Keesokan harinya, Via mulai menyiapkan semua persyaratan yang diperlukan bersama temannya, Lia, yang juga bermaksud untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Mereka berhasil memenuhi semua persyaratan yang diminta, namun dokumen tersebut harus sampai ke kampus pada hari berikutnya. Dengan rumah Via yang terletak sangat jauh dari kampus, Via merasa bingung bagaimana cara agar dokumen pendaftaran tersebut dapat sampai tepat waktu.
Setelah mencari informasi, Via dan Lia mengetahui bahwa ada kendaraan umum yang dapat membawa dokumen tersebut hingga ke kampus tepat waktu. Mereka diberitahu oleh tetangga mereka tentang mobil boks pengangkut rokok yang dapat membantu mengantarkan dokumen ke kampus.
"Terdapat kendaraan yang bisa membawa dokumenmu ke kampus besok, Via, namun mobilnya adalah mobil boks pengangkut rokok," ucap tetangga Via.
Via menjawab dengan mantap, "Tidak masalah, Bu, yang penting dokumen fisiknya sampai ke kampus tepat waktu." Dengan tekad yang kuat, Via siap untuk menghadapi tantangan terakhir dalam proses pendaftaran kuliahnya.
Setelah perjuangan yang panjang, dokumen fisik tersebut akhirnya sampai ke kampus tepat waktu. Beberapa minggu kemudian, perwakilan kampus yang bertanggung jawab atas pendaftaran KIP kuliah menghubungi Via untuk memberitahu bahwa mereka akan melakukan survei ke rumah Via guna memastikan bahwa kondisinya sesuai dengan dokumen pendaftaran yang diajukan.
Waktu terus berjalan, dan hari pengumuman kelulusan pendaftaran KIP kuliah pun tiba. Namun, ketika Via melihat pengumuman tersebut, ia merasa kecewa dan putus asa karena tidak lulus, sementara temannya berhasil lolos dalam seleksi tersebut. Dengan hati yang berat, Via membagikan kabar tersebut kepada kakaknya.
"Kak, Via tidak lulus dalam pendaftaran KIP kuliah," ucapnya dengan penuh kekecewaan karena impian terbesarnya kandas.
Kakak Ardi memberikan dukungan, "Tidak apa-apa, setidaknya kamu telah berusaha. Mungkin memang bukan rejekimu." Dengan kata-kata penyemangat dari kakaknya, Via merasa sedikit lega meskipun hatinya masih terasa berat atas kegagalan yang dialaminya.
Via dan kakaknya kemudian menginformasikan kepada orang tua mereka bahwa Via tidak lolos dalam pendaftaran KIP. Meskipun demikian, keyakinan orang tua Via yang mendambakan kesuksesan bagi anaknya memberikan semangat dan meyakinkan Via bahwa segala sesuatu pasti memiliki jalan keluarnya.
Dengan dukungan penuh dari keluarga, Via tetap melanjutkan pendidikannya. Melalui perjuangan yang gigih, akhirnya Via berhasil menyelesaikan kuliah tepat waktu dan mampu membuat keluarganya bangga.
Kesimpulannya, jangan pernah menyerah karena setiap orang memiliki takdirnya masing-masing. Segala sesuatu pasti memiliki jalan keluarnya, dan dengan tekad serta usaha yang keras, impian dapat tercapai meskipun melalui perjalanan yang penuh liku.