4. Keramahan dan keluwesan antar sejawat
Menjadi orang asing di suatu lingkungan baru, bahkan negara baru yang tidak pernah dikunjungi sebelumnya, merupakan suatu hal yang mendebarkan bagi saya. Saya takut tidak diterima dengan baik, bahkan takut tidak akan dipedulikan karena menjadi beban tambahan bagi para dokter yang sudah memiliki tugas merawat pasien. Ternyata, segala prasangka saya ini tidak terbukti! Para dokter, perawat, dan tenaga medis lain sangat ramah kepada saya! Saya merasa diterima.
Tidak hanya kepada saya, saya mengamati bahwa lingkungan kerja di Denmark sangat hangat. Tidak ada gap antara perawat, residen, dokter senior, bahkan profesor.
Mereka menganggap satu sama lain adalah mitra kerja yang harus dihargai. Setiap orang bebas mengemukakan pendapatnya. Seorang profesor bahkan tidak segan-segan menyiapkan kopi pada saat morning report, serta mencuci gelas-gelas yang sudah dipakai. Saat saya mengajak selfie pun, para dokter ikut tertawa dan bercanda dengan saya.
* * *
Begitulah pengalaman saya menjadi mahasiswa pertukaran pelajar, atau dokter muda, di Aarhus Universitetshospitaldi Denmark. Menjadi dokter bukan merupakan pilihan yang mudah. Hampir di seluruh bagian di dunia, untuk masuk menjadi mahasiswa kedokteran saja merupakan hal yang sangat sulit.
Pendidikannya panjang dan menguras tenaga, hati, pikiran, juga uang. Tujuan dari menjadi dokter sendiri tidak dapat dipungkiri berujung untuk menolong orang lain sesama manusia. Oleh karena itu, tentu saya berharap dokter di negara ini bisa lebih dihargai. Saya berharap, kelak teman-teman sejawat saya (dan saya sendiri tentunya) dapat merasakan betapa menyenangkannya menjadi dokter di Indonesia, seperti apa yang saya rasakan di Denmark.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H