Mohon tunggu...
Agus Hendri
Agus Hendri Mohon Tunggu... Lainnya - Skill in the muisc, planting, class and beyond

Menyatukan kekuatan budaya daratan/pedalaman & lautan/pesisir, mjdi sebuah kekuatan yg mendasar utk semua kalangan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membangkitkan Imajinasi dan Kreativitas

23 Februari 2018   23:15 Diperbarui: 25 Februari 2018   21:15 4943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Biarkan mereka merenungi keputusan mana yang terbaik buat karangannya. Yang salah dari ejaan dan tata bahasa akan membaik seiring waktu. Inilah yang disebut, belajar sambil membiarkan diri hanyut dalam renungan. Renungan mereka sendiri, renungan terserah dimulai dari mana dan bebas mereka akhiri kapan saja.

Bercerita kolaboratif. Membaca dan menceritakan kembali, baik sendiri atau berkelompok termasuk cara yang efektif untuk memancing kemampuan imajinasi.

Mengajak murid melacak di Google searches.Internet yang memiliki browser, dan google sebagai mesin pencari tak dipungkiri dapat memberikan semua jawaban dari apa yang kita tanya. Kali ini mengajak murid berpikir ekspansif di sana.

Suruhlah siswa untuk googling sesuatu yang mereka rasa sangat menarik. Kemudian, muncullah sederetan hyperlink. Suruh mereka klik hyperlink yang paling menarik, dan satu pilihan lainnya. Mereka harus melacak apa yang membuat mereka tertarik dari setiap link, sehingga mereka mengembangkan kesadaran proses mereka sendiri. Diharapkan siswa menemukan urutan yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Contoh bagaimana hubungan petani dan pedagang beras, pedagang beras dan pembeli di kota.

Hakikatnya adalah untuk memahami sesuatu dalam belajar tidak hanya menemukan jawaban, melainkan bagaimana jawaban saat ini akan membantu  atau bercerita untuk mencari tahu jawaban pertanyaan selanjutnya.

Mencoba improvisasi diri.Domain bentuk improvisasi diri dapat kita temukan dari para musisi atau komedian mengaktualisasikan diri mereka sehingga menemukan atau menghasilkan instrumen yang enak didengar dan lelucon segar yang menghibur yang diciptakan komedian. Proses mencipta adalah hasil dari imanjinasi.

Improvisasi adalah aktualisasi kreativitas dan spontanitas, terbebas dari aturan tertentu, terbuka dan bebas dari rasa takut salah. Karena improvisasi cenderung ke arah permainan belaka sehingga memungkinkan anak merasa rileks untuk meraih yang terbaik sekaligus dapat memuaskan hal terdalam dalam jiwa mereka.

Memperkenalkan kehidupan nyata. Belajar adalah memgumpulkan banyak pengalaman dalam kehidupan nyata. Pengalaman yang memungkinkan terbentuknya sesuatu yang baru. Apa yang mungkin tidak tampak, bisa menjadi nampak. Yang tidak ada bisa menjadi ada, yang belum relevan dibuat menjadi relevan. Itulah hasil kekuatan dari imajinasi.

Misalnya, seorang guru bisa membawa kelasnya untuk pembuat faire, seperti dari perlengkapan bayi. Ada babypowder, sampo, minyak kayu putih, baby oil lalu diaduk, apa yang terjadi dan seperti apa hasilnya akan ditemukan sendiri oleh murid karena mereka melakukan secara nyata.

Selain membuat faire boleh juga dicoba bagaimana menjadikan objek sederhana, sesuatu yang sudah terbuang dan tidak terpakai lagi menjadi karya baru yang bisa bermanfaat. Misalnya dari koran dan stick bekas menjadi sebuah karya, misalnya dibuat sebagai kotak tisu atau tempat ballpoin.

Mendorong doodling (menggambar sambil melamunkan sebuah objek).Di mana kita setiap hari selalu melihat doodle yang menarik? Ya, benar! Kita selalu melihatnya di search engine google. Doodle di google selalu menarik karena mengulas balik tokoh-tokoh yang berjasa sebelum kita hanya dalam bentuk coretan yang mengasilkan gambar aneh dan unik, namun maksud isinya begitu dalam. Untuk membuatnya diperlukan imajinasi sekaligus pengetahuan dari hasil membaca yang mendalam sehingga doodle bisa bercerita tanpa menggunakan teks yang panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun