Mohon tunggu...
Humaniora

Konsep Dasar Uji Statistik

5 Maret 2017   12:47 Diperbarui: 6 Maret 2017   04:00 2233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebuah Pengantar : Statistik itu alat bantu, bukan penghambat kita meneliti

Riset atau penelitian kita lakukan untuk berbagai kepentingan. Salah satu yang sering kita hadapi adalah situasi ‘terpaksa’ untuk meneliti . Misalnya menyelesaikan tugas akhir baik skripsi, tesis, ataupun disertasi. Dari situasi terpaksa dan kepet itu sebenarnya kita bisa membalikkannya menjadi situasi yang lebih positif. Situasi dimana gairah intelektual dan motivasi untuk mencari jawaban ilmiah atas persoalan yang kita hadapi serta pemikiran rasional  bisa mendapat ruang dalam kehidupan kita. Menjadikan kita bisa lebih eksis. Seperti kata Rene Descartes “Aku berpikir maka aku ada”.

Gairah meneliti sering terbentur dengan berbagai hal.  Misalnya, bila harus menggunakan alat bantu statistik dalam penelitian kuantitatif. Walaupun mendapat mata kuliah atau peltihan khusus tentang statistik, kita sering merasa gamang dihadapkan pada kompleksitas permasalahan terkait pilihan metode dan uji statistik yang akan kita gunakan. Di kepala kita, harus kita tanamkan bahwa statsitik adalah alat bantu bukan penghambat proses kita meneliti. Tenaga ahli atau konsultan statistik bisa membantu kita. Banyak bahan bisa kita dapatkan untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan kita menggunakan uji statistik. Yang penting kita mau belajar dan bisa menangkap konsep dasar statistik kaitannya dengan analisis data penelitian. Jalan selanjutnya akan mengasyikkan. Percayalah !

Sebenarnya dengan kemajuan ilmu informatika dan komputer saat ini, ada keuntungan luar biasa bagi para peneliti. Misalnya dengan adanya piranti lunak yang dapat membantu penyajian data, analisis data, dan uji statistik.  Yang paling populer adalah SPSS, namun puranti lunak lain baik yang gratis maupun berlisensi juga tersedia. Membeli software statistik bukanlah sesuatu yang mahal manakala dibandingkan dengan manfaatnya. Piranti lunak statistik semakin mudah dipelajari. Juga semakin lengkap fitur-fiturnya. Sehingga berbagai kebutuhan peneliti bisa dibantu dengan komputasi yang memadai.  

Memahami Konsep Dasar Uji Statistik

Berangkat dari permasalahan penelitian, kita bisa merumuskan hipotesis. Walaupun tidak semua penelitian memliki hipotesis, misalnya pada penelitian deskriptif.   Ada 3 hal yang terlihat dari hipotesis yaitu jenis penelitian (komparatif atau asosiatif), jumlah variabel, dan tipe data atau skala pengukuran yang dipakai dalam varaibel tersebut.

Dengan memahami 3 hal tersebut kita memiliki modal awal untuk menentukan uji statistik yang akan kita gunakan dalam penelitian. Tentu saja terkadang ada perbedaan antara satu peneliti dengan peneliti lain terhadap persoalan yang sama.. Hal yang terpenting harus difahami adalah statistik sebagai alat bantu, peneliti sendiri yang akan memberi makna terhadap hasil analisis penelitian tersebut.

  • Misalnya dalam tebel  berikut ini :
    • Varibel Terikat
    • Variabel Bebas

    • Kategoris
    • Kontinum
    • Kategoris
    • Chi Square
    • t-test, ANOVA
    • Kontinum
    • LDA, QDA
    • Regresi

Tabel di atas secara sederhana memberi gambaran tentang piihan uji statistik. Misalnya variabel bebasnya Ras dan variabel terikatnya Warna Mata, maka dua-duanya kategoris sehingga kita gunakan Uji Chi Square.

Bila variabel bebasnya Jenis Kelamin dan variabel terikatnya nilai ujian, kita gunakan t-tset atau ANOVA. Bila Variabel Bebasnya kategoris dan Variabel Terikatnya Kontinum, biasanya penelitiannya akan membandingkan data alias bersifat komparatif.

Sementara bila variabel bebasnya nilai fisika dan variabel terikatnya nilai matematika, kita gunakan regresi. Dua variabel kontinum biasanya dicari hubungannya alias bersifat asosiatif. Korelasi dan regresi hampir sama, hanya regresi lebih bersifat prediktif untuk melihat hubungan antar  variabel di masa depan. Misalnya untuk memperkirakan dampak biaya promosi terhadap penjualan pada bukan atau tahun berikutnya.

Dan bila variabel bebasnya diameter piston dan variabel terikatnya jenis mesin kita gunakan Linear Deteminant Analysis atau Quadratic Determinant Analysis.  Uji LDA dan QDA ini akan dibahas dalam artikel tersendiri.

Lebih lanjut kita bisa melihat dalam moodle.collegwent.ac.uk diagram di bawah ini :

  •  

Dalam diagram di atas, istilah komparasi atau perbandingan disebut sebagai DIFFERENCE (perbedaan). Setelah diketahui jenis datanya, maka diuji normalitas atau parametrik atau tidaknya. Kalau tida parametrik, walaupun datanya interval atau rasio akan dianggap sama atau diperlakukan sama  dengan data ordinal.

Marusteri memberi gambaran tentang uji stastisik untuk hipotesis komparatif dalam diagram di bawah ini  :

  •   

Pada diagram di atas, setelah jumlah sampel  ditentukan, pertanyaan berikutnya adalah apakah datanya berdistribusi normal. Jika data berdistribusi normal maka data tersebut cenderung mendukung uji parametrik. Data yang berdistribusi normal cenderung bersifat kontinyu. Data yang besifat kontinyu bisa berupa data interval atau data rasio.

Sebaliknya bila data tidak berdistribusi normal, maka data cenderung mendukung uji non-parametrik. Uji non parametrik lebih dekat dengan data yang bersifat diskrit yaitu nominal atau ordinal.   Diagram di atas bisa menjelaskan dengan jelas hal tersebut. Istilah diskrit sama dengan istilah kategoris.Misalnya : Jenis kelamin, kebangsaan, suku, dan berbagai data kualitatif lainnya. Data ini bisa dikuantifikasi dengan angka sebagai simbol. Misalnya Laki-laki =1, perempuan = 2. Namun, pada dasarnya kita tidak bisa melakukan operasi matematis pada angka-angka tersebut. Namun kita bisa

Demikian pendalaman penulis terhadap berbagai diskusi yang berkembang seputar statistik dalam penelitian. Dari berbagai sumber kita bisa memilih gambaran yang jelas tentang uji statistik yang tepat dalam penelitian kita. Tentu saja seperti yang penulis sampaikan di atas, ada beberapa perdebatan dalam pemilihan uji statistik, yang terpenting adalah argumen dan dasar pemahaman peneliti, serta kemampuan peneliti dalam memaknai hasil penelitian.  Salah satu perdebatan itu akan penulis bahas dalam artikel tentang analisis Likert Data dan Likert-Type Data yang sering digunakan peneliti dalam intrumen kuesioner.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun