Mohon tunggu...
Agatha 152019030
Agatha 152019030 Mohon Tunggu... Lainnya - Nursing student

19 y.o "the very first requirement in a hospital is that it should do the sick no harm" - Florence Nightingale

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Peran Perawat Dalam Membiasakan Budaya Keselamatan Menjadi Upaya Peningkatan Keselamatan Kita Semua

20 Januari 2021   18:30 Diperbarui: 22 Januari 2021   11:24 869
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Perawat bersama dengan tenaga medis lainnya menjadi garda terdepan dalam pemberian layanan kesehatan. Mereka rela berkorban waktu, tenaga, pikiran, bahkan nyawa demi menyelamatkan ratusan hingga ribuan pasien mulai dari status ODP (Orang Dalam Pemantauan), PDP (Pasien Dalam Pengawasan), hingga positif COVID-19 ditambah dengan kemunculan OTG (Orang Tanpa Gejala) yang membuat mereka terpaksa tidak pulang ke rumah demi mencegah penularan virus ini kepada keluarga tercinta.

Teringat akan Hari Keselamatan Pasien se-Dunia yang perayaannya jatuh pada tanggal 17 September 2020 dimana tema yang diangkat adalah “Keselamatan Tenaga Kesehatan sebagai Prioritas Utama untuk Keselamatan Pasien” yang kemudian oleh Kementrian Kesehatan dan Komisi Nasional Kesehatan negara kita diadaptasi ulang menjadi “Keselamatan Tenaga Kesehatan Keselamatan Kita Semua” dengan tujuan untuk mengapresiasi kerja keras seluruh tenaga medis di berbagai belahan dunia. Selain itu, dengan perayaan ini, Badan Kesehatan Dunia (WHO) ingin agar seluruh tenaga medis dapat betul-betul memahami peran mereka sebagai upaya menegakkan keselamatan pasien.

WHO (2020), menegaskan bagi pembuat kebijakan, pengambil keputusan, dan pemangku kepentingan yang bersangkutan, agar kebijakan mengenai perlindungan tenaga medis dapat terbentuk dengan kelengkapan APD yang memadai, peraturan kerja yang aman dan nyaman, serta adanya peningkatan kerja sama antar penyedia layanan dan asosiasi tenaga medis dalam hal kesehatan berupa terciptanya lingkungan kerja yang aman dan mendukung, terdapat perlindungan bagi petugas yang melaporkan insiden keselamatan pasien, kapasitas dari petugas terutama yang erat kaitannya dengan pencegahan infeksi mengalami peningkatan, dan pemberian reward kepada petugas agar semakin termotivasi dalam upaya menegakkan budaya keselamatan pasien.

Berbicara mengenai budaya keselamatan berarti bagaimana keselamatan itu dapat dipahami, dinilai, dan dijadikan prioritas dalam sebuah organisasi. Konteks keselamatan di sini adalah keselamatan pasien yang mencakup individu, keluarga, dan masyarakat dengan tenaga medis. Terkhususnya di masa pandemi ini, maka letak fokusnya adalah bagaimana setiap layanan kesehatan mulai dari parkiran sampai ke parkiran lagi dapat meminimalkan dampak yang telah ditimbulkan dari penyebaran virus ini.

Budaya keselamatan pasien akan meningkatkan sistem keselamatan pasien dan tenaga medis yang menangani COVID-19, memastikan kepatuhan terhadap protokol dan memungkinkan staf untuk melaporkan kesenjangan dan kekurangan serta mengusulkan perbaikan, sangat penting bagi Fasyankes dengan sumber daya terbatas karena dapat menimbulkan kolaborasi untuk memanfaatkan sumber daya yang terbatas, serta meningkatkan ketahanan dan menciptakan kegembiraan di tempat kerja sebagai salah satu komponen kunci dalam memperkuat budaya keselamatan pasien. Tentu hal ini sangat menentukan percepatan penanganan COVID-19 dengan fokus utamanya adalah kesembuhan bagi pasien yang dirawat dan pencegahan penularan infeksi dari virus.

Kita tahu bahwa sampai sekarang penyebaran COVID-19 masih terus meningkat di beberapa wilayah. Dilansir dari Kompas.com, berdasarkan laporan dari Satgas Penanganan COVID-19, total kasus COVID-19 di Indonesia hingga tanggal 16 Januari 2021 mencapai 896.642 orang sejak kasus pertama diumumkan, yaitu 2 Maret 2020. 

Terdapat penambahan kasus positif sebanyak 14.224 kasus dalam 24 jam terakhir. Sementara itu, berdasarkan rangkuman data Tim Mitigasi IDI yang berasal dari berbagai organisasi persatuan profesi tenaga medis, total tenaga medis yang meninggal berjumlah 504 (Maret-Desember 2020) dengan total perawat mencapai 172 akibat terpapar COVID-19. 

Tercatat bahwa kematian tenaga medis di Indonesia tertinggi di Asia dan berada pada peringkat lima besar di seluruh dunia. Bukan hal yang sepatutnya dibanggakan, justru angka-angka ini telah mengingatkan kita semua betapa pentingnya peran yang dimainkan oleh tenaga medis dalam meringankan penderitaan dan menyelamatkan nyawa para pasien.

Sungguh merupakan perjuangan yang luar biasa karena sebagai pemberi layanan maka mau tidak mau mereka harus memprioritaskan keselamatan masyarakat luas serta mengesampingkan segala kebutuhan pribadi. Tenaga medis harus bekerja dengan protokol yang ketat dengan segala APD yang wajib digunakan selama berinteraksi dengan pasien, ditambah dengan adanya tekanan psikis berupa ketakutan, kekhawatiran, kecemasan, perlakuan diskriminasi dan lain sebagainya. 

Bayangkan saja bekerja selama ± 8 jam tanpa minum dan makan, dengan begitu banyak tekanan dan tuntutan yang ada maka bisa jadi dan sangat mungkin terjadi penularan karena hilangnya perasaan aware atau kewaspadaan. Fokus mereka hanyalah bagaimana memberikan pelayanan yang utuh kepada pasien dan tidak menambah penderitaan atau kesakitan yang dirasakan oleh pasien.

Terkhususnya perawat, dimana setiap pelayanan yang dilakukan harus senantiasa memerhatikan mutu dan keselamatan pasien juga tenaga medis lainnya. Standar dan sasaran keselamatan pasien menjadi hal yang utama untuk dilakukan apabila ingin menciptakan budaya keselamatan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun