Lebih lanjut kita bisa melihat dalam moodle.collegwent.ac.uk diagram di bawah ini :
- Â
Dalam diagram di atas, istilah komparasi atau perbandingan disebut sebagai DIFFERENCE (perbedaan). Setelah diketahui jenis datanya, maka diuji normalitas atau parametrik atau tidaknya. Kalau tida parametrik, walaupun datanya interval atau rasio akan dianggap sama atau diperlakukan sama  dengan data ordinal.
Marusteri memberi gambaran tentang uji stastisik untuk hipotesis komparatif dalam diagram di bawah ini  :
- Â Â
Pada diagram di atas, setelah jumlah sampel  ditentukan, pertanyaan berikutnya adalah apakah datanya berdistribusi normal. Jika data berdistribusi normal maka data tersebut cenderung mendukung uji parametrik. Data yang berdistribusi normal cenderung bersifat kontinyu. Data yang besifat kontinyu bisa berupa data interval atau data rasio.
Sebaliknya bila data tidak berdistribusi normal, maka data cenderung mendukung uji non-parametrik. Uji non parametrik lebih dekat dengan data yang bersifat diskrit yaitu nominal atau ordinal. Â Diagram di atas bisa menjelaskan dengan jelas hal tersebut. Istilah diskrit sama dengan istilah kategoris.Misalnya : Jenis kelamin, kebangsaan, suku, dan berbagai data kualitatif lainnya. Data ini bisa dikuantifikasi dengan angka sebagai simbol. Misalnya Laki-laki =1, perempuan = 2. Namun, pada dasarnya kita tidak bisa melakukan operasi matematis pada angka-angka tersebut. Namun kita bisa
Demikian pendalaman penulis terhadap berbagai diskusi yang berkembang seputar statistik dalam penelitian. Dari berbagai sumber kita bisa memilih gambaran yang jelas tentang uji statistik yang tepat dalam penelitian kita. Tentu saja seperti yang penulis sampaikan di atas, ada beberapa perdebatan dalam pemilihan uji statistik, yang terpenting adalah argumen dan dasar pemahaman peneliti, serta kemampuan peneliti dalam memaknai hasil penelitian. Â Salah satu perdebatan itu akan penulis bahas dalam artikel tentang analisis Likert Data dan Likert-Type Data yang sering digunakan peneliti dalam intrumen kuesioner.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI