Sebuah Pengantar : Statistik itu alat bantu, bukan penghambat kita meneliti
Riset atau penelitian kita lakukan untuk berbagai kepentingan. Salah satu yang sering kita hadapi adalah situasi ‘terpaksa’ untuk meneliti . Misalnya menyelesaikan tugas akhir baik skripsi, tesis, ataupun disertasi. Dari situasi terpaksa dan kepet itu sebenarnya kita bisa membalikkannya menjadi situasi yang lebih positif. Situasi dimana gairah intelektual dan motivasi untuk mencari jawaban ilmiah atas persoalan yang kita hadapi serta pemikiran rasional bisa mendapat ruang dalam kehidupan kita. Menjadikan kita bisa lebih eksis. Seperti kata Rene Descartes “Aku berpikir maka aku ada”.
Gairah meneliti sering terbentur dengan berbagai hal. Misalnya, bila harus menggunakan alat bantu statistik dalam penelitian kuantitatif. Walaupun mendapat mata kuliah atau peltihan khusus tentang statistik, kita sering merasa gamang dihadapkan pada kompleksitas permasalahan terkait pilihan metode dan uji statistik yang akan kita gunakan. Di kepala kita, harus kita tanamkan bahwa statsitik adalah alat bantu bukan penghambat proses kita meneliti. Tenaga ahli atau konsultan statistik bisa membantu kita. Banyak bahan bisa kita dapatkan untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan kita menggunakan uji statistik. Yang penting kita mau belajar dan bisa menangkap konsep dasar statistik kaitannya dengan analisis data penelitian. Jalan selanjutnya akan mengasyikkan. Percayalah !
Sebenarnya dengan kemajuan ilmu informatika dan komputer saat ini, ada keuntungan luar biasa bagi para peneliti. Misalnya dengan adanya piranti lunak yang dapat membantu penyajian data, analisis data, dan uji statistik. Yang paling populer adalah SPSS, namun puranti lunak lain baik yang gratis maupun berlisensi juga tersedia. Membeli software statistik bukanlah sesuatu yang mahal manakala dibandingkan dengan manfaatnya. Piranti lunak statistik semakin mudah dipelajari. Juga semakin lengkap fitur-fiturnya. Sehingga berbagai kebutuhan peneliti bisa dibantu dengan komputasi yang memadai.
Memahami Konsep Dasar Uji Statistik
Berangkat dari permasalahan penelitian, kita bisa merumuskan hipotesis. Walaupun tidak semua penelitian memliki hipotesis, misalnya pada penelitian deskriptif. Ada 3 hal yang terlihat dari hipotesis yaitu jenis penelitian (komparatif atau asosiatif), jumlah variabel, dan tipe data atau skala pengukuran yang dipakai dalam varaibel tersebut.
Dengan memahami 3 hal tersebut kita memiliki modal awal untuk menentukan uji statistik yang akan kita gunakan dalam penelitian. Tentu saja terkadang ada perbedaan antara satu peneliti dengan peneliti lain terhadap persoalan yang sama.. Hal yang terpenting harus difahami adalah statistik sebagai alat bantu, peneliti sendiri yang akan memberi makna terhadap hasil analisis penelitian tersebut.
- Misalnya dalam tebel berikut ini :
- Varibel Terikat
- Variabel Bebas
- Kategoris
- Kontinum
- Kategoris
- Chi Square
- t-test, ANOVA
- Kontinum
- LDA, QDA
- Regresi
Tabel di atas secara sederhana memberi gambaran tentang piihan uji statistik. Misalnya variabel bebasnya Ras dan variabel terikatnya Warna Mata, maka dua-duanya kategoris sehingga kita gunakan Uji Chi Square.
Bila variabel bebasnya Jenis Kelamin dan variabel terikatnya nilai ujian, kita gunakan t-tset atau ANOVA. Bila Variabel Bebasnya kategoris dan Variabel Terikatnya Kontinum, biasanya penelitiannya akan membandingkan data alias bersifat komparatif.
Sementara bila variabel bebasnya nilai fisika dan variabel terikatnya nilai matematika, kita gunakan regresi. Dua variabel kontinum biasanya dicari hubungannya alias bersifat asosiatif. Korelasi dan regresi hampir sama, hanya regresi lebih bersifat prediktif untuk melihat hubungan antar variabel di masa depan. Misalnya untuk memperkirakan dampak biaya promosi terhadap penjualan pada bukan atau tahun berikutnya.
Dan bila variabel bebasnya diameter piston dan variabel terikatnya jenis mesin kita gunakan Linear Deteminant Analysis atau Quadratic Determinant Analysis. Uji LDA dan QDA ini akan dibahas dalam artikel tersendiri.