Prokrastinasi adalah perilaku menunda-nunda yang sering terjadi dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam konteks akademis, perilaku ini menjadi salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh pelajar dan mahasiswa. Meskipun banyak yang menganggapnya hanya sebagai kebiasaan buruk, prokrastinasi sebenarnya merupakan fenomena yang kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor psikologis, emosional, dan lingkungan.
Kasus Prokrastinasi Akademis
Bayangkan seorang mahasiswa yang diberikan tugas esai dengan tenggat waktu dua minggu. Alih-alih mulai mengerjakan sejak awal, ia memilih untuk menonton serial televisi dan bermain game. Ketika tenggat waktu semakin dekat, ia merasa tertekan dan menyelesaikan tugas tersebut dalam semalam. Akibatnya, kualitas esai menurun, dan ia merasa kecewa dengan hasilnya. Situasi seperti ini merupakan contoh nyata dari prokrastinasi akademis.
Definisi Prokrastinasi Akademis
Menurut Joseph R. Ferrari (2010), prokrastinasi akademis adalah bentuk penundaan tugas akademik yang dilakukan secara berulang kali, meskipun individu mengetahui bahwa hal tersebut akan berdampak buruk. Hal ini seringkali terkait dengan masalah pengaturan waktu dan kecemasan akan kegagalan.
Piers Steel (2007), dalam teorinya tentang prokrastinasi, menjelaskan bahwa perilaku ini muncul akibat kombinasi dari kurangnya motivasi, kesulitan manajemen waktu, dan preferensi terhadap kepuasan instan dibandingkan hasil jangka panjang. Sementara itu, Clarry Lay (1986) menekankan bahwa prokrastinasi melibatkan penundaan yang disengaja, meskipun individu sadar akan tenggat waktu.
Penyebab Prokrastinasi Akademis
Para ahli mengidentifikasi sejumlah faktor yang menyebabkan prokrastinasi akademis:
Kecemasan dan PerfeksionismeÂ
Menurut Timothy A. Pychyl (2013), prokrastinasi sering terjadi sebagai mekanisme penghindaran stres emosional yang terkait dengan tugas. Perasaan takut gagal atau tekanan untuk mencapai hasil yang sempurna sering kali mendorong individu untuk menunda tugas.
Kurangnya MotivasiÂ