Revolusi industri? Apa itu ya revolusi industri? Belakangan ini lagi banyak banget loh guys yang membahas mengenai Revolusi Industri 4.0! Sebenarnya revolusi industri ini sudah terjadi sebanyak tiga kali dan sekarang kita memasuki tahap keempat! Yuk, simak mengenai penjelasan revolusi industri!
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, revolusi industri berarti sebuah perubahan radikal dalam usaha mencapai produksi dengan menggunakan mesin-mesin, baik untuk tenaga penggerak maupun untuk tenaga pemroses. Pemicu utama terjadinya revolusi industri disebabkan manusia ingin mengatasi masalah-masalah yang dihadapi ketika memproduksi barang, seperti biaya yang mahal, waktu yang lama, dan hal itulah yang mendorong manusia untuk menemukan cara yang membuat produksi menjadi lebih efektif dan efisien.
Baca juga : Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Industri Pariwisata
Revolusi Industri 1.0 berlangsung periode antara tahun 1750-1850 dan ditandai dengan tenaga manusia digantikan oleh kehadiran mesin. Pada era ini ditemukan mesin uap untuk menggantikan tenaga otot, air, dan angin yang digunakan untuk menggerakkan apapun. Revolusi Industri 2.0 berlangsung pada akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20. Tenaga uap sudah mulai digantikan oleh tenaga listrik. Pada era ini terjadi perkembangan pesat pada industrialisasi dan ilmu pengetahuan, pembagian kerja, produksi massal. Revolusi Industri 3.0 berlangsung pada akhir abad 20 dan ditandai dengan kemunculan internet dan teknologi digital yang dikenal sebagai Revolusi Digital.
Pada saat itu teknologi membuat pabrik-pabrik dan industri-industri lebih memilih mesin daripada manusia. Terlebih lagi mesin canggih memiliki kemampuan dalam berproduksi lebih berlipat. Revolusi Industri 4.0 berlangsung pada awal abad ke-21 sampai sekarang. Revolusi ini ditandai dengan adanya internet of things, big data, artificial intelligence, human machine interface, robotic and sensor technology, 3d printing technology.
Baca juga : Arbitrase Online Pada Era Revolusi Industri 4.0 dan Pandemi Covid-19
Revolusi Keempat ini yang sebetulnya paling besar. Machine learning, yaitu mesin yang memiliki kemampuan untuk belajar, yang bisa sadar bahwa dirinya melakukan kesalahan sehingga melakukan koreksi yang tepat untuk memperbaiki hasil berikutnya. Pada Revolusi Industri 4.0, manusia telah menemukan pola baru ketika disruptif teknologi (disruptive technology) hadir begitu cepat dan mengancam keberadaan perusahaan-perusahaan incumbent (perusahaan pemain lama). Sejarah telah mencatat bahwa Revolusi Industri ini telah banyak menelan korban dengan matinya perusahaan-perusahaan raksasa.
Apa saja sih efek dan dampak dari Revolusi Industri 4.0? Berikut adalah efek-efek dari Revolusi Industri, yuk kita simak! Globalisasi (proses bisnis dan organisasi mengembangkan pengaruh internasional atau beroprasi dalam skala internasional yang didukung oleh kemajuan dalam transportasi dan telekomunikasi), tanpa batas (setiap orang dapat memberikan ide dan memantau apa yang terjadi secara real time kapanpun dan dimanapun mereka berada),Â
Baca juga : Revolusi Industri 4.0 Diyakini Menjadi Pertumbuhan Industri yang Sangat Pesat dan Berpengaruh
kompetisi internasional (setiap perusahaan akan berlomba lomba untuk memenuhi kebutuhan pasar dengan merancang proses produksi yang efisien dan cepat, dan automatisasi (tenaga kerja manusia akan tergantikan dengan adanya mesin dan robot yang dibekali kemampuan untuk memproses data berupa Artificial Intelligence). Masalah-masalah utama yang mungkin muncul akibat adanya revolusi industri 4.0 yaitu pengangguran dan kerusakan alam akibat exploitasi industri.
Revolusi industri keempat yang merupakan masa adanya campur tangan sistem cerdas (AI) dan automatisasi dalam industri yang bekerja melalui data dengan teknologi machine learning. Perkembangan revolusi industri 4.0 di Indonesia cukup didukung oleh pemerintah, terutama Kementrian Perindustrian. Beberapa sektor industri seperti industri makanan dan minuman, semen, petrokimia, otomotif dsb dinilai telah siap menyongsong industri 4.0.