman herbal karena jahe mempunyai khasiat antivirus yang baik serta bisa menjaga imunitas tubuh.Â
Penulis: Aghniyaa Akmalina (Mahasiswa Pengobat Tradisional, Fakultas Vokasi, Universitas Airlangga) .
Referensi:Â
Aristia, B. F., dkk. (2020). Optimalisasi imunitas di masa pandemi dengan BUK JARA (Serbuk Jahe Merah ) bagi warga desa Mojogeneng kabupaten Mojokerto. Prosiding Seminar Nasional Abdimas Ma Chung, 279--287.Â
Chowdhury, Â M. A., dkk. (2020). Immune Response in COVID 19: A Review. Journal of Infection and Public Health, 13, 1619-1629.Â
World Health Organization. (2020). Coronavirus disease (COVID-19) pandemic [online] (https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019, diakses 1 Juni 2022 pukul 19.10).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H