Mohon tunggu...
agata wahyu
agata wahyu Mohon Tunggu... Lainnya - Low profil blogger

Bio

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ketika Akurasi Berita Dinomorduakan dengan Kecepatan

14 April 2016   21:05 Diperbarui: 15 April 2016   09:23 903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Akurasi penyajian fakta berkaitan dengan hal-hal teknis semacam konsistensi penulisan berita, misalnya pada ejaan kata dan tanda baca, kesesuaian antara judul dan isi berita yang disajikan, dan tingkat kesesuaian antara penyajian foto dan teks berita. Akurasi penyajian berita ini dapat diukur berdasarkan tiga komponen. Pertama, konsistensi penulisan teknis berita, misalnya seperti ejaan kata dan tanda baca. Konsistensi ini sangat penting karena dapat membantu menunjang pemahaman pembaca terakit berita yang disajikan. 

Kedua, kesesuaian antara judul dan isi berita yang menjadi salah satu aspek internal accuracy. Kesesuaian antara judul dan isi berita ini penting bagi kebenaran pemahaman pembaca terhadap fakta yang disajikan. Dan ketiga, kesesuaian penampilan foto dan isi berita yang juga menjadi salah satu unsur internal accuracy. Jika foto yang ditampilkan tidak relevan dengan isi berita, maka foto akan justru mengaburkan atau menyesatkan pembaca terhadap isi berita.

Salah satu media yang mepraktikkan jurnalistik online adalah portal berita online www.liputan6.com. Portal berita online yang sudah ada sejak 14 Agustus 2000 ini mengalami perubahan secara besrar-besaran. Pada awalnya portal berita online ini hanya menyajikan tayangan Liputan 6 SCTV, namun pada Oktober 2012, perombakan terjadi secara besar-besaran, mulai dari pendistribusian artikel dan berita yang berjumlah ratusan, bahkan semakin bervariasinya kanal berita yang ada. Dalam situs www.alexa.com portal berita www.liputan6.com di Indonesia berada diperingkat 8.

Hanya saja, tinggi atau rendahnya suatu peringkat belum sepenuhnya menjamin kredibilitas jurnalis online yang ada di liputan6.com. Terbukti dalam pemenuhan tugasnya sebagai sumber informasi bagi masyarakat secara cepat ini membuat jurnalis liputan6.com tidak sepenuhnya memperhatikan kaedah penulisan berita yang baik dan benar.

Dalam kasus meninggalnya mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Erri Yunanto misalnya, pemberitaan yang dilakukan oleh jurnalis online liputan6.com masih belum memenuhi keakuratan suatu berita.

Misalnya dalam berita yang berjudul “Sebelum Berangkat ke Merapi, Eri Yunanto Punya Permintaan ‘Aneh’” (http://news.liputan6.com/read/2235381/sebelum-berangkat-ke-merapi-eri-yunanto-punya-permintaan-aneh), dalam pemberitaan tersebut, terlihat jika jurnalis tidak sepenuhnya melakukan verifikasi terhadap fakta. Adanya kesalahan pengutipan data, nama korban yang seharusnya ditulis dengan “Erri” dalam pemberitaan hanya ditulis “Eri”. Kesalahan selanjutnya ada pada pengutipan nama institusi, nama Universitas Atma Jaya Yogyakarta dalam pemberitaan disambung menjadi Universitas Atmajaya Yogyakarta. Selain itu tidak konsistennya penulisan nama pada kata Erri, pada pemberitaan ada yang ditulis dengan Eri dan ada juga yang ditulis dengan Erri.

Lalu pada pemberitaan “Eri Mahasiswa Atma Jaya Jatuh ke Kawah Merapi Sedalam 200 Meter” (http://news.liputan6.com/read/2233669/eri-mahasiswa-atma-jaya-jatuh-ke-kawah-merapi-sedalam-200-meter), dalam pemberitaan lagi-lagi terjadi kesalahan dalam verifikasi terhadap fakta, di mana nama Eri masih terjadi kesalahan. Lalu terdapat kalimat “Eri dilaporkan jatuh di jurang kawah Gunung Merapi yang cukup dalam.” Tanpa di perjelas siapa yang memberikan pernyataan tersebut, dalam hal ini relevansi sumber fakta tidak sepenuhnya dilakukan oleh jurnalis.

Selanjutnya pada berita yang berjudul “Tim SAR Dilarang Evakuasi Eri dari Kawah Merapi saat Gelap” (http://news.liputan6.com/read/2234266/tim-sar-dilarang-evakuasi-eri-dari-kawah-merapi-saat-gelap) juga terdapat kesalahan dalam akurasi penyajian data. Kesalahan tersebut tampak dari tidak sesuainya foto yang disajikan oleh jurnalis dengan judul dan isi pemberitaan. Selain itu kesalahan juga tampak dalam kalimat “Mahasiswa yang mendaki pada Sabtu 16 Mei siang itu tengah berfoto-foto di salah satu puncak Gunung Merapi bersama 5 temannya sesaat sebelum terjatuh ke kawah.” Pada penulisan kalimat ini jurnalis tidak menyisipkan tanda baca koma (,) pada keterangan waktu (Sabtu, 16 Mei siang), lalu kesalahan juga terjadi dalam penyajian sejauh mana berita yang ditampilkan berkorespondensi dengan fakta yang benar-benar terjadi dilapangan. Karena pada nyatanya, dikutip dari beberapa porta berita online lainnya jika Erri sesaat sebelum terjatuh ke kawah Gunung Merapi bukan bersama kelima temannya, melainkan hanya bersama seorang temannya, Dicky.

Lalu pada pemberitaan yang berjudul “Ayahanda Ikhlaskan Pendaki Eri Yunanto Meninggal di Kawah Merapi” (http://news.liputan6.com/read/2235232/ayahanda-ikhlaskan-pendaki-eri-yunanto-meninggal-di-kawah-merapi) juga mengalami kesalahan pada akurasi penyajian data, dimana foto yang ditampillkan dalam berita tidak sesuai dengan judul dan isi pemberitaan. Selain itu kesalahan dalam penulisan nama institusi juga dilakukan dalam pemberitaan ini, nama Universitas Atma Jaya Yogyakarta kembali ditulis dengan disambung menjadi Universitas Atmajaya Yogyakarta.

Dari keseluruhan berita yang disajikan oleh www.liputan6.com terjadi kesalahan data dalam penulisan nama korban yaitu Erri Yunanto, bukan Eri Yunanto.

Melihat kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam penyajian berita terkait Erri Yunanto yang terjatuh di kawah Gunung Merapi dan meninggal, mungkin jurnalis online perlu mengingat kembali elemen pertama bahwa jurnalisme mengejar kebenaran dan elemen ketiga bahwa jurnalis harus melakukan pemberitaan secara objektifitas (disiplin melakukan verifikasi). Jika jurnalis online sudah mengingat-ingat kedua elemen tersebut, maka pemberitaan yang dihasilkan oleh jurnalis akan menjadi berita yang akurat dan kualitas berita akan menjadi baik di mata pembaca dan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun