Proses pembangunan fasilitas PPKAB yang berbarengan dengan pembangunan Jembatan Canopy Trail  membuat ayah dan teman-temanya merasa tidak sendirian di dalam hutan pada saat siang hari, namun ayah bercerita bahwa para pekerja fasilitas PPKAB kalau sudah sore mereka tidak menginap di dalam hutan melainkan pulang ke desa terdekat yaitu desa Bodogol, mereka sangat jarang sekali menginap di dalam hutan, hal ini berbeda dengan ayah dan teman-temannya pada saat pembangunan Jembatan Canopy Trail yang berada di tengah-tengah hutan dan setiap hari menginap. Pada dasarnya mereka suka dengan petualangan maka menginap di dalam hutan bukan halangan yang berarti buat mereka, ayah dan teman-temannya sangat menikmati momen dan proses kala itu, suatu karya yang dapat mereka sumbangkan untuk proses pendidikan konservasi di Indonesia menurut ayahku.
Jaman itu memang tidak banyak pekerja yang berani untuk menginap di dalam hutan selain ayah dan teman-temannya dikarenakan kawasan hutan PPKAB Bodogol kala itu adalah hutan yang masih rawan karena selain satwa primata seperti Owa Jawa dan Elang Jawa yang merupakan satwa endemik, namun ada juga satwa endemik lainnya yang biasa di kenal dengan Macan Tutul (Panthera Pardus). Satwa inilah yang membuat para pekerja tidak berani untuk menginap di dalam hutan, namun ayahku dan teman-temannya berpendapat dan berkeyakinan kala itu bahwa selagi "nawaitu kita baik" maka Insya Allah akan di lindungi oleh Allah.
(Age Mallory - Founder Jejak Anak)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H