Saya ingat saat menonton episode 1 Series Cinta dalam Seutas Tali Sepatu ini, saya tersentuh  denga lirik yang relate dengan kehidupan anak muda sekarang.Â
Sentuhan lirik yang dibuat dari hati sehingga sangat terasa feelnya bagi orang-orang yang akan menonton series ini dari awal hingga akhir.Â
Setiap lirik yang dinyanyikan memiliki cerita dan keterkaitan dengan dialog pada alur cerita dalam Series Cinta dalam Seutas Tali Sepatu ini dari awal hingga akhir.
Saya yakin kalian akan merasakan apa yang saya rasakan, mendengar lagu dan musik dalam Series Cinta dalam Seutas Tali Sepatu ini membuat badan dan tubuh mengikuti alunannya dan kemudian bersenandung, liriknya sendiri mudah dihafalkan.
Series CDSTS mengajarkan arti dalam penyembuhan diri dan berdamai dengan keadaan
Series Cinta dalam Seutas Tali Sepatu atau disingkat CDSTS banyak mengajari para penontonnya tentang arti penyembuhan diri dan berdamai dengan keadaan Saya bisa melihat bagaimana perjuangan Ratri yang diperankan oleh Sabina Tisa, harus jatuh bangun dalam mengatasi traumanya dan bagaimana ia berdamai dengan keadaannya yang merindukan figur seorang ayah. Impiannya untuk menjadi seorang editor  handal pun kadang kala mesti berbenturan dengan senior yang ada di kantor.
Sabina Tisa juga penuh dengan perjuangan, karena Ia menjadi berselisih paham dengan pasangannya yang juga satu kantor dengannya yaitu Aryo (Noel Kefas) yang justru selalu mendampingi dan mendukung impiannya, tapi tidak memahami trauma dan kesedihan seorang Ratri.Â
Hingga muncul Arman seorang penulis yang tidak percaya pada tulisannya sendiri dan memiliki kerinduan akan figure Ibu yang mendalam. Ditambah ada tokoh Ibu Hana (Dinar Roos) yang menjadi penguat Ratri sekaligus penerang jalan cerita Series CDSTS ini.
Terkadang dalam menjalani setiap proses dalam selalu ada hambatan yang tidak terduga yang harus menguji kesabaran dan kesungguhan hati kita. Terutama ketika Ratri goyah pada perasaannya sendiri sementara ia belum sembuh dari mental health issue yang bertahun-tahun dialaminya.