Fenomena masalah ini terutama muncul di perkotaan. Yang mana pergerakan orang tua dan anaknya di masyarakat bergantung pada kehidupan pekerjaan dan ekonomi mereka, ituh ciri masyarakat urban. Sedangkan sekolah terus tumbuh dengan berbagai kegiatan prestasi dan konseling.Â
Sekolah yang punya daya tampung melebihi kapasitas begitu rentan dengan banyak kejadian dan miskomunikasi antara orang tua dan sekolah. Sering terjadi anak melaporkan kejadian dan informasi secara tak berimbang kepada orang tuanya. Atau bisa saja orang tua salah menduga dari setiap aktifitas di sekolah dan kelas. Koneksi yang efektif akan mengurangi miskomunikasi seperti itu.Â
Semua kejadian baik dalam hal prestasi dan konseling kadang perlu dikomunikasikan dengan orang tua. Pernah ada orang tua dan siswa sulit dihubungi karena sekolah kehilangan kontak sehingga ketika pengambilan ijazah anak tidak datang. Hanya menunggu kesadaran mereka. Sehingga ada orang tua yang baru mengambil ijazah anaknya ke sekolah setelah 2 tahun tanpa kabar.Â
Itulah beberapa hal yang mendasar pentingnya praktik komunikasi yang berterima antara orang tua dan sekolah. Saling terlibat dan seolah satua kesatuan pasangan yang tak bisa terpisahkan. Â Sebagaimana halnya download dan upload, saling memberi dan menerima, tak ada yang satu, tak ada keduanya.Â
Sosialisasi komunikasi efektif pada wali murid
Pekerjaan rumah sekarang, yaitu sekolah dan guru perlu mencari cara bagaimana mempromosikan dan mengembangkan keterampilan komunikasi bagi para orang tua. Begitu juga pimpinan sekolah terhadap guru-gurunya. Komunikasi itu, misalnya, dapat dimulai dengan ucapan 'selamat datang' saat orang tua pertama kali masuk ke gedung sekolah. Biasanya dipampangkan di pintu masuk gedung sekolah, Baik berupa tulisan biasa, timbul atau berbentuk layar ledbergerak. Hal ini bermaksud untuk mengundang persahabatan pertama sekolah dengan wali murid sebagai pihak masyarakat.Â
Komunikasi berikutnya adalah berupa senyuman, Â sapa, dan salam, gerakan 3S oleh warga sekolah bagi orang tua atau tamu lainnya yang datang ke sekolah. Baik oleh guru, maupun staff sekolah.Â
Kesan persahabatan berikutnya adalah dapat berupa kebersihan sekolah yang terjaga. Ada pula tempat ibarat galeri, memamerkan karya-karya siswa, dan berbagai macam bentuk prestasi siswa, yang bisa dilihat orang tua ketika berkunjung ke sekolah.Â
Sehingga tidak hanya manusianya yang ada di sekolah yang ramah; taman, setiap lorong, toilet, dan sudut lainnya yang ada sekolah juga menunjukan keramahannya.Â
Membangun komunikasi satu arah dan dua arah
Komunikasi yang teruji dan efektif berikutnya adalah dengan melibatkan pertukaran informasi satu arah atau dua arah (menurut Berger, 1991).Â