Mohon tunggu...
Aghnia
Aghnia Mohon Tunggu... Editor - akunting

Ku bukan superstar kaya dan terkenal Ku bukan saudagar yang punya banyak kapal Ku bukan bangsawan, ku bukan priayi Ku hanyalah orang yang ingin dicintai

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Kolaborasi Ketiga Diani Budiarto dan PKS di Pilkada Bogor, Akankah Kembali Kalah?

9 Oktober 2024   22:34 Diperbarui: 10 Oktober 2024   14:14 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lembaga survei Charta Politika merilis hasil elektabilitas 5 pasangan calon Wali Kota Bogor 2024. Survei Charta Politika berlangsung dari 20 September 2024 sampai 25 September 2024.

Survei elektabilitas pasangan calon Wali Kota Bogor dilakukan dengan cara wawancara tatap muka langsung dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Jumlah sampel pada survei sebanyak 400 responden di 6 kecamatan Kota Bogor.

Charta Politika menggunakan metodologi acak bertingkat dengan margin error kurang lebih 4,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Ini hasil survei elektabilitas calon Wali Kota Bogor 2024.
 
Dedie Rachim : 39,3 persen
Atang Trisnanto : 21,8 persen
Sendi Fardiansyah : 13,5 persen
Raendi Rayendra : 9,8 persen
Rena Da Frina : 4,0 persen

Ini hasil survei pasangan calon Wali Kota Bogor dan calon Wakil Wali Kota Bogor 2024.

Dedie Rachim - Jenal Mutaqqin : 39,8 persen
Atang Trisnanto - Annida Alivia : 21,8 persen
Sendi Fardiansyah - Melli Darsa : 14,0 persen
Raendi Rayendra - Eka Maulana : 8,5 persen
Rena Da Frina - Teddy Risandi : 3,8 persen.
Masih galau: 12,3 persen

Pilkada Kota Bogor 2024 diikuti 5 pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor. Pasangan nomor urut satu Sendi Fardiansyah dan Melli Darsa. Sendi adalah mantan asisten pribadi Iriana Jokowi. Sedangkan Melli Darsa pengacara dan politisi Partai Golkar.

Nomor urut 2 Atang Trisnanto dan Annida Alivia. Mereka diusung PKS dan Partai Ummat. Atang Trisnanto politisi PKS yang juga mantan Ketua DPRD Kota Bogor 2019-2024. Sementara Annida Alivia adalah caleg DPD RI yang gagal terpilih.

Pasangan nomor urut 3 Dedie Rachim dan Jenal Muttaqin. Pasangan ini diusung Partai Gerindra, PAN, Demokrat, Perindo dan Gelora. Dedie Rachim mantan Wakil Wali Kota Bogor 2019-2024. Jenal Mutaqqin mantan Wakil Ketua DPRD Kota Bogor 2019-2024 dari Fraksi Gerindra.

Nomor urut 4 Rena Da Frina dan Teddy Risandi. Mereka diusung PDIP. Rena Da Frina mantan birokrat yang pernah menjabat menjadi staf, lurah, camat, sekdis hingga kepala dinas PUPR Kota Bogor. Teddy Risandi dikenal sebagai aktivis 98.

Nomor urut 5 Raendi Rayendra dan Eka Maulana. Pasangan ini diusung PKB, PPP, Partai Buruh dan PBB. Raendi Rayendra dokter kecantikan. Sementara Eka Maulana adalah pengusaha. Sumber: (https://bogor.tribunnews.com/2024/10/08/survei-charta-politika-dedie-rachim-jenal-mutaqin-398-persen-atang-annida-218-persen?utm_source=topindex)

Jika diamati secara seksama, ada tiga poin menarik untuk dikuliti pada Pilkada Kota Bogor 2024 ini.

Poin pertama. Dedie Rachim sebelum menyatakan diri maju dalam Pilkada Kota Bogor 2024, hasil survei pribadi selalu menempati posisi teratas. Bahkan mencapai angka 44,0 persen. Sumber: (https://megapolitan.kompas.com/read/2024/06/10/14291451/survei-indikator-dedie-rachim-puncaki-elektabilitas-cawalkot-bogor)

Dilalah sampai kurang lebih dua bulan menjelang pencoblosan, hasil suvei pribadi Dedie Rachim masih yang tertinggi yaitu 39,3 persen. Dapat disimpulkan, sejak 4 bulan setelah survei Indikator sampai pada rilis survei Charta Politika, Dedie Rachim hanya turun sekitar 4,7 persen. Atau ada penurunan 1 persen perbulannya.

Padahal apabila di momen politik sekarang ini banyak hal bisa terjadi. Posisi petahana seperti Dedie Rachim bisa sangat rawan untuk terjun bebas karena ada gempuran dari berbagai pihak. Mulai dari pengaruh politik nasional, kampanye negatif yang digencarkan pihak lawan, hingga soal penentuan posisi calon wakil.

Ajaibnya, angin kemenangan justru makin kencang ke arah Dedie Rachim. Setelah memutuskan memilih Jenal Mutaqqin sebagai wakilnya, nasib baik selalu menghampiri. Banyak kalangan yang berpendapat bahwa menduetkan Jenal sebagai pendamping Dedie adalah langkah jitu dan strategis. Kombinasi yang pas. Dedie Rachim mantan Wakil Wali Kota Bogor. Jenal Mutaqqin mantan Wakil Ketua DPRD Kota Bogor.

Jenal Mutaqqin merupakan kader terbaik pilihan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, yang juga Presiden Republik Indonesia terpilih 2024-2029 yang akan dilantik pada tanggal 20 Oktober 2024 nanti. Jenal berulang kali terpilih menjadi kader terbaik dalam setiap pelatihan kader internal yang digelar Gerindra di hambalang. Sumber: (https://bogor.tribunnews.com/2024/05/15/biodata-jenal-mutaqin-wakil-ketua-dprd-kota-bogor-yang-akan-maju-di-pilkada-2024-syahwat-sudah-ada)

Hawa kemenangan Dedie Rachim dapat dirasakan tatkala kesesuaian arah angin siapa yang berkuasa di negeri ini sekarang. Prabowo Subianto tinggal di Desa Hambalang, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor. Dikabarkan juga akan berkantor di Istana Bogor, yang jaraknya hanya sepelemparan batu. Inilah yang sering disebut orang sebagai langkah jitu dan strategis.

Poin kedua. Lawan Dedie Rachim di Pilkada 2024 yang diperhitungkan adalah barisan yang sama dalam Pilkada 2013 dan Pilkada 2018: PKS. Dedie diasosiasikan sebagai penerus Bima Arya, Wali Kota Bogor 2014-2019 dan 2019-2024 sumber: (https://id.wikipedia.org/wiki/Bima_Arya_Sugiarto#:~:text=Bima%20adalah%20Wali%20Kota%20Bogor,2014%20hingga%207%20April%202019.&text=Bey%20Machmudin%20(Pj.))

Dalam Pilkada Kota Bogor 2013 dan 2018, PKS menjadi lawan sengit Bima Arya. Pada kontestasi dua pilkada pada masa itu, PKS selalu mengalami kekalahan. Yang bikin gondok, selisihnya tidak terlalu jauh. Ini kumpulan datanya.

Pilkada Kota Bogor 2013 (14 September 2013)
DPT: 673.938
Suara Sah: 400.871

Firman Halim - Gastono (Independen): 25.793 suara atau 6,43 persen
Bima Arya - Usmar Hariman (PAN, Demokrat, Gerindra, PBB, PKB): 132.835 suara atau 33,14 persen
Ahmad Rukyat - Aim Hermana (PKS, Hanura, PPP): 131.080 suara atau 32,7 persen
Dody Rosadi - Untung Maryono (PDIP, Golkar, PKPi): 67.715 suara 16,89 persen
Syaeful Anwar - Muztahidin (Independen): 43.448 suara 10,84 persen

Pilkada Kota Bogor 2018 (27 Juni 2018)
DPT: 674.310
Suara sah: 521.765
Ahmad Rukyat-Zaenul Mutaqin (PKS, PPP, Gerindra): 153.047 suara atau 29,4 persen
Edgar Suratman - Sefwelly Gianyar (Independen): 61.871 suara atau 11,85 persen
Bima Arya - Dedie Rachim (PAN, Demokrat, Golkar, Nasdem, Hanura): 215.078 suara atau 43,64 persen
Dadang Iskandar - Sugeng T. Santoso (PDIP, PKB): 63.335 suara atau 12,13 persen

Dalam dua pilkada tersebut, nama Diani Budiarto disinyalir terafiliasi berada dibalik calon yang diusung PKS. Yang endingnya dua kali kalah ketika melawan Bima Arya. Diani Budiarto adalah mantan Wali Kota Bogor 2004-2009 dan 2010-2014.

Pada Pilkada 2024 ini, Diani Budiarto secara gamblang mendukung kembali calon dari PKS yakni Atang Trisnanto - Annida Alivia. Jika polanya seperti ini, maka pilkada 2024 menjadi kolaborasi ketiga Diani Budiarto dan PKS. Akankah PKS mengalami kekalahan yang sama seperti dua periode sebelumnya? Mari kita ulas.

Pada Pilkada 2013, PKS sebagai petahana mengusung Ahmad Rukyat - Aim Hermana. Ahmad Rukyat merupakan Wakil Wali Kota Bogor pendamping Diani Budiarto. Dan Aim adalah mantan sektetaris daerah. Sebagai petahana, Rukyat digadang-gadang memiliki kans menang yang tinggi. Bagaimana tidak, pada masa itu tata kelola pemerintahan belum seketat dan setransparan sekarang. Sehingga seluruh kekuatan baik itu program dan anggaran diarahkan untuk memanjakan pasangan Ahmad Rukyat - Aim Hermana.

Sementara di sisi lain, pasangan Bima Arya - Usmar Hariman adalah pendatang baru dalam panggung politik pilkada, meski Usmar Hariman sebelumnya menjabat sebagai anggota DPRD Kota Bogor pada masa itu. Ketika awal masuk bursa calon kepala daerah, dalam survei Charta Politika Bima Arya yang baru terjun ke politik praktis hanya bermodalkan 2 persen suara.

Sebagai petahana, Ahmad Rukyat memiliki tingkat kepuasan masyarakat atas kinerjanya diangka 43 persen. Modal yang jomplang ketika dibandingkan dengan Bima Arya. Namun, ketika pemilihan 14 September 2013, kondisinya berbeda. Bima Arya unggul tipis 0,44 persen dibandingkan Rukyat. Sangat tipis. Sakit, tapi tidak berdarah.

5 tahun kemudian. Ahmad Rukyat kembali maju. Di Pilkada 2018, ia berpasangan dengan Zaenul Mutaqin yang juga ketua DPC PPP. Lagi-lagi Diani Budiarto ditenggarai berada dibalik pasangan calon ini. Namun kondisinya berbeda. Kali ini Bima Arya yang menjadi petahana. Pada Pilkada Kota Bogor 2018, tingkat kepuasan masyarakat atas kinerja Bima Arya meningkat tajam. Yakni 83 persen. Bima Arya yang berpasangan dengan Dedie Rachim, berhasil menebalkan selisih kemenangan terhadap Rukyat - Zaenul yakni 14,3 persen, dibandingkan Pilkada 2013.

Pada Pilkada 2024, Dedie Rachim yang maju sebagai petahana. Dedie punya modal tingkat kepuasan masyarakat atas kinerjanya sebagai wakil wali kota sebanyak 79 persen. PKS masih menjadi saingan bubuyutannya. PKS memasang Atang Trisnanto sebagai lawan Dedie Rachim. PKS juga punya modal: 22 persen suara saat Pileg 2024, atau setara 11 kursi DPRD.

Beda dulu, beda sekarang. 2013 tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Rukyat sebagai petahana 43 persen. 2024 tingkat kepuasan masyarakat atas kinerja Dedie Rachim 79 persen.

2013 yang maju dari PKS dalam pilkada ialah Ahmad Rukyat yang notabenenya tokoh sentral PKS baik di pusat maupun di lokal Bogor. Sekarang yang maju pilkada dari PKS ialah Atang Trisnanto, yang notabennya Ketua DPD PKS Kota Bogor.

Dalam berbagai analisa, elastisitas keterpilhan calon dari PKS akan pada angka 25 hingga 32 persen. Ini diasumsikan dari hasil suara yang diperoleh calon PKS pada pilkada 2013 lalu. Namun, yang menjadi catatan adalah ketika itu PKS berkoalisi dengan Hanura dan PPP. Sementara 2024 ini, PKS berkoalisi dengan Partai Ummat yang tidak punya kursi di DPRD.

Sementara Dedie - Jenal dari hasil survei Charta memiliki modal 39,8 persen ditambah dengan nasib baik punya Presiden RI 2024-2029.

Poin ketiga. Karena yang bertarung sengit adalah Dedie - Rachim Vs Atang Trisnato - Annida Alivia, maka pasangan yang lainnya kurang menarik untuk dikuliti. Kalaupun terjadi penurunan terhadap Dedie-Jenal, maka itu maksimal hanya 2 persen. Dan disisi lain Dedie-Jenal bisa menambah elektabilitas karena masih ada 12,3 persen yang belum menentukan pilihan. Sehingga berdasarkan hitungan itu, Dedie - Jenal mendapatkan suara sekurang-kurangnya 41 persen.

Selamat kepada Dedie Rachim - Jenal Mutaqqin yang akan terpilih sebagai Wali Kota Bogor - Wakil Wali Kota Bogor 2025-2030.

Tamat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun