Sistem kolaborasi bisa diterapkan disemua lini hingga politik pun rasanya bisa. Kenapa tidak? bosan dengan politik kotor saling menjatuhkan. Sudah pusing rasanya membaca berita tentang perebutan kekuasaan. Saling tuding, saling menjelekan, saling menyakiti dan akhirnya saling benci.
Mungkin suatu saat nanti prinsip ini bisa kita gunakan dalam menentukan siap presiden siapa anggota DPR, siapa gubernur siapa pemimpin daerah. Untuk merubah platformnya mungkin sangat sulit karena kita negara demokrasi yang sudah diatur dalam undang-undang segala tata cara kenegaraan. Tapi prinsip kolaborasi bisa tetap ditanamkan. Bersama-sama, untuk memenuhi kepentingan bersama. Tidak perlu ada yang jadi korban, tidak ada kalah menang, nomor 1 atau nomor dua. Itu hanya proses demokrasi. Soal bekerja ya tetap harus bersama-sama.
Mungkin jika prinsip itu berjalan, pengangguran pun akan banyak berkurang, karena pandangan akan sukses dan berhasil sudah berubah. Yang sukses atau yang berhasil bukan lagi yang nomor satu, tapi yang bisa memaksimalkan apa yang menjadi keinginnannya. Semoga suatu saat nanti banyak yang memiliki cita-cita jadi petani, nelayan, pengemudi, tukang bangunan. Karena semuanya memang dibutuhkan kok di dunia ini. Stigmanya semoga bisa berubah. Agar hidup tidak lagi saling sikut dan kompetis. Kita harus bisa saling mengisi. Siapkah kita menyiapkan Avenger jika thanos datang dan menghapus separuh populasi. Apakah itu yang ditunggu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H